Minim Kehadiran Karena Sarat Kepentingan, Akhirnya Paripurna Dewan Alami Penundaan

BOJONEGORO;

Bojonegoro kembali suguhkan tontonan yang menggelitik, rapat paripurna laporan pertanggungjawaban (LPJ), dan penyampaian pendapat akhir fraksi terkait Pendapatan dan Belanja Daerah () 2022 serta penetapan perubahan propemperda ditunda, Selasa (06/07/2022).

Hal itu sudah dapat ditebak sebelumnya, karena sejak pagi hilir mudik wakil rakyat itu tidak seperti biasanya. Bahkan, dari eksekutif sendiri hanya tampak segelintir SKPD yang hadir dan tanda tanggan terus balik lagi.

Jam menunjukan pukul 14.00, ruang paripurna DPRD Bojonegoro masih terasa seperti persemayaman , hening nyaris tak berpenghuni. Hanya terlihat staf sekwan kesana kemari menenteng daftar hadir. Akhirnya, 16.15 paripurna digelar, terkesan dipaksakan dan yang penting pertunjukan digelar, tanpa penonton, tanpa dagangan para penjual yang biasanya menyuguhkan sajian.

Ruangan paripurna lantai dua yang selama disakralkan, hanya dipenuhi putar tanpa tuan. Didepan tampak Abdulloh Umar sang ketua yang duduk sendirian, seakan sedang pisah ranjang dengan para permaisurinya (para wakil ketua, red) Indonesia Raya dikumandangkan, bukan gempita perjuangan yang dirasakan, melainkan ratapan kehilangan. Anggota Dewan yang hadir bisa dihitung dengan jari tangan. Sungguh sebuah tontonan yang sarat kepentingan. Sandiwara yang miskin narasi.

Baca Juga:  Pemdes Ketileng Bojonegoro Gelar Musdes Penyusunan RKP Desa Tahun 2023

Sesuai yang dilaporkan Sekretaris DPRD Bojonegoro, Edy Susanto bahwa anggota dewan yang hadir baru 25 orang (merujuk pada lembar daftar hadir yang sudah dibubuhi tanda tangan) tapi hasil pantauan korandiva.co jumlah yang tanda tangan kehadiran berbanding terbalik dengan yang ada diruang paripurna. “Anggota DPRD Bojonegoro dari 50, yang hadir 25 orang,” terangnya dalam penyampaian laporan di forum.

Ketua DPRD Bojonegoro, Abdullah Umar membuka sidang hingga tiga kali, perpanjangan waktu sidang dua kali, dari sepuluh menit lantas lima menit, tidak ada tanda tanda para anggotanya memasuki ruangan. Kebingungan dan kekalutan tampak pada Umar, panggilan akrabnya. Tapi tidak tahu harus berbuat apa, karena memang ketua DPRD Bojonegoro saat ini, hanya mengesankan semangat muda belaka.

Baca Juga:  Kawasan Jalan Kartini, Jadi Sentra Kuliner Warga Kota Bojonegoro

Ketika korandiva.co mengkonfirmasi kepada salah satu anggota dewan yang tidak mau disebutkan namanya yang hadir sore itu mengatakan,” ini wujud kegagalan komunikasi ketua dewan kepada fraksi, jadi paripurna hanya digelar untuk seremonial saja. Ketika komunikasi tidak mampu dijalin berdasarkan kepentingan yang saling beririsan, maka yang terjadi adalah pertunjukan tanpa penonton, karena yang disuguhkan hal yang monoton,” ungkapnya.
Dengan melihat situasi yang ada, rapat paripurna dirasa tidak kuorum, akhirnya ketua dewan menyampaikan penundaan tiga hari kedepan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *