Korandiva-BLORA.- Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora terus membumikan budaya kerja C3: Cepat Tanggap, Cepat Tindak, dan Cepat Lapor. Budaya kerja ini menjadi motivasi sekaligus paradigma baru dalam pelayanan publik dan pembangunan sektor pertanian secara luas.
Kepala DP4 Blora, Ngaliman, SP., MMA., menegaskan bahwa budaya C3 merupakan prosedur tetap (protap) dan menjadi harga mati bagi keberhasilan petugas dalam melaksanakan tugas di lapangan.
Penerapan nyata budaya ini terlihat saat DP4 merespon cepat laporan dari anggota Kelompok Tani Makarti Mulyo, Dukuh Boto, Desa Sendangwungu, Kecamatan Banjarejo. Laporan menyebutkan adanya pertumbuhan tanaman yang tidak normal akibat tingkat keasaman tanah yang sangat rendah, yakni pH 3,5.
Menindaklanjuti laporan tersebut, DP4 langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak. Pada Selasa (15/7), tim gabungan melakukan pengecekan langsung ke lokasi untuk mendiagnosis kondisi tanaman. Hasilnya, ditemukan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) jenis penggerek batang padi dan wereng batang coklat dengan tingkat serangan ringan hingga sedang. Populasi penggerek mencapai 0,4 KT/m² dan wereng coklat 0,43 ekor per rumpun.
Pengendalian dilakukan di area seluas 4 hektare menggunakan pestisida Spontan 400 SL (bahan aktif dimehipo) dan Abuki 50 SL (bahan aktif imidakloprit). Kegiatan ini dikoordinasi oleh BPP Kecamatan Banjarejo dan melibatkan para PPL, POPT, serta anggota Kelompok Tani Makarti Mulyo.
Ketua kelompok, Dedy Budiarto, mengapresiasi gerak cepat DP4 dan LPHP Pati. Ia berharap langkah pengendalian ini mampu mengurangi serangan hama dan meningkatkan hasil pertanian.
“Kami mengucapkan terima kasih atas respon cepat dari dinas terkait. Ini sangat membantu petani,” ujar Dedy.
Terkait masalah keasaman tanah, Dedy juga berharap adanya solusi jangka panjang. Menyikapi hal ini, produsen pupuk organik teknologi nano asal Bali, Joko Riyadi, menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan kelompok tani di Blora.
Menurut Joko, pupuk organiknya telah terbukti mampu menetralkan keasaman tanah di berbagai wilayah Indonesia, sekaligus meningkatkan produksi pangan. Pupuk tersebut mengandung pengurai residu kimia, unsur hara makro dan mikro, humus, serta mikroba unggulan.
DP4 Blora berharap kolaborasi antara petani, pemerintah, dan pihak swasta dapat menjadi solusi terpadu untuk meningkatkan kualitas lahan dan produktivitas pertanian di daerah. (*)