Jual Tebon dan Rumput Gajah, Usaha yang Menjanjikan di Blora

.-

Banyaknya pedagang sapi di Hewan Ponan, Blora, dimanfaatkan sejumlah warga di Desa Tegalgunung Kelurahan Tegalgunung, Kecamatan Blora untuk berdagang pakan sapi. Mereka yang tinggal di depan pasar hewan itu menjajakkan tebon (batang tanaman jagung) dan rumput gajah di pelataran rumahnya.

Mbah Wiji yang sudah bertahun-tahun menekuni usaha jual tebon dan rumput gajah untuk pakan ternak sapi di sekitar Pasar Ponan mengungkapkan di kawasan itu banyak sapi dan kambing, karenanya ia menyediakan aneka kebutuhan pakannya.

Bahkan menurut Mbah Wiji, mayoritas peternak lebih senang membeli pakan untuk ternaknya ketimbang mencari sendiri karena mereka bisa melakukan aktivitas yang lain.

Baca Juga:  Sesarengan Naik Pesawat

”Warga di sini mayoritas peternak. Kalaupun kerja lain, kegiatan sampingannya juga beternak. Zaman sekarang  jarang orang cari rumput, rata- rata beli,” ucapnya, Rabu (06/04/22).

Menurutnya, hasil jual tebonnya per hari cukup menjanjikan dibanding jadi kuli. Per hari ia bisa menjual 100 sampai 300 ikat tebon, harga per ikatnya Rp.10 ribu.

”Tergantung, sehari rata-rata terjual 100 hingga 300, dan bahkan pernah 500 ikat. dan Allhamdulilah keuntungannya cukup besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.

Warga Desa Tegalgunung mayoritas jagung dan menjual hasil panennya ke pasar itu mengaku masih membutuhkan perhatian dari pemerintah terkait permodalan. 

”Misalkan ada dana yang bunganya ringan, kita bisa ambil untuk tambahan modal,” harapnya.

Baca Juga:  Peringati Hari Pahlawan Tahun 2022, Polres Blora Gelar Upacara di Halaman Mapolres

Terpisah, Sardji yang merupakan peternak asal Dusun Gosten Kelurahan Jepangrejo, Kecamatan Blora, mengaku mengandalkan pakan ternak yang dibelinya dari para pemasok seperti Mbah Wiji. Menurutnya di musim penghujan maupun kemarau, stok pakan ternaknya selalu habis.

“Menantu saya juga sering berlangganan ke Mbah Wiji, hampir tiap hari bawa 2 – 5 ikat tebon dan rumput gajah. Maklum kami sebagian besar pekerja larut. Sehingga mau tidak mau kami harus beli pakan ternak,” jelasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *