Gerakan Sego Berkat Bungkus Godong Jati dan Mengenakan Busana Samin Terbanyak di Blora, Tercatat Rekor MURI

BLORA.-

Gebyar tujuh-belasan di Blora, Jawa Tengah pada tahun ini benar-benar , , bersejarah, meriah dan berkah serta menyisakan kenangan manis yang sulit dilupakan.
Seperti pemandangan pada Rabu sore (16/8/2023), mulai depan Kantor Bupati Blora hingga Tugu Pancasilas digelar ke-78 Kemerdekaan RI dirangkaikan pemecahan Rekor MURI dengan sajian sego berkat yang dibungkus daun jati terbanyak dan pakaian terbanyak.
Hadir sebagai peserta diantaranya Bupati Blora H. Arief Rohman beserta Isteri Hj Ainia Sholichah, Wakil Bupati Hj Tri Yuli Setyowati beserta suami, Ketua HM. Dasum beserta unsur beserta isteri, seluruh perangkat OPD, serta se-.
Selain itu, kepala desa dan se Kabupaten Blora, instansi vertikal, dan berbagai elemen masyarakat tumplek blek memadati sepanjang koridor Jalan Pemuda, Kota Blora.
Pramugi Prawiro Wijoyo, Kepala Suku Samin Sedulur Sikep Sambongrejo yang hadir bersama rombongan tujuh orang dari Desa Sambongrejo Kecamatan menuturkan, bahwa pada hari itu bisa dibilang langka, unik, dan bermakna folosofis serta sangat menghibur.
“Luar biasa, peristiwa sore ini sangat bagus, dan patut diberi acungan jempol,” ucapnya, Kamis (16/8/2023).
Pramugi yang datang bertujuh bertujuan untuk memaknai peristiwa pada hari itu mengandung makna pitutur yang baik, yang akan memberi pitulungan kepada semua saja yang punya niat baik dan ikhlas.
“Semoga dengan dipakainya pakaian kesukaan masyarakat Samin oleh orang banyak dari berbagai elemen masyarakat dalam rangka tasyakuran HUT ke-78 RI ini bisa memberikan dampak positif kepada kerukunan, ketentraman, kedamaian, keberkahan dan kesejahteraan di Bumi Blora Mustika,” paparnya.


