Senyum Itu Ibadah Mudah dan Murah

MENCUPLIK dialog antara Nabi Musa AS dengan Allah SWT sebagaimana ditulis oleh Imam Ghazali dalam kitabnya, Muka Syafatul Qulub. Dalam kisahnya, Nabi Musa pernah bertanya kepada Allah SWT, “Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah yang Engkau perintahkan. Manakah di antara ibadahku yang Engkau senangi. Apakah Shalatku?”

Kemudian Allah SWT menjawab, “Shalatmu hanya untukmu sendiri, karena shalat membuat engkau terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar”.

Kemudian Nabi Musa AS bertanya lagi kepada Allah SWT, “Apakah dzikirku?”

Lalu Allah SWT menjawab, “Dzikirmu itu untuk dirimu sendiri. Karena Dzikir membuat hatimu tenang.”

Nabi Musa AS masih penasaran dan bertanya,”Apakah puasaku?”

Kemudian Allah SWT menjawab, “Puasamu itu hanya untukmu saja, karena melatih diri dan mengekang hawa nafsu.”

“Lalu ibadah apa yang membuat Engkau senang Ya Allah,” tanya Nabi Musa AS.

Kemudian Allah SWT menjawab, “Sedekah. Tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang kesusahan dengan sedekah, sesungguhnya aku berada di sampingnya”

Dialog antara Nabi Musa AS dan Allah SWT menunjukkan kepada kita semua, bahwa ibadah-ibadah seperti shalat, dzikir dan puasa belum tentu membuat Allah SWT senang kepada kita, walaupun ibadah tersebut sangat tinggi nilai pahalanya.

Baca Juga:  Hujan Deras, 3 warga Candi-Todanan Hanyut

Mengapa demikian. Karena ibadah-ibadah tersebut hanya berdampak pada diri manusia itu sendiri dan tidak berdampak kepada orang lain.

Apabila setiap perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang bisa bermanfaat bagi orang lain dapat dimaknahi sebagai suatu ibadah, maka senyum itu merupakan ibadah yang paling mudah dan murah.

Di sisi lain, SENYUM dapat juga dijadikan sebuah akronim yang merupakan langkah-langkah atau upaya menumbuhkan kepekaan .

(S)-Sedekah, jadikan kebutuhan hidup sehari-hari dalam kehidupan di masyarakat bukan sekedar slogan yang ditebarkan.

Sebagaimana di dalam QS. Ali Imron 133-134, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan kesalahan orang. Allah menyukai orang orang yang berbuat kebajikan.

(E)-Emosi yang selalu terkendali dengan iktiar minum Jamu Jati Kendi (Jaga Mulut, Jaga Hati dan Kendalikan Diri).

Langkah positif yang dapat diaplikasikan kita semua agar memotivasi dan menggaungkan di masyarakat untuk melaksanakan puasa sunah Senin Kamis.

Berikutnya, (N) – Niat baik yang selalu mendasari setiap perbuatan dan aktivitas yang dilakukan di masyarakat.

Niat baik itu positif yang sangat bermanfaat kepada kehidupan.Bahkan ada ungkapan jika hati senantiasa berniat baik Allah SWT akan mempertemukan dengan hal yang baik, orang yang baik, tempat yang baik, rejeki yang barokah, yang amanah dan kesempatan berbuat baik.

Baca Juga:  Ada Proyek Siluman di Cepu, Katanya Milik “Bu Mega”

(Y)-Yakinkan pada diri sendiri menjadi pendengar yang baik dalam setiap berkomunikasi dengan orang lain.

Mau berusaha mengerti dan memahami perasaan lawan bicara. Apalagi mau jadi “tong sampah” tempat menampung curhatan, keluhan dan tempat mengadu.

Selanjutnya, (U)-Usaha untuk selalu belajar bersyukur kapan saja dimanapun berada.

Momen yang sangat tepat bila saat ini mengintensifkan belajar bersyukur.Karena siapapun yang pandai bersyukur maka nikmat dan rejeki akan dilimpahkan olehNya.

Sedangkan (M) – Mencoba peduli pada lingkungan dimanapun kita berada.

Sehingga tepat kiranya di masa COVID-19 saat ini mengamalkan anjuran Gubernur Jateng Jogo Tonggo di lingkungan kehidupan kita.

Ada sebait ; “Burung Merpati ada di Taman Perumnas. Mari kita peduli dan berbagi untuk menciptakan kepekaan sosial dan solidaritas.”

Semoga pembaca akan mendapat rezeki yang barokah dan berlimpah serta selalu memperoleh pertolongan dari Allah Yang Maha Kuasa.

***

Penulis adalah: Ketua , dan juga Mantan Sekda .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *