“MERDEKA” dalam Refleksi HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77

.-
Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 di menorehkan catatan tersendiri bagi salah satu tokoh di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Sebuah akronim tercetus oleh mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Blora, H. yang kini menjabat Ketua Persatuan Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Blora.

“Berkenaan dengan hal tersebut marilah dalam memperingati Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia. Jadikanlah Akronim MERDEKA sebagai sebuah ikhtiar untuk merevitalisasi dan menyegarkan kembali serta menumbuhkan semangat toleransi dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai upaya,” ungkap Bambang Sulistya, di Blora, Kamis (18/8/2022).

Adapun yang dimaksudkan pada akronim MERDEKA, menurut Bambang Sulistya, yakni diawali huruf M-Merawat keberagaman, kebhinekaan dan perbedaan dengan bersikap dan menghormati orang lain secara baik tanpa memandang usia, agama, suku, ras dan . Sebagaimana semboyan yang tercantum dalam lambang Negara “Bhineka Tunggal Ika” meskipun berbeda-beda Indonesia tetap satu kesatuan.

“E-Etika, dalam berkomunikasi hendaknya dibangun dengan baik. Mampu mendengar orang lain ketika sedang berbicara tanpa memotong pembicaraan dan bersikap sopan satun, sering menggunakan kata-kata yang menyejukkan seperti permisi, silahkan, tolong dan mohon maaf,” jelasnya.

Selanjutnya R- Rendah hati dan selalu menghargai serta menghormati hak orang lain.Tidak suka membicarakan keburukan orang lain. Apalagi memaksakan kehendak kepada orang lain.

Kemudian huruf D – Disiplin dalam memegang teguh janji untuk selalu bersikap toleransi kapanpun dan di mana pun Ia berada serta mampu menerima dan menghargai perbedaan yang ada. Dalam hal ini juga sikap menerima dan menghargai akan keragaman agama. Sebagaimana yang tersurat dalam hadist dari Ibnu Abas, ia berkata: Ditanyakan kepada Rasulullah SAW “Agama manakah yang paling dicintai Allah?” maka Beliau bersabda : Al-Haniffah As-Sambah (yang lurus lagi toleran). Selain itu dalam kitab suci Al-Qur'an Surat Al-Kafirun ayat 6 yang berbunyi “Lakum diinukum wa liyadiin” yang maknanya “Untukmu Agamamu dan untukku Agamaku”.

Kemudian huruf E – Etos, untuk menumbuhkan rasa nasionalisme kepada diri kita masing-masing dalam kehidupan sehari hari. “Sebagai warga negara yang baik awali mulai saat ini dari diri sendiri dan mulai dari yang terkecil untuk bisa mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam di setiap kegiatan yang kita lakukan,” jelasnya.

Sedangkan huruf K-Komitmen dan bijak dalam bermedia . Stop untuk menyebarkan berita hoaks yang mengandung fitnah, ujaran kebencian,menyulut amarah masyarakat dan menimbulkan perpecahaan serta intoleransi. Sebarkan berita yang menghibur, memotivasi dan memberi manfaat bagi orang banyak. Seperti anjuran dalam hadist Riwayat Bukhari – Muslim “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir katakanlah kebaikan atau diamlah”

Baca Juga:  Baru Setahun Dibangun, Drainase di Desa Gedebeg-Ngawen Ambrol

Huruf yang terakhir, A-Aktif menjalin silaturahmi antar umat beragama supaya tidak saling curiga dan bisa menumbuhkan rasa kekeluargaan, keguyuban dan kerukunan antar umat. “Sehingga dengan bersilahturahmi bisa menghidarkan timbulnya perpecahan dan permusuhan. Hidup tentram dan damai bisa menikmati indahnya alam kemerdekaan,” tuturnya.

Untuk diketahui setelah dua tahun fakum akibat COVID-19, peringatan Hari Ulang Tahun ke 77 Republik Indonesia tingkat Kabupaten Blora yang digelar di Alun-alun Kota Blora berjalan khidmat dan lancar. Di pusat bundaran kota Blora itu terpasang baliho berukuran besar dengan latar belakang merah putih yang terpasang foto para Forkopimda dan tercantum tema “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat” .

Baliho tersebut menghadap mimbar . Memberi kesan megah dan berwibawa sehingga mewujudkan panorama indah dan memesona bagi peserta upacara dan baru kali ini dalam memperingati HUT RI di tingkat Kabupaten dilaksanakan lebih awal mulai jam 7.30 WIB. Hal itu dikarenakan setelah upacara di Alun-alun akan dilanjutkan mengikuti upacara Detik-detik Proklamasi secara virtual di pendopo Rumah Dinas Bupati Blora.

