Bulan Ramadhan, Memperdalam Ilmu Agama di Perpustakaan Umum Blora

Oleh: H. , Mantan Sekda yang sekarang menjabat Ketua

BILA difungsikan sebagai bulan menabur benih kebajikan, maka pada bulan berikutnya tinggal memelihara dan menumbuh kembangkan benih kebajikan tersebut dengan mewujudkannya menjadi pribadi atau karakter yang bermanfaat bagi orang lain.
Ungkapan di atas menjadi motivasi yang mendorong generasi Blora untuk mengujungi Perpustakaan Umum milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan pada bulan .
Tak heran pada minggu pertama Ramadhan tahun ini, seperti yang saya temui pada hari Jumat (24/3/2023), pengunjung Perpustakaan Daerah itu didominasi terutama anak anak sekolah.
Saya mencoba menemui dan bertanya kepada beberapa remaja yang sedang asik membaca buku. Mengapa mereka mau datang di Perpustakaan pada di saat sedang menjalankan ibadah , dan kenapa tidak memilih tidur di rumah?”
Achmad seorang santri dari Ponpes Khozinatul Ulum Blora mengungkapkan, bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa dan mulia bagi umat Islam sehingga sangat sayang bila waktu yang ada hanya digunakan untuk tidur, apalagi dihabiskan untuk ngrumpi dan aktivitas yang kurang bermanfaat.
Ia ingin agar waktu yang tersedia diisi dengan berbagai aktivitas yang berdampak positif bagi kehidupan. Salah satunya dengan membaca buku di Perpustakaan yang dapat menambah Ilmu Pengetahuan dan mengasah ketajaman berfikir, sambil menunggu waktu Jumat'an tiba.
Karena sejak pagi sebelum sahur dan selesai salat Subuh waktu yang ada sudah dimanfaatkan untuk kegiatan dan membaca Al-Qur'an.
Berbeda dengan yang disampaikan Bayu, salah satu siswa dari SMAN 1 Blora. Kedatangannya ke perpustakaan untuk membuktikan, bahwa Ramadhan adalah bulan yang produktif dan penuh dengan keutamaan. Sehingga aktivitas yang ia lakukan dalam bulan Ramadan harus mampu mereformasi diri dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk bekal kehidupan di masa mendatang.
Disamping itu membaca bagi Bayu merupakan hoby dan sudah menjadi kebutuhan hidup. Menurutnya membaca itu menghibur dan sarana untuk meningkatkan kemajuan serta kepekaan diri.
Selain untuk meningkatkan motivasi diri dalam penyegaran nurani, mengunjungi Perpustakaan saat bulan Ramadan bagi sayaq bisa menambah rezeki berupa pencerahan. Seperti pelajaran yang bisa dipetik dari sebuah buku berjudul “Memperbaiki Diri melalui Ibadah Ramadan”.
Ada enam hal yang harus kita perbaiki pada diri kita. Pertama, memperbaiki Keimanan kita kepada Allah agar setelah Ibadah Ramadan nanti iman kita kepada Allah dalam keadaan mantap.
Dengan keimanan yang mantap kita akan selalu melaksanakan perintah dan menjauhi segala bentuk laranganNya dalam situasi dan kondisi apapun dan dimanapun kita berada.
Kedua, memperbaiki kedekatan kita kepada Al-Qur'an sehingga setelah bulan Ramadan Al – Qur'an tidak hanya menjadi pedoman kehidupan untuk menuju yang lurus namun juga menjadi cahaya hati untuk selalu berbuat kebaikan kepada orang lain.
Ketiga, memperbaiki kedekatan kita kepada Allah, sehingga setelah bulan Ramadan kita tidak berani melanggar ketentuan ketentuan Allah meskipun tindakan kita tidak ada orang lain mengetahuinya.
Sesuai dengan eranya kita stop untuk menyebarkan berita hoaks, fitnah dan memecah belah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Keempat, makin meningkatkan ketundukkan kita Allah dengan cara banyak berdoa dan mengeliminir perilaku sombong yang saat ini sedang ramai dimasyarakat perilaku flexing sikap konsumtif dan suka pamer barang mewah dan hidup berfoya-foya dengan kemewahan tas mewah, mobil lux, pakai jet pribadi dan pamer isi saldo ATM di tengah mayoritas masyarakat sedang menderita.
Kelima, memperbaiki hubungan sesama muslim sehingga setelah bulan Ramadan kita perlihatkan bahwa umat Islam memang bisa bersatu, berjamaah dan saling kuat menguatkan dalam menegakan nilai-nilai mulia keislaman suka bersilaturahmi dan suka bersedekah serta selalu peduli kepada saudara kita yang belum beruntung.
Keenam, melalui ibadah Ramadan dapat meningkatkan ketajaman hati atau rohani. Sehingga setelah bulan Ramadan kita bisa membedakan antara yang hak dan yang batil, dan kita tidak akan menuruti hawa nafsu untuk mencapai tujuan. (*)

Baca Juga:  Diduga Cabuli Puluhan Santriwati, Oknum Guru Ngaji di Ngawen-Blora Dilaporkan ke Polisi