PATI.-
Bertempat di Balai Desa Jontro Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati, beberapa warga bermaksud menemui Kades setempat untuk minta penjelasan dan klarifikasi terkait bantuan beras yang mestinya mereka terima, Jumat (22/3/2024). Namun warga kecewa karena belum mendapatkan jawaban yang jelas dari perangkat desa maupun Kades.
Adalah Didik Nurwahyudi, dan Erika Ariyati Dewi, keduanya warga RT 004 RW 003 Desa Jontro. Menurut Erika, mestinya dia dapat bantuan beras pada Januari dan Februari sebesar 10 kg setiap bulannya hingga enam bulan kedepan. Kenyataannya, beras yang semestinya menjadi haknya kini berpindah tangan ke orang lain tanpa sepengetahuan dan seijin dia. “Ini jelas merampas hak saya, Mas,” tuturnya kepada awak media.
Berbeda dengan Erika, Didik Nurwahyudi, yang namanya tercantum sebagai penerima bantuan, namun tidak mendapatkan undangan atau kupon pengambilan beras dari Kantor Pos. “Lalu siapa yang mengambil dan siapa yang mengalihkan hak saya ke orang lain?” tukas Didik dengan nada kesal.
Sementara itu Kades Jontro Rahmad Wahyudi menjelaskan, bahwa dirinya tidak pernah melakukan pengalihan hak/ mencoret nama-nama yang mendapat bantuan pangan tersebut karena pada tahap pertama pencairan dirinya berada di Jakarta (mengikuti demo Kades). “Yang menyalurkan adalah perangkat desa atau Kring masing-masing perangkat di wilayah kerjanya,” ujar Kades didampingi perangkat dan Bhabinkamtibmas.
Menurut Kades, untuk nama-nama yang semestinya mendapatkan bantuan namun terpaksa dialihkan, bahwa sesuai petunjuk Kantor Pos hal itu boleh dilakukan dengan beberapa kriteria diantaranya, meninggal dunia, sudah mendapatkan bantuan dari DD,ADD, pindah domisili atau dirasa sudah mampu,tegasnya.
“Kami melangkah atas petunjuk dari Kantor Pos, bahkan data penerima sudah kami kirim ke Kantor Pos Wedarijaksa,” imbuhnya.
Berbeda dengan apa yang disampaikan oleh salah seorang perangkat desa, bahwa penggantian atau pengalihan bantuan diduga kuat mengandung unsur suka dan tidak suka sebagai imbas pencalonan atau bahkan pencitraan Kades karena yang bersangkutan akan maju lagi sebagai kepala desa. “Hal itu dilakukan untuk menarik simpati warga supaya dirinya dapat terpilih kembali menjadi Kades,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Cabang Kantor Pos Wedarijaksa, Totok mengaku data yang diberikan oleh Kades Jontro kurang lengkap, sehingga menyulitkan pihaknya. Ketika diminta data siapa saja yang diganti selalu mundur dari waktu yang disepakati. “Desa lain tidak ada kendala,semua lancar dan tidak ada masalah,” paparnya. (*)