BLORA.-
Minimnya pendanaan dari APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) dan keterbatasan kapasitas dan kompetensi operator (pengurus) menjadi faktor utama penyebab lemahnya mayoritas BUMDes di Kecamatan Blora.
Hal itu seperti disampaikan Camat Blora Drs. Bambang Sugiatno, MM ketika ditemui di kantornya pada hari Senin tanggal 14 Agustus 2023. Menurut pria yang pernah menjabat Camat Cepu ini, di Kecamatan Blora yang terdiri 16 desa sekarang ini mempunyai BUMDes dengan status (kategori); maju, berkembang, dan butuh pendampingan.
Desa Ngampel BUMDesnya masuk kategori maju karena pernah juara nasional. Walaupun kontribusi APBDesnya minim untuk pengembangan BUMDes, namun pengurusnya mampu membangun komunikasi yang baik dan intens sehingga bisa mendapatkan pendanaan melalui CSR (corporate sosial responsibility) dari PT. Semen Indonesia dan PT. Bank Rakyat Indonesia.
“Pengurusnya bertanggungjawab terhadap dana yang telah diterima sehingga mendapatkan respon yang sangat baik dari donatur,” ujar Bambang.
Sedangkan BUMDes di Desa Tempuran, atas peran serta Camat Blora, sekarang didampingi oleh DEWISNU (Desa Wisata Nusantara).
Terhadap mayoritas BUMDes yang dalam status berkembang dan butuh pendampingan, pihak kecamatan melakukan upaya pendampingan dalam rapat-rapat dan musyawarah di tingkat desa.
“Kami mengajak beberapa desa untuk study banding ke desa-desa yang BUMDesnya sangat maju dan mampu memberi warna bagi kebangkitan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa,” pungkasnya. (*)