Jadikan Buka Puasa Bersama sebagai Media untuk Saling Berbagi

Mantan Sekda yang sekarang menjabat Ketua Blora
SELAMA dalam bulan Ramadan 1444 Hijriah, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengeluarkan larangan menggelar kegiatan buka bersama bagi Aparatur Sipil Negara (). Dasar pertimbangannya, proses penanganan Covid-19 masih dalam transisi dari menuju endemi sehingga masih diperlukan kehati-hatian dan demi efisien .
Ternyata keputusan presiden tersebut memunculkan ragam pendapat dan beda penafsiran yang dapat menjadikan suasana Ramadan makin dinamis.
Secara pribadi saya menilai keputusan Presiden sudah tepat dan tidak perlu dicabut. Karena aturan itu hanya diberlakukan terhadap ASN dan pemerintah yang dalam melaksanakan kegiatan buka puasa bersama () akan menggunakan anggaran pemerintah.
Ditiadakannya kegiatan bukber maka dana yang tersedia bisa dialihkan untuk membantu masyarakat, utamanya kepada warga yang kurang beruntung.
Dengan melarang kegiatan bukber bagi ASN dan pejabat, berarti presiden telah mengambil kebijakan yang masuk dalam kategori BBC (Bijaksana, Berani dan Cerdas).
Di tengah situasi masyarakat yang sedang mengalami kesulitan hidup dan menderita  Presiden Jokowi berani mengambil keputusan bijaksana, apalagi di bulan Ramadan ini para pejabat dan ASN dimotivasi untuk melakukan bagi warga miskin agar bisa berbuka puasa bersama. Kalau langkah itu dapat dilakukan maka akan tercipta silaturahmi antar warga miskin makin meningkat.
Sementara itu kepyur/sedekah/berbagi di bulan suci dari orang-orang yang berkemampuan  seperti para pejabat dan ASN jika dapat digalakkan dapat membuat situasi masyarakat makin kundusif, karena wong cilik bisa menikmati bulan Ramadan dengan rasa suka cita dan penuh rasa syukur.
bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi tren, terutama bagi generasi melenia. Berbagai manfaat ajang berbuka puasa bersama antara lain, Pertama; untuk meningkatkan silahturahmi dan memperkokoh persaudaraan bahkan bisa sebagai perekat kerukunan umat.
Kedua, buka bersama menjadi media dan ruang untuk saling berbagi sekaligus untuk membumikan budaya komunikasi ramah lingkungan yang mampu mencairkan kebuntuan hubungan.
Ketiga, sebagai wahana keluarga yang paling murah tapi meriah yang langsung bisa dirasakan dan menghibur.
Selanjutnya keempat, bisa dimanfaatkan buka bersama sebagai ajang reuni dan merayakan hari ulang tahun. Seperti yang kemarin saya lakukan, sambil berbuka puasa dengan keluarga bisa dimanfaatkan untuk merayakan ulang tahun.
Rasanya hidup itu nikmat dan disaat berbuka puasa bersama bisa merayakan ulang tahun dan berada di tengah keluarga.
Kelima, berbuka puasa bersama mampu menumbuhkan spirit makin berkualitas. Karena selesai berbuka puasa bersama dapat dilanjutkan dengan kegiatan ibadah solat berjamah.
Keenam, mengungkit perekonomian masyarakat karena berbuka puasa bersama dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan melalui pemanfaatan dan pembelian produk-produknya untuk buka puasa bersama.
Ketujuh, berbuka puasa bersama juga bisa sebagai wujud untuk mengamalkan keimanan dalam kehidupan nyata di masyarakat. (*).
Baca Juga:  Bambang Sulistya: Ketakwaan Bisa Terwujud bila Umat Islam Memaknai Akronim PUASA