Lomba Religi pada Haul Kyai Masyhuri, Diikuti Sejumlah Paud hingga SMP Negeri

.-

Sejumlah lembaga mulai dari , TK, hingga SMP yang berada di Kecamatan mengikuti lomba Religi yang digelar oleh panitia Haul Masyhuri yang ke-28 di Desa Karanganyar sejak tanggal 21 hingga 23 Februari 2024.

Adapun lomba yang dilaksanakan pada sore hari selama tiga hari itu meliputi, lomba hafalan do'a, lomba membaca Juz Ama, dan Lomba Adzan untuk tingkat SMP sederajat.

Kepala SD Negeri 1 Karanganyar Siti Ngatmi mengatakan, begitu menerima informasi berupa surat pemberitahuan, pihaknya langsung merespon dengan menugaskan para guru untuk melakukan bimbingan kepada para siswa. “Kami merasa senang karena dilibatkan dalam lomba religi di desa ini,” katanya.

Baca Juga:  Jelang Desember DPUPR Baru Serap Anggaran 22 Persen, Dipastikan Akan Banyak Proyek Infrastuktur Tahun 2022 yang Tidak Terbayar

Ungkapan senada juga disampaikan oleh Kepala SD Negeri 2 Karanganyar Sukristiono. Pihaknya merasa mendapat kehormatan karena selama ini jarang sekali sekolah formal mendapatkan kesempatan untuk mengikuti lomba pada acara haul setiap tahunnya. “Selama ini yang terlibat dalam lomba religi adalah para santri Madin,” ujarnya.

Yang menarik, TK Muslimat yang ada di desa itu juga mengikuti kegiatan lomba tersebut. “Kebetulan panitia juga menyiapkan jenis lomba yang sesuai dengan TK, jadi ya kami ikut lomba tersebut,” kata Munarmi, kepala TK Muslimat Karanganyar.

Tak ketinggalan, PAUD Kasih Bunda yang merupakan kelompok bermain milik desa setempat, juga tampak antusias mengikuti lomba-lomba yang disiapkan oleh panitia. Bahkan, salah seorang guru PAUD tidak sungkan menanyakan tata cara lomba kepada panitia ketika merasa belum jelas.

Baca Juga:  Komitmen Prioritaskan Tenaga Lokal, Ratusan Warga Jiken-Blora Dukung Berdirinya Pabrik Kapur

“Kemarin kami tanya kepada panitia bagaimana kriteria do'a-do'a yang dilombakan, bebas apa ditentukan,” kata Rukayah salah seorang guru PAUD.

Arief Syarifuddin selaku sekretaris panitia Haul Kyai Masyhuri yang ke-28 mengatakan, tahun ini pihaknya sengaja melibatkan sekolah formal mengingat potensi pelajaran agama di sekolah negeri mengalami kemajuan.

“Sekolah negeri sekarang pendidikan agamanya mengalami kemajuan. Apa lagi rata-rata siswanya juga mengaji di Madin atau TPQ pada sore hari,” jelas Arief. (*)