“Saya bersyukur masih bisa diberi kesempatan mengikuti rangkaian upacara 2022. Selain sebagai wahana untuk bersilaturahmi juga untuk mengenang jasa jasa para pahlawan yang dengan iklhas dan rela berkorban jiwa raga untuk kemerdekaan bangsa Indonesia,” tambah Bambang Sulistya.

Apalagi bisa langsung melihat para petugas Paskibraka yang ganteng dan cantik dengan gerakan yang kompak dan disiplin sehingga mampu memasang dan mengibarkan Bendara Merah Putih secara baik dan lancar serta mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya. “Hati terasa bisa tersugesti untuk membangkitkan kembali 1945,” ucapnya.

Dalam sambutan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dibacakan oleh Bupati Blora Arief Rohman mengingatkan kepada kita semua bahwa sampai saat ini masih terjadi dalam pergaulan di masyarakat munculnya sikap sikap intoleransi yang kurang terpuji,saling menghina , mencerca dan memfitnah dengan menjelek jelekan keyakinan orang lain.

Bahkan ada yang nekat hendak mengganti Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Sementara Fouding Fathers Bangsa sudah memberi contoh lewat perbuatan bukan sekedar gembar gembor mengucapkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca Juga:  Halalbihalal IPPK Blora Dihadiri Kepala Dinas Pendidikan

Namun mereka berdarah-darah menegakkan Kemerdekaan Indonesia. Bung Karno, Proklamator kita pernah mengucapkan “Di atas kelima dasar itulah (Pancasila) kita mendirikan Negara Indonesia yang kekal dan abadi”.
Sebagaimana ungkapan Gus Dur Presiden Indonesia keempat “Orang tidak akan bertanya apa Agamamu dan apa sukumu ketika berbuat baik”.

mengikat kuat kita karena hanya perasaan senasib dan sepenanggungan telah menyatukan kita bersama dan Pancasila menjadi perekat persatuan dan kesatuan yang mendasari kita sebagai bangsa dan negara yang besar. Bambang Sulistya mengungkapkan, di akhir upacara peringatan HUT ke-77 RI bagi dirinya merupakan sejarah baru. Karena dapat bertemu penuh rasa persaudaraan dan kemerdekaan dengan berbagai orang hebat yang saat ini sedang diberi amanah untuk membangun Blora Mustika.

“Mulai dari Bupati Blora Arief Rohman, beliau sosok pejabat yang gemar bersilaturahmi dan memiliki semangat gas pol untuk mewujudkan Blora makin sejahtera. Bersendau gurau dengan wakil Bupati Tri Yuli Setyowati beliau sosok pejabat yang memiliki karakter yang tangguh dan cerdas dalam komunikasi,” ungkapnya.

Bernostalgia dengan Ketua Dasum karena dulu pernah sama sama pernah jadi murid di S2, yang ternyata sikap kekeluargaan dan persahabatan tidak pernah berubah. Ia dikenal sebagai pemimpin yang jawani suka kepyur dan tidak menjaga jarak. Selain itu, kata Bambang Sulistya, bisa berkomunikasi akrab dengan Sekda Blora Komang Gede Irawadi.

“Walau asli tapi sering dalam setiap sambutan menyampaikan . Ia sosok pejabat yang profesional dan cerdas,” ucapnya. Diluar , lanjutnya, tambah sedulur karena baru pertama kali bertemu dengan Ketua PGRI Kabupaten Blora yakni Sintong, sosok pemimpin yang loyal dan rendah hati.

“Dirgahayu Republik Indonesia semoga Indonesia makin jaya dan masyarakatnya makin sejahtera hidup rukun damai berdasarkan Pancasila. Merdeka,” katanya.

Bambang Sulistya sendiri merupakan sosok mantan pejabat Blora yang unik. Kesederhanaan tertanam dalam sanubari, ibarat ilmu padi, makin berisi makin merunduk. Kebiasaan naik saat beraktivitas menjadikan tubuhnya meski usianya sudah paruh baya.

Bahkan saat menghadiri upacara peringatan ke-77 RI di Alun—alun Blora, dirinya mengenakan batik, tampak tidak seperti mantan pejabat dan mantan anggota Blora. ontel kesayangannya dikayuh saat berangkat dari rumah hingga kembali pulang dengan suasana hati riang. (*)