Halalbihalal PWRI Kecamatan Todanan-Blora Diikuti Seratus Lebih Anggota

.-

Setelah dua tahun vakum akibat Covid-19, kegiatan halalbihalal kini kembali merebak dengan berbagai kreativitas dan penyelenggaraannya pun sangat beragam.
Bertempat di pendopo Kantor , pengurus Persatuan Republik Indonesia () Kecamatan Jateng menghelat acara halalbihalal, Sabtu (6/5/2023).
Acara yang diikuti lebih seratus lebih anggota dan pengurus PWRI itu juga dihadiri oleh Forkompincam Kecamatan Todanan. Suasana kekeluargaan pada hari itu semakin meriah karena dibumbui tausiah oleh Achmad Alipian, seorang penceramah yang jenaka, cerdas, motivatif dan inspiratif.
Ketua PWRI Kecamatan Todanan H. Madji Rahardjo dalam sambutannya mengajak kepada seluruh peserta yang hadir untuk selalu pandai bersyukur atas berbagai nikmat yang diberikan oleh Sang Maha Pemurah.
“Termasuk mensyukuri, hari ini kita diberi dan bisa hadir mengikuti kegiatan halalbihalal dengan semangat suka cita dan penuh rasa kekeluargaan,” katanya.
Ia mengingatkan kembali tentang perjuangan pengurus untuk mendapatkan gaji 13 pada tahun 2017 dengan melayangkan surat terbuka kepada Presiden RI Joko Widodo dan kini gaji ke 13 sudah bisa kita nikmati.
Kemudian Mbah Madji sapaan akrabnya, juga mengukapkan kiprah yang lain yang telah dilaksanakan pengurus PWRI Kabupaten, yaitu pemberian kalender PWRI 2023 secara gratis dan pemberian tersebut sudah dibudayakan lebih dari lima tahun.
Kesempatan menyalurkan bantuan paket kepada kaum duafa dari Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto yang merupakan putra terbaik di Bumi Blora Mustika sebanyak tiga kali penyaluran, dan terakhir ikut berpartisipasi menyumbang musibah bencana alam di Cianjur.
Mbah Madji memotivasi kepada para peserta, walaupun kita Wredatama namun jangan pernah lelah apalagi putus asa untuk terus berbuat baik dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun kita berada karena berbuat baik itu kebutuhan hidup yang mulia.
Sambutan diakhiri dengan yel-yel ala setiap kali mengucapkan yel-yel disambut dengan tepuk tangan tertawa dari para peserta.
Yel-yel tersebut dirumuskan dalam akronim 6A yaitu Awak , Akeh Kancane, Ati Seneng, Awet uripe, Ano gunane dan Ajeg ibadahe.
Kemudian dilanjutkan sambutan dari Todanan yang diwakili oleh Sekcam Todanan, Mugiyono. Pihaknya memberikan ucapan terimakasih atas terwujudnya kegiatan halalbihalal karena mampu menggalang kerukunan, kekeluargaan dan kebersamaan para senior yang telah banyak memberikan sumbangsih kepada Pemerintah Daerah termasuk dirinya dulu juga pernah dibina dan dibimbingnya.
Mugiyono memberi positif kepada para pengurus PWRI Kecamatan Todanan yang telah ikut mendukung dan membantu Pemerintah Daerah terutama pada saat menghadapi pandemi Covid-19 untuk ikut berpartisipasi aktif dalam menyebarluaskan penerapan 5M.
Dirinya masih sangat berharap adanya berbagai masukan, ide dan pengawasan agar dapat melaksanakan dan pelayanan prima kepada masyarakat dengan lancar dan baik.
Di acara yang sama, , Ketua PWRI Kabupaten Blora menyampaikan ucapan terimakasih atas semangat dan kekompakan dalam mewujudkan agenda halalbihalal yang merupakan adi luhung yang mampu menjadi wahana untuk silahturahmi dan perekat kerukunan umat.
“Saya memberi acungan jempol kepada pengurus PWRI Kecamatan Todanan yang menampilkan penceramah dari ,” ucap mantan Sekda Blora itu.
Itu berarti merupakan sumbangsih PWRI untuk ikut mempromosikan dan bangga atas potensi lokal yang dimiliki.
“Semoga kelak menjadi penceramah yang handal dan terkenal di Nusantara,” harapnya.
Kemudian, saat ini kita berada di bulan Syawal menurut para alim ulama bulan Syawal adalah bulan peningkatan, maka momentum halalbihalal hendaknya bisa dijadikan upaya peningkatan kuwalitas diri dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ada empat hal yang perlu kita tingkat mantabkan dalam kehidupan sehari-hari
