Candi Sewu Ternyata Hanya 249 Candi

Sewu berada di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. termasuk Taman Purbakala Nasional (Tampurnas) Prambanan. Memang dari candi Prambanan tidak jauh sekitar 2,5 km ke arah utara. Diantara candi Prambanan ke candi Sewu masih ada dua candi, yaitu candi Lumbung dan candi Bubrah. Dari Prambanan ke candi Sewu bisa ditempuh dengan kaki atau naik andhong , atau kereta wisata.

Candi ini aslinya sesuai dengan parasasti yang ditemukan berangka Tahun 792 M bernama candi Manjusrigrha, artinya rumah Dewa Masjusri, nama salah satu Budisatwa dalam ajaran Agama Budha. Jadi, Candi Sewu bercorak Budha sedang Candi Prambanan bercorak Hindu. Komplek Candi Sewu, berukuran 185 M x 165 meter, dikelilingi pagar tembok dari batu.

*Hanya 249 Candi

Meski namanya Candi Sewu ternyata jumlahnya tidak sampai 1.000 buah. Karena banyaknya, orang dahulu agar mudah menyebutnya candi seribu. Sama halnya dengan bangunan gedung Lawang Sewu di pusat Kota , jumlahnya pintunya juga tidak sampai 1.000 buah, tetapi hanya 928 buah.

Ada lagi Gunung Sewu, gunung kecil-kecil yang tersebar dari Kabupaten Gunung Kidul, Wonogiri sampai . Bisa jadi jumlahnya lebih atau kurang, sebab belum pernah ada yang menghitung secara teliti. Ya karena banyaknya dan sulitnya menghitung, maka disebutlah Gunung Sewu.

Baca Juga:  Jaga Tradisi Leluhur, Pemdes Gagaan Gelar Acara Sedekah Bumi

Di Pacitan ada yang disebut Luweng Sewu berupa goa-goa kecil di sepanjang lereng tebing gamping mulai Pantai Barehan sampai di dukuh Padsi, Kecamatan Kebonagung. Dan Kota Pacitan juga mendeklarasikan sebagai Kota Seribu Goa, karena banyaknya goa-goa di sepanjang Pantai Selatan Kabupaten Pacitan.

Demikian juga Candi Sewu, berapa jumlah sebenarnya. Ternyata Candi Sewu hanya berjumlah 249 buah yang terdiri dari candi induk, candi perwara dan pengapit candi (pengiring). Candi Induk satu (1) dikelilingi candi perwara 4 lapis, lapisan ke 1 sebanyak 88, lapis kedua 80 buah, lapis ketiga sebanyak 44 dan lapis ke empat sebanyak 28 buah, sehingga jumlah candi perwara 240 buah dan candi pengapit 8 buah. Jadilah semua jumlahnya 249 buah bangunan candi.

Candi Sewu berpintu 4 yang utama dari timur yang menandakan Candi Sewu menghadap ke timur. Kemudian pintu lainnya di Selatan, Barat dan Utara, yang setiap pintu ada dua Patung Dwarapala besar berhadap-hadapan ukuran 2,285 meter dengan tempat duduk empat persegi setinggi 1,11 meter. Patung Dwarapala ini ditemukan dalam keadaan terkubur tanah.

*Siapa yang membangun?

Raja siapa yang membangun Candi Sewu sampai sekarang belum ditemukan prasasti yang menyebutkan, dan para ahli purbakala/ pun belum ada titik temu pendapat. Bersadarkan prasasti yang ditemukan tahun 1960 M yang berangka Tahun 714 S atau 792 M, para ahli memperkirakan Candi Sewu dibangun Tahun 782-792 M pada masa pemerintahan Raja Panangkaran (746-784) diteruskan raja Rakai Panaraban, dari Mataram. Kemudian pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan dari dinasti Sanjaya yang menikah dengan Pramodhawardhani yang beragama Budha, Candi Sewu diperluas.

Baca Juga:  Acara Sedekah Bumi, Desa Trembul-Ngawen Adakan Karnaval

Mengingat luasnya bangunan, bisa jadi Candi Sewu merupakan bangunan kerajaan (negara) sebagai pusat pemujaan agama Budha. Hiasan atau relief-relief dinding candi juga berbeda dengan candi yang lain. Candi-candi lain, seperti candi Borobudur, candi Jago, Candi Penataran, dan lain-lain, relief dinding candi banyak mengan-dung ceritera. Tetapi di Candi Sewu tidak. Berbagai relief seperti bunga, jambangan, kala, penari, lentera, arca singa, arca garuda dan lain-lain, yang satu sama lainnya tidak ada kaitan ceritera.

Candi Sewu yang ditemukan dalam keadaan reruntuhan, sekarang sudah dapat dilihat sebagian besar, setelah diadakan pemugaran sejak Tahun 1981-1993 dieruskan Tahun 2006, sampai sekarang terus dilakukan penyempurnaan. Candi Sewu merupakan candi Budha terbesar di Indonesia setelah Candi Borobudur.

Silahkan untuk berwisata ke Candi Sewu, terutama yang wisata ke Prambanan jangan lupa melanjutkan ke Candi Sewu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *