Debat Publik Perdana Pilkada Blora 2024, Bambang Sulistya: Masih Menyisakan Kenangan dan Harapan

Korandiva-.- Komisi Daerah (KPUD) Blora menyelenggarakan debat publik Pilkada Blora 2024 di gedung Graha Larasati dengan tema ekonomi yang berkualitas untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat Blora, Senin (4/11/2024).

Bagi peserta debat, para pendukung yang hadir dalam debat dan berbagai pihak yang menyaksikan secara langsung melaluhi siaran media elektronika dan TVRI Jawa Tengah, debat publik tersebut masih menyisakan kenangan dan harapan.

“Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya kita sudah akrab dengan aktivitas debat,” ucap Ketua Persatuan Republik Indonesia () Blora , di Blora Kamis (7/11/2024).
Hanya saja acara debat yang paling menyita perhatian warga masyarakat saat ini adalah debat menjelang , utamanya debat antar calon kandidat Bupati dan Wakil Bupati seperti kemarin pasangan calon (paslon) Bupati dan wakil Bupati nomor urut 01 (Arief Rohman dan Sri Setyorini atau ASRI) dengan paslon Bupati dan wakil Bupati nomor urut 02 (Abu Nafi dan Andika Adikrisna Gunarjo atau ABDI).

Bambang Sulistya menyebut, debat menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pembahasan atau pertukaran pendapat mengenahi suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing masing.

Sementara menurut Dr. Sunny Ummul Firdaus dari UNS yang kemarin memandu jalannya debat publik perdana Pilkada Blora 2024, mengungkapkan debat adalah kegiatan adu argumentasi, adu gagasan, adu ide antara dua pihak atau lebih, baik itu perorangan maupun kelompok dalam mendiskusikan dan memutuskan sesuatu masalah.

Baca Juga:  220 Warga Desa Medalem Ikuti Vaksinasi Dosis 1 dan 2

Bahkan ada juga menyebut debat adalah aktivitas mengajukan usul atau pendapat dan upaya untuk mempertahankan usul dan pendapat tersebut.
“Sehingga berdebat tidak hanya sekedar berbicara begitu saja tanpa dilandasi oleh data dan fakta serta yang ada. Aktivitas debat merupakan sebuah perpaduan dari keterampilan berbicara dan pengetahuan lengkap terkait topik yang akan didebatkan,” kata Bambang Sulistya yang juga mantan anggota .

“Oleh karena itu siapapun yang akan tampil dalam debat publik harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Tanpa persiapan matang dan kesiapan mental yang prima niscaya hanya akan jadi hiburan dan guyonan publik di tengah gorengan isu ,” tuturnya.

Disamping kesiapan tersebut dalam berdebat di ruang publik peserta debat harus memahami dan ditaati etika debat agar tidak jadi buah bibir masyarakat dan tidak dinilai sebagai peserta debat yang memiliki predikat kurang baik.

“Mengapa etika debat perlu ditaati karena debat berkaitan dengan banyak orang. Itu karena menjaga etika berarti menghormati seluruh orang dan menempatkan diri sebagai peserta yang siap dan layak tampil dalam debat publik. Adapun etika adu gagasan yang harus dipahami terumuskan dalam akronim DAMAI,” tuturnya.

Baca Juga:  Fathurrozi Terpilih Menjadi Ketua IPM Periode 2024/2025

Penjelasan sebagai berikut:
(D) – Dihindari dalam debat publik menggunakan kata-kata keras, kotor, caci maki, fitnah dan menyerang kekurangan secara fisik pribadi lawan yang dapat menyinggung perasaan peserta debat.
(A) – Ajukan pendapat atau argumentasi dan penilai yang dilandasi fakta dan data yang akurat. Jangan hanya memakai strategi “Asmuni” (asal muni) tanpa didukung data yang valid. Karena debat mengajarkan moral etis bahwa apa yang sudah diucapkan perlu sebuah pertanggung jawabkan.
(M) – Memegang teguh aturan dan prosedur dalam debat publik.Siap menerima pendapat orang lain sejauh pendapat tersebut memiliki argumen, dalil dan sumber yang kuat dapat dipertanggung jawabkan.
(A) – Aktivitas dalam berdebat harus siap berlapang dada menerima koreksi dan kritik bersifat membangun.Tidak boleh memaksakan kehendak bahwa pendapatnya paling benar sendiri.
(I) – Ingat niat dalam debat publik dalam rangka rangka mengemukakan kebenaran bukan untuk menunjukan kehebatan dirinya.Sehingga perlu dijaga semangat K3 : Kebersamaan, Kekeluargaan dan Kerukunan dalam menciptakan suasana kondusif di masyarakat.

“Semoga dalam pesta di Bumi Blora Mustika besok pada 27 November 2024 berjalan lancar, tertib, jujur, adil, aman dan bermartabat,” harap Bambang Sulistya yang juga mantan Sekda Blora itu. (*)