“Rp 205 miliar untuk pembiayaan proyek infrastruktur, sedangkan Rp 10 miliar sebagai dana likuiditas yang bisa digunakan Pemkab dalam kondisi mendesak,” ujar Djoko Sabiyanto, pemimpin Bank Jateng Cabang Blora.
***
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora resmi menerima pencairan pinjaman daerah dari Bank Jateng senilai Rp 215 miliar. Dana tersebut akan dicairkan secara bertahap sepanjang Tahun Anggaran 2025.
Pemimpin Bank Jateng Cabang Blora, Djoko Sabiyanto, menjelaskan,bahwa pencairan dana disesuaikan dengan progres pelaksanaan proyek. “Pencairan dilakukan bertahap. Disesuaikan dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan,” katanya.
Menurutnya, dana infrastruktur hanya berlaku untuk Tahun Anggaran 2025. Jika tidak terserap hingga akhir tahun, maka tidak bisa digunakan kembali di tahun anggaran selanjutnya. “Pencairan hanya berlaku untuk tahun ini saja,” tandasnya.
Pinjaman tersebut memiliki masa tempo selama empat tahun. Namun, sesuai ketentuan, pengajuan pinjaman harus mengikuti sisa masa jabatan kepala daerah. Jika masa jabatan tersisa dua tahun, maka tenor pinjaman maksimal juga dua tahun.
“Pinjaman harus selaras dengan masa jabatan bupati. Tidak bisa pinjam melebihi sisa waktu kepemimpinan,” jelas Djoko.
Mengenai sistem pembayaran, bunga pinjaman dihitung bulanan, namun pelunasan pokok dan bunga menyesuaikan kemampuan fiskal daerah. “Pembayaran tidak harus setiap bulan, bisa disesuaikan kemampuan keuangan daerah,” ujarnya.
Ini merupakan kali kedua Pemkab Blora mengajukan pinjaman ke Bank Jateng. Sebelumnya, pada tahun 2022, Pemkab Blora juga menerima pinjaman daerah sebesar Rp 150 miliar untuk keperluan pembangunan.
Sementara itu Bupati Blora, Arief Rohman mengatakan, bahwa dana pinjaman kali ini akan difokuskan untuk memperbaiki 41 ruas jalan rusak di berbagai wilayah Blora. Ia menargetkan pembangunan dimulai pertengahan 2025. “Proses perencanaannya sudah selesai, dan akan segera masuk tahap lelang,” ujarnya.
Menurut Arief, pembangunan infrastruktur merupakan fokus utama pemerintahannya. Ia meyakini bahwa kualitas infrastruktur yang baik akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Arief juga menyebut, pinjaman ini merupakan langkah strategis untuk mempercepat pembangunan. “Kalau infrastrukturnya baik, ekonomi akan ikut bergerak. Ini bagian dari ikhtiar kita menjawab harapan masyarakat,” tegasnya. (*)