Bongkahan Batu Sejarah Era Mataram Islam Ditemukan Berserakan di Desa Pohgading, Pati

.-

Sebuah struktur bangunan dari batu bata merah yang diduga peninggalan mataram Islam ditemukan di area tegal / perkebunan ketela pohon di Desa Pohgading Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati. peninggalan itu diduga kuat masih satu rangkaian tertimbun tanah karena ada beberapa bata merah kuno berserakan di atas lahan.

Struktur bangunan dari batu bata kuno ini ditemukan oleh sejumlah warga di area lahan perkebunan ketela pohon di Desa Pohgading. Batu bata merah yang memiliki panjang 30 centimeter dan lebar 20 centimeter ini banyak berserakan di atas tanah dan kebanyakan ada yang sudah patah. Pasalnya, dulu lahan tersebut pernah dikeruk dengan alat berat.

Baca Juga:  Karnaval Budaya Kecamatan Kradenan, Kades Mendenrejo dan Istri Tampil sebagai Arjuna dan Srikandi

Warga setempat, Dharyono kepada wartawqan mengatakan, sebenarnya keluarga Abdul Wakid selaku pemilik lahan sudah mengetahui kalau yang terpendam di lahan tanahnya terdapat peninggalan sejarah.

Lahan tersebut pernah dicakruk pakai alat berat sehingga bata merah kuno yang diduga peninggalan era kerajaan Mataram Islam itu sampai ada beberapa yang rusak.

“Beberapa struktur bata merah banyak berserakan di atas tanah, dan pemilik tanah tidak ada upaya untuk melaporkan kepada dinas terkait bahkan ke agar diteliti lebih lanjut,” ujar Dharyono, Jumat (27/5/2022).

“Jika memang ada peninggalan sejarah era kerajaan masyarakat berharap pemerintah daerah ikut serta membantu untuk melestarikan yang ditemukan di Desa Pohgading,” tambahnya.

Baca Juga:  Tahun Politik, Bambang Sulistya: Pentingnya Menjaga Mulut

Sementara Dinas dan Kebudayaan Kota Pati belum mengetahui temuan tersebut.

“Diduga kuat struktur batu bata merah tersebut merupakan peninggalan era kerajaan Mataram Islam. Pasalnya, ketika dilihat beberapa sepuh di Pati terdapat makamnya Raden Prawino Negoro juga,” papar Dharyono.

Belum diketahui pasti bentuk dari bangunan tersebut, namun dalam waktu dekat tim dan beberapa warga berencan aakan menemui Balai Pelestarian Cagar Tengah agar bisa meneliti temuan bangunan bersejarah itu secara langsung.

“Selain struktur batu bata kuno, sebelumnya para warga juga menemukan sejumlah benda bersejarah seperti batu besar dan kuno di atas puncak Gunung Punjul,” pungkas Dharyono. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *