Blora Akan Canangkan “Sekolah Sisan Ngaji”

Untuk Atasi Tiga Dosa Besar Dunia Pendidikan

“Dari SD sudah diajarkan pembiasaan hal-hal baik. Ini akan terbawa hingga anak dewasa kelak. Sekolah Sisan Ngaji ini pengaruhnya luas, termasuk pengaruh kepada orang tuanya,” kata Yusman.

***

MESKIPUN tidak se-parah seperti kehidupan remaja di kota besar yang cenderung lebih banyak problematikanya, kenakalan remaja di juga sudah perlu diwaspadai sejak dini. Untuk menanggulangi kenakalan remaja,
Bupati Arief Rohman tidak lama lagi akan mencanangkan Sekolah Sisan Ngaji. Menurut Plt Kepala Dinas Yusman, program ini merupakan perbaikan dari program sebelumnya.
Ditemui di ruang kerjanya Yusman menuturkan, setelah mendapat respon positif dari berbagai pihak, program Blora Mengaji diperbaiki, diperbarui, dan dilengkapi. “Sekolah Sisan Ngaji ini embrionya adalah Baca Tulis Al Qur'an yang dimulai Tahun 2022. Setelah menampung banyak masukan positif, jadilah Sekolah Sisan Ngaji yang lebih lengkap,” ujarnya.
Program yang diharapkan bisa membuat Kabupaten Blora menjadi lebih religius ini akan dilaunching awal Tahun 2024. ”InsyaAllah akan dilaunching Bulan Januari 2024, Mas,” kata Yusman.
Sekolah Sisan Ngaji ini digagas sebagai salah satu langkah untuk menghapus 3 dosa besar dalam bidang pendidikan.

Baca Juga:  Unjuk Rasa, Ada Empat Tuntutan Warga Blora kepada Pertamina


“Sekolah Sisan Ngaji digagas untuk mengatasi tiga dosa besar di dunia pendidikan. Ketiganya adalah free sex (seks bebas), bullying (perundungan), dan . Kami ingin menghapus tiga dosa besar itu,” beber Yusman bersemangat.
Mengenai kenakalan remaja di Kabupaten Blora yang memang tidak terlalu parah, namun maraknya keterlibatan remaja di berbagai tindak yang ada di Blora menjadikan keprihatinan bagi semua pihak. Oleh karena itu sebagai langkah untuk menekan kondisi tersebut pihaknya berupaya mengantisipasi sejak dini.
Bukan semata mewujudkan Kabupaten Blora yang lebih religius, namun Sekolah Sisan Ngaji diharapkan akan menciptakan kebiasaan baru yang positif. Pembiasaan hal-hal baik inilah yang akan berpengaruh kepada lingkungan sekolah.
Pria yang pernah mengajar di SDN Ngrambitan ini juga mengatakan, untuk mencetak berkualitas unggul, sebaiknya dimulai dari usia dini.
Masih menurut pria yang pernah menjabat sebagai Sekcam ini, belajar agama itu tidak hanya hafalan, namun bisa ditambah pengetahuan lain yang selama ini belum pernah diajarkan.
“Bisa jadi nanti anak didik juga akan diajari tata cara sholat . Ini ilmu yang akan bermanfaat ketika kelak anak-anak sudah dewasa dan terjun di masyarakat,” ujar pria asal Gotputuk ini.
Mengenai kurikulum, pihaknya sudah menyiapkan teknik demi kesempurnaan proses pembelajaran yang akan dijalankan.
“Kurikulum terukur, output juga terukur. Kedepannya ti-dak ada lagi anak yang tidak mengenal agama. Blora akan menjadi kabupaten makmur karena dimana-mana ada kegiatan yang mengarah pada pendalaman materi agama,” ujarnya optimis.
Dosen Institut Agama Islam Al Muhammad ini menambahkan, pembiasaan hal-hal baik kepada anak didik akan terus dilakukan sampai menghasilkan output yang diharapkan.
“Kami akan bekerja sama dengan pondok pesantren dan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah demi menjaga kualitas. Perangkat penilaian akan kami persiapkan,” katanya. (*)

Baca Juga:  Berbagi Kasih, Danramil Randublatung Berikan Bantuan pada Korban Kebakaran