BLORA.-
Jalan Usaha Tani (JUT) di Desa Mernung yang bermasalah ternyata ada dua. JUT di RT.04/RW.01 yang pada 28 November lalu ambrol dan hingga kini belum ada perbaikan, sementara JUT makadam yang berada di RT.02/ RW.01 kondisinya mangkrak ditinggalkan oleh pekerjanya.
Dua JUT di Desa Mernung ini kondisinya berbeda satu sama lain. Bila JUT RT.04/RW.01 yang sumber dananya berasal dari aspirasi PDI-P itu dibangun dengan bahan cor semen, maka JUT di RT.02/ RW.01 yang sumber dananya dari aspirasi Partai Golkar itu menggunakan bahan batu urug atau pedel untuk pengerasan jalannya.
Ketika wartawan mendatangi lokasi JUT makadam melihat belum dilakukan pemadatan jalan, sementara batu urug / pedel masih menumpuk di pinggir jalan, dan hanya tampak seorang pekerja sedang menata batu di lokasi proyek.
“Kabare bose, yo nek wis rampungan yo dhi slander,” ujar seorang pekerja bernama Mbah Sumar sambil menjelaskan, bahwa yang dimaksud bose disini adalah kepala desa.
Kepala Desa Mernung Munandar membenarkan, bahwa jalan usaha tani yang belum rampung itu sumber dananya dari bantuan kabupaten. “Aspirasi dari Partai Golkar, Mbak,” ujarnya.
Terkait tidak disebutkannya jangka waktu pengerjaan pada papan proyek, Munandar menyatakan hal itu tidak ada masalah. “Memang ini tidak ada waktu pengerjaannya, yang penting akhir tahun 2022 selesai,” katanya pada pertengahan Desember 2022 lalu.
Kepala desa juga menjelaskan jika selesai menata batu pedel nantinya akan dipadatkan dengan alat berat.
Belum diketahui pasti penyebab mangkraknya pengerjaan JUT makadam di Desa Mernung yang harusnya selesai pada akhir tahun lalu.
Wartawan melakukan konfirmasi melalui WhatsApp, namun terkait keterlambatan pembangunan JUT Bankab 2022 di Desa Mernung ini Camat Cepu Budiman belum memberikan jawaban. (*)