Sementara itu H. Umartono yang mantan Asisten 2 Setda Blora dan juga pernah menjadi ketua pantia penyelenggaran kegiatan Makan Ayam terbanyak di dunia dan tercatat dalam Rekor MURI pertama kali di Kabupaten Blora tahun 2007 berpendapat, bahwa kegiatan pada hari itu berdampak positif dalam mempromosikan potensi daerah dalam rangka nguri-uri .
“Termasuk untuk mengenalkan daun jati sebagai pembungkus makanan yang higinis, dan sedap serta untuk mengurangi limbah plastik,” katanya.
Disamping itu sebagai langkah nyata untuk meningkatkan rasa kekeluargaan dan kerukunan masyarakat serta sebagai wujud implementasi .
“Contoh hari ini kita bisa bertemu, ngobrol dan duduk bersama dengan berbagai elemen anak bangsa tanpa ada beban dan sekat dengan wajah ceria penuh nuansa suka cita,” ucapnya.
Sementara itu perwakilan dari MURI, Sri Widyawati menginformasikan bahwa Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang diprakarsahi oleh Jaya Suprana, berdiri 27 Januari 1990 dan memiliki sekretariat di Kawasan Perindustrian Jamu Jago, Srondol, .
Rekor Muri didirikan demi menegakkan pilar-pilar kebanggaan Nasional Bangsa Indonesia agar Bangsa Indonesia mampu dan mau menghargai karsa dan karya anak bangsa Indonesia.
Dan catatan Rekor Muri menunjukan semaraknya keragaman budaya dan berbagai potensi alam Indonesia sekaligus gelora semangat anak bangsa dalam mengukir karsa dan karya terunggul di bidang masing-masing.
Hari ini Rabu 16 Agustus 2023 dalam rangka tasyakuran HUT ke-78 RI yang dikemas Gas Desa Bumi Blora akan memberikan dua Rekor Muri, yaitu sajian sego berkat terbanyak bungkus godong jati dan mengenakan busana Samin terbanyak.
Kabupaten Blora sebelumnya juga sudah pernah mendapatkan Rekor MURI sejak tahun 2007 di antaranya meliputi makan sate ayam terbanyak, pembaca ala blora terbanyak, sponsor haji Keiklhasan terbanyak, pemilihan kepala desa serentak terbanyak, pelaksanaan pijat bersama terbanyak, penanaman penghijauan bersama terluas dan penyusun buku Ensiklopedi Blora.
Berdasarkan hasil perhitungan dari tim Muri maka diperoleh hasil bahwa sajian berkat yang dibungkus godong jati sesuai ajuan 7.800 bungkus namun realisasinya 9.640 bungkus, dan pemakaian pakaian samin dari target 4.000 orang tercapai 5.731peserta.
Dengan demikian maka Rekor MURI memutuskan untuk dianugrahkan dengan bangga kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Blora atas dua rekor MURI berupa sajian sego berkat terbanyak bungkus godong jati sejumlah 9.640 bungkus dan Mengenakan busana Samin terbanyak 5.371 orang peserta.
bersedekah di Kabupaten Blora memiliki filosofi bahwa pemberian berkat baik yang memberi maupun yang menerima akan merasa senang dan serta bisa jadi perekat persaudaraan dan kerukunan umat di masyarakat, sementara pemakaian busana samin melambangkan kesederhanaan, dan kebersahajaan dalam kehidupan.
Kemudian dalam sambutan Bupati Blora menyampaikan ungkapan bahwa antusias peserta dan masyarakat yang hadir dalam Gas desa Bumi Blora luar biasa dan memberikan suasana gayeng, meriah penuh kegembiraan.
Tasyakuran HUT ke-RI sebagai bentuk refleksi untuk memahami potensi Kabupaten Blora yang kaya akan budaya lokal yang memiliki nilai manfaat sebagai perekat untuk merajut rasa kekeluargaan dan kerukunan di masyarakat.
Tasyakuran yang diikuti oleh berbagai tokoh masyarat, alim ulama dan para pemangku kepentingan merupakan ujud dari kekompakan dan semangat kebersamaan dalam sesarengan mbangun Blora. Masyarakat Blora dikenal sebagai masyarakat yang suka bersedekah dan beramal untuk kebaikan dan kemuliaan kehidupan.
Berkali-kali Bupati Blora Arief Rohman mengingatkan kepada peserta tasyakuran agar berkat yang ada jangan kesusu di makan karena belum didoakan,beliau menyarankan tolong berkat jangan dimakan yang membawa berkat namun diberikan kepada masyarakat yang hadir.
Gus Arief sapaan Bupati Blora, juga menawarkan kepada peserta tasyakuran agar agenda seperti hari ini dimasa mendatangkan dilaksanakan dan dibudayakan lagi yang lebih gayeng dan semarak lagi bahkan digagas sebagai acara tahunan.
Secara spontanitas dijawab oleh seluruh peserta hadir dengan ucapan setuju dan diikuti tepuk tangan bersama.
Bupati memohon doa restu agar selama kepemimpinanya bisa mewujudkan Blora yang sejahtera dan berdaya saing.
Sementara itu mantan Sekda Blora yang juga Ketua Blora mengaku merasa terhibur dan bahagia ternyata kepemimpinan di Blora, ada langkah kebijakan yang akrobatik dan berdampak positif bagi kemajuan daerah.
Disamping kegiatan tasyakuran yang diagendakan dengan model seperti kemarin adalah langkah yang bijak dalam melatih aparat birokrasi menggunakan otak kanan dalam menciptakan aktivitas sebagai upaya promosi potensi daerah yang efektif, murah,menghibur dan sekaligus untuk mencipkan rasa kekeluargaan dan kerukunan bagi masyarakat di Blora Mustika.
Tampak hadir di acara itu mantan Kepala Dinkominfo Blora Sugiyono, mantan Kepala P3A Blora Indah Purwaningsih, mantan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Reni Miharti serta sejumlah mantan Blora lainnya. (*)

Baca Juga:  Perades Gagal Blora Akan Susulkan Bukti Kecurangan ke BSSN