Gelem Weweh dan Seneng Kepyur, Jadikan Semangat Berkurban pada Hari Raya Idul Adha

“Sopo sing gelem weweh bakal pikoleh (siapa yang suka memberi akan mendapatkan), lan sopo sing seneng kepyur bakale makmur (siapa yang suka memberi akan berlimpah rejeki).

Ungkapan tersebut diucapkan oleh pada saat menyampaikan Kultum usai salat Subuh di , , , Minggu pagi (19/6/2022).

Menurut Bambang, ungkapan tersebut mencerminkan sebuah tindakan positif dan mulia yang sangat ditunggu-tunggu oleh kaum duafa yang saat ini makin menderita akibat ulah virus corona.

Apalagi sebentar lagi datang Idul Adha lanjut Bambang, umat muslim harus gelem weweh dan seneng kepyur dalam bentuk menyerahkan harta mereka yang paling berharga demi Allah SWT.

“Semoga Idul Adha mampu mengilhalmi semangat umat Islam untuk terus peduli dan berbagi kepada kaum yang belum beruntung,” tambah mantan Sekda Blora itu.

Kultum minggu pagi di Masjid Nurul Falah yang mayoritas jamaahnya adalah , merupakan agenda rutin yang diisi oleh secara bergantian dari para sendiri.

Pada kesempatan itu, mantan anggota Blora itu juga mengajak jamaah salat subuh untuk terus membumikan P4 dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun P4, menurut mantan anggota itu, bukan kepanjangan dari Pedoman Penghayatan Pengamalan melainkan sebuah akronim yang mampu mewujudkan kerukunan, keguyuban, kekeluargaan dan kebersamaan di masyarakat.

(P) pertama; Pengendalian diri dari segala perilaku yang dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Ini merupakan sikap dan tindakan terpuji yang perlu ditingkat mantapkan.

“Saat ini banyak orang mudah bersumbu pendek, mudah emosi, marah bahkan menjadi pendedam dan gemar menebar berita hoax,” katanya.

Baca Juga:  KKN di Perhutani KPH Randublatung, 95 Mahasiswa UGM Praktek Pembuatan Tanaman Kehutanan

Pengendalian diri sangat diperlukan oleh setiap manusia agar dirinya terjaga dari hal hal yang dilarang oleh Allah SWT.

Ada ungkapan, orang yang perkasa bukanlah orang yang menang dalam perkelahian, tetapi orang yang perkasa adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah. (HR Bukhari dan Muslim).

“Berbagai perilaku yang mencerminkan sikap pengendalian diri diantaranya bersabar dengan tidak membalas ketika mendapat ejekan atau hinaan, bahkan ketika difitnah,” tuturnya.

Memaafkan kesalahan orang lain yang berbuat aniaya, diterimanya dengan ikhlas sebagai bentuk cobaan dan musibah yang menimpa.

Menjahui sifat dengki, iri hati dan sombong. Seperti dalam pitutur Jawa ojo dumeh dan sikap adigang, adigung, adiguna.

Kemudian (P) kedua; Persaudaraan sesama umat muslim wajib dijaga, dikembangkan dan dilestarikan, sebagai ukhuwah berdasarkan aqidah. Menjalin hubungan yang harmonis bagi sesama muslim adalah sebuah kewajiban.

“Sesama umat Islam jangan pernah saling membenci, saling dengki, saling menghina dan saling memfitnah, apalagi saling mengkafirkan,” tegasnya.

Namun, wujudkan perilaku alami dan melangit yaitu saling mengenal (Taaruf), saling memahami (Tafahum), saling tolong menolong (Taawun), dan saling melindungi (Takaful).

Sebagaimana yang tersurat dalam Al-Qur'an Surat Al Hujarat ayat 10 : “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu, damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan takutlah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”.

“Contoh perilaku yang mencerminkan hal tersebut misalnya, tidak berburuk sangka pada sesama, selalu khusnudzan kepada sesama, tidak mencari keburukan saudara seiman. Lebik baik mencari keburukan sendiri untuk diperbaiki,” jelasnya

Baca Juga:  Di Blora, Hari Veteran Nasional Tahun 2024 Diperingati dengan Makan Tumpeng Bersama

Selanjutnya (P) ketiga; Peningkatan kualitas diri di era informasi dan teknologi (IT) yang makin maju adalah sebuah keniscayaan.

“Sehingga sikap kita jangan pernah lelah untuk mencari ilmu dan informasi yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” tegasnya.

Bahkan Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap umat Islam”. (HR Ibnu Majak).

Allah sangat menyukai orang yang memiliki tujuan hidup ingin baik di dunia maupun di akhirat. Salah satu kewajibannya adalah menuntut ilmu. Karena menuntut ilmu itu bisa menjadikan manusia lebih bertakwa kepada Allah SWT.

Seperti tersurat dalam Hadist Riwayat Muslim, “Barang siapa menempuh satu mendapatkan ilmu, maka Allah pasti memudahkan baginya jalan menuju Surga.”

Agar kita tidak terjebak kepada pemberitaan yang nantinya berdampak pada hukum, hendaknya umat Islam juga dapat mempelajari dan memahami Undang-Undang No 11 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Terakhir, (P) keempat; Peduli dan berbagi adalah salah satu ciri khas dalam Islam. Hal itu dapat disimak dan dipahami secara langsung dalam Al-Qur'an surat Al Maidah ayat 2.

Demikian pula dalam ungkapan jawa yang menyebutkan, “Sopo sing gelem weweh bakal pikoleh (Siapa yang suka memberi akan mendapatkan) dan sopo sing seneng kepyur bakale makmur (Siapa yang suka memberi akan berlimpah rejeki).

Jumlah jamaah salat subuh di masjid Nurul Falah bisa dibilang cukup banyak. Usai penyampaian kultum, jamaah bisa menikmati hidangan ringan yang disediakan untuk sarana bersilaturahmi bagi warga yang hadir. (*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *