BLORA. – Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Blora mengikuti