Pertama, pengendalian diri baik dalam berucap, bersikap maupun bertindak.Kalau dulu ada ungkapan mulutmu harimaumu, tapi saat ini adalah jarimu harimaumu.
Untuk itu kendalikan agar kita tidak mudah mengeshare berita hoaks, fitnah dan memecah belah kerukunan umat.
“Kirimkan berita berita yang positif, edukatif, motivatif dan membangkitkan semangat bhineka tunggal ika serta mampu menciptakan situasi yang kondusif di masyarakat,” tuturnya.
Sehingga mulai saat ini stop kebiasaan menggunjing/ngrumpi, ghibah, iri, dengki srei. Apalagi kini memasuki tahun kita harus hati-hati dan waspada dalam memberikan statement kepada para kandidat calon presiden yang sudah mulai bermunculan.
Kedua, silaturahmi, merupakan langkah yang positif dalam membangun komunikasi di masyarakat. Karena orang yang gemar bersilaturahmi akan dicintai Allah dan rejeki akan berlimpah.
Bahkan ada ungkapan Jawa Sopo sing seneng silaturahmi bakal entuk rejeki sing nyenengke ati lan bakal awet uripe (Siapa yang suka besilaturahmi akan mendapat rejeki yang membuat hati senang dan umurnya panjang).
Saat ini juga ada pendapat keberhasilan seseorang juga dipengaruhi oleh kegiatan untuk bersilaturahmi, makin intensif seseorang melakukan kegiatan bersilaturahmi kepada siapapun maka makin nyata kesuksesan seseorang dapat terwujud.
Ketiga, sedekah/berbagi/kepyur jadikan kebutuhan hidup sehari-hari.Karena orang yang suka sedekah/berbagi /kepyur hidupnya berkah, rejeki melimpah dan amanah.
Bahkan dijamin akan mendapatkan akronim SURGA. Selalu dimudahkan dalam menghadapi masalah, umurnya akan diperpanjang, rejeki akan melimpah, digagalkan musibah yang menimpa dan ada garansi bebas dari api neraka atau jaminan masuk surga.
Keempat, ibadah wajib dan sunah jangan diabaikan tapi makin ditingkatmantapkan. Apalagi mumpung saat bulan Syawal lakukan sunah selama enam hari niscaya kita akan mendapatkan pahala yang melimpah.
“Kalau dikristalisasi empat langkah tersebut agar mudah diingat dalam pengamalan hidup sehari hari maka dapat dirumuskan menjadi sebuah akronim PSSI,” tambahnya.
Sebuah olah raga yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Sehingga ke depan agar hidup itu makin terarah dan bermanfaat untuk orang lain marilah kita bersama sama untuk menggelorakan semangat dan peningkatan PSSI.
Sementara tausiah yang diberikan oleh Gus milenial bernama Achmad Alipian putra asli Todanan telah memberikan sajian menarik, suara enak didengar, materinya mudah dipahami dan mampu memberi tuntunan pencerahan hati serta menghibur para Wredatama yang hadir dalam .
Ia memberi penilaian bahwa kegiatan halalbihalal itu sangat penting dan bermanfaat bagi umat manusia. Karena bisa dimanfaatkan untuk ajang bersilaturahmi dan kesempatan untuk saling memberikan maaf atas kesalahan yang telah kita lakukan baik disengaja maupun tidak disengaja selama ini.
Dirinya meyakinkan bahwa perbuatan yang menimbulkan dosa kepada sesama umat manusia lebih sulit dihapuskan dari pada perbuatan yang menimbulkan dosa kepada Allah.
Mengingat kalau perbuatan dosa dengan manusia kita harus saling bertemu dan secara iklhas bersedia untuk saling memaafkan.
Sementara perbuatan dosa kepada Allah dapat dilakukan dengan mengucapkan istighfar dan dengan melakukan amal soleh.
Gus Achmad menceritakan tentang orang- orang yang bangkrut akibat dosa-dosa kepada manusia yang belum dapat dilebur.
Ia juga mengingatkan kepada peserta yang hadir bahwa ibadah wajib harus menjadi prioritas utama dari pada ibadah sunah, contoh seperti kejadian di bulan Ramadan masih ada seseorang yang bersemangat untuk mengikuti tarswih tapi salat subuh dilewatkan.
Diakhir percerahannya Gus Achmad menitipkan harapan agar kita harus dapat merawat dan meningkatkan hasil di bulan Ramadan dengan meningkatkan ibadah, sedekah dan berbuat baik kepada sesama umat agar hidup ini menjadi berkah dan menjadi manusia yang bertaqwa. (*).

Baca Juga:  Bekerjasama dengan Baznas dan KORMI, PWRI Blora Salurkan Paket Sembako untuk Duafa