Mitos Etan-Kulon

PILKADA 2024 sepertinya akan memunculkan kontradiksi lagi karena dianggap melanggar mitos turun temurun yang sudah menjadi kepercayaan masyarakat. Arief Rohman dikabarkan akan maju berpasangan dengan tokoh wanita asal Blora akan mengubah keyakinan masyarakat Blora selama ini, bahwa pasangan bupati dan wakil bupati harus ada unsur etan-kulon (timur-barat).

Menilik pasangan bupati dan wakil bupati yang jumeneng sebelumnya antara lain;
Tahun 1999-2004:
Basuki Widodo (timur) dengan Subronto (barat)
Tahun 2004:
Basuki Widodo (timur) dengan Yudhi Sancoyo (barat)
Tahun 2010 – 2015:
Joko Nugroho (timur) dengan Abu Nafi (barat)
Tahun 2016 – 2021:
Joko Nugroho (timur) dengan Arief Rohman (barat)
Tahun 2021 – sekarang:
Arief Rohman (barat) dengan Tri Yuli Setyowati (timur).

Prediksi pada Pilkada Blora 2024 nanti, Arief Rohman yang representasi Blora barat akan berpasangan dengan Sri Setyorini yang juga merupakan representasi Blora barat. Begitu pula pasangan lain, Aan Rokhayanto dikabarkan akan berpasangan dengan Prayogo Nugroho.

Baca Juga:  Pemuda Pancasila Akan Pantau dan Awasi Proses Hukum Kasus Perades di PN Blora

Padahal, Aan dikenal sebagai asal dan Yoyok (panggilan akrab Prayogo) dikenal sebagai keturunan keluarga Cepu. Aan representasi timur dan Yoyok juga representasi timur.

Keyakinan masyarakat Blora terhadap unsur barat dan timur merupakan mitos , yaitu kepercayaan yang berlangsung di masyarakat, muncul akibat cerita turun – temurun dengan dibenarkan atas pembuktian nyata.
Ada sebagian umum meyakini mitos tersebut dengan alasan sejarah bupati dan wakil bupati yang pernah memimpin Blora, dan sesuai dengan yang diceritakan dalam mitos.

Ada pula masyarakat yang tidak percaya karena adanya mitos yang pernah dilanggar tetapi tidak terjadi apa-apa. Hal itu mungkin yang ada dalam benak dan keyakinan Arief Rohman, bahwa pada pencalonan dirinya sebagai calon bupati tiga tahun silam juga sempat menimbulkan kontradiksi di kalangan masyarakat karena dianggap melanggar mitos.

Mitos yang dilanggar Arief Rohman pada saat itu adalah keyakinan orang Jawa bahwa wakil gak bakal bisa jadi kepala, wakil presiden gak bakal jadi presiden, wakil gubernur gak mungkin jadi gubernur, begitu juga wakil bupati gak ada peluangnya jadi bupati.
Contohnya, Megawati Soekarnoputri yang pernah menjadi wakil presiden di era Gusdur, gagal ketika dirinya maju sebagai calon presiden pada Tahun 2007.

Baca Juga:  Badan Pertanahan Nasional (BPN) Blora Bagikan 1.134 Sertifikat Tanah di Kelurahan Wulung

Rustriningsih yang pernah menjabat wakil gubernur mendampingi Bibit Waluyo periode 2008–2013, juga gagal terpilih sebagai gubernur pada Pilgub Tahun 2013.

Abu Nafi yang pernah menjabat wakil bupati Blora pada periode 2010 – 2015 mendampingi Joko Nugroho, akhirnya gagal terpilih sebagai bupati pada Pilkada Blora Tahun 2016.

Namun faktanya, pada Pilkada Blora Tahun 2021 Arief Rohman terpilih sebagai bupati Blora berpasangan dengan Tri Yuli Setyowati.

Sebagai orang yang pernah memecahkan salah satu mitos, tentu saja Arief Rohman memiliki keyakinan lebih bahwa mitos yang lain juga akan bisa dipecahkan juga yaitu etan-kulon.(*)