Inovasi Kesehatan dan Penerapannya di Puskesmas Randublatung

Korandiva – .- Dua yang hendak diterapkan yaitu “Pendekar Mental” (Pelayanan Posyantu dengan Melek Digital), dan ILP ( Layanan Primer). Inovasi tersebut adalah pendekatan yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif & terintegrasi antar tingkatan fasilitas Pelayanan .

Pada era ILP, Posyandu dianggap sebagai garda terdepan dalam kesehatan dasar dan memiliki kedekatan dengan masyarakat. Posyandu diperuntukkan bagi seluruh sasaran siklus hidup, yaitu; ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita, usia sekolah dan remaja, serta produktif dan lanjut usia. Melalui Posyandu, layanan dasar bidang kesehatan untuk seluruh siklus hidup menjadi lebih dekat ke masyarakat.

Berdasarkan petunjuk teknis Paduan Pengelolaan Posyandu Bidang Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2023 Posyandu dalam kerangka LKD/K dilengkapi dengan tempat permanen, pengurus dan kader yang memadai, memadai serta prasarana kesehatan yang memenuhi standar peralatan Kesehatan. Untuk pencatatan dan pelaporan terdapat 6 bantu yang harus ada yaitu;
(a). Kartu bantu pemeriksaan ibu hamil, melahirkan/nifas.
(b). Kartu bantu pemeriksaan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah.
(c). Kartu bantu pemeriksaan kesehatan anak usia sekolah dan remaja.
(d). Kartu bantu pemeriksaa kesehatan usia dewasa dan lansia.
(e). Kartu/buku bantu data sasaran( nama sasaran, jumlah sasaran diwulayah Posyandu).
(f). Kartu/Buku Rekapitulasi hari buka (jumlah sasaran datang / tidak, normal / masalah, rujuk / tidak).

Baca Juga:  KKN, Mahasiswa IAIN Kudus Kunjungi Situs Jati Denok di Desa Jati Klampok

Fakta di lapangan, kegiatan posyandu masih belum mendapatkan porsi anggaran yang cukup untuk pengadaan 6 kartu tersebut. Di era serba digital saat ini, segala aspek kehidupan berkaitan erat dengan teknologi. Sejalan dengan situasi dan kondisi ini, maka bidang pelayanan kesehatan pun harus mengikuti perkembangan tersebut.

Semua komponen perlu berbenah dengan memaksimalkan teknologi IT guna mencapai efektivitas dan efisiensi sumber daya. Oleh karena itu muncul ide untuk membuat pencatan secara digital yang kami beri nama, “Pendekar Mental” (Pelayanan Posyantu dengan Melek Digital).

Inovasi ini merupakan aplikasi yang berisikan sasaran kegiatan posyandu, hasil penimbangan ibu hamil, bayi balita, anak usia sekolah dan remaja, serta dewasa lansia. Aplikasi ini bisa digunakan oleh kader di langkah ke 2 penimbangan, langkah ke 3 pencatatan dan langkah ke 4 pelayanan kesehatan.

Baca Juga:  Bupati ++

Kader di Langkah ke dua penimbangan msngisikan hasil pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar tangan dan lingkar kepala diaplikasi. Kader dilangkah ke 3 pencatatan melakukan ploting di buku KIA sesuai hasil penimbangan, lalu melakukan penilaian kesimpulan hasil penimbangan diaplikasi.

Kader dilangkah ke 4 pelayanan kesehatan melakukan skrining dan layanan lalu diisikan di aplikasi.
Hasil dari aplikasi ini bisa dikirimkan kepada pasien melalui WhatsApp sebagai pengingat.

Dengan menggunakan aplikasi ini memudahkan kader dan bidan desa untuk mendapatkan data permasalahan kesehatan setelah kegiatan posyandu.

Atas persetujuan oleh Kepala dr.Sapta Eka Putra.Promkes, dibuat oleh Rachman Ramadhana S.km. tanggal (4/6/2024). (*)