Korandiva-BLORA.– Sejumlah warga Desa Kawengan menggelar audiensi pada Jumat (11/7) pukul 14.00 WIB di Balai Desa Kawengan guna menyampaikan keluhan terkait keberadaan kandang ayam yang terletak di tengah permukiman padat penduduk.
Audiensi ini dihadiri oleh Kepala Desa Kawengan, perwakilan Kecamatan Jepon, Satpol PP, Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4), serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora.
Galih, salah satu warga yang tinggal hanya sekitar 10 meter dari kandang ayam tersebut, mengungkapkan keresahannya. Menurutnya, bau menyengat dari kandang sangat mengganggu kenyamanan dan berdampak pada kesehatan keluarganya.
“Anak saya yang masih balita terkena pneumonia, dan kami menduga ini ada kaitannya dengan udara yang tercemar,” ujarnya. Ia juga menyebutkan bahwa saat musim hujan, jumlah lalat meningkat drastis.
Namun, pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari Jalu, pemilik kandang ayam. Ia membantah bahwa keberadaan kandang telah menimbulkan gangguan sebagaimana yang dilaporkan.
“Sebenarnya tidak seperti yang disampaikan itu. Soal lalat, saya rasa tidak ada masalah. Tidak ada lalat berlebihan seperti yang dikatakan,” jelas Jalu.
Terkait bau, ia menegaskan bahwa kebersihan kandang dijaga secara rutin. “Bau memang ada, tapi tidak sampai menyengat atau mengganggu seperti yang dikeluhkan. Kami sudah berupaya menjaga agar tidak menimbulkan masalah bagi warga sekitar,” tambahnya.
Jalu juga menanggapi soal penyakit anak yang dikaitkan dengan lingkungan sekitar kandang. “Setahu saya, anak tersebut memang punya riwayat penyakit bawaan, yaitu kelainan jantung sejak lahir, bukan karena bau kandang,” terangnya.
Kepala Desa Kawengan, dalam audiensi tersebut, menyampaikan bahwa pihak desa akan menampung semua aspirasi dan memastikan permasalahan ini ditindaklanjuti secara bijak dan berimbang.
“Kami menerima semua masukan dari warga maupun dari pihak pemilik kandang. Pemerintah desa akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan kajian lapangan. Tujuannya agar ada solusi terbaik, tanpa merugikan salah satu pihak,” ujar Kepala Desa.
Audiensi ini diharapkan menjadi langkah awal penanganan persoalan lingkungan secara menyeluruh, dengan mempertimbangkan seluruh sudut pandang secara adil, agar tercipta harmoni antara aktivitas ekonomi dan kenyamanan warga. (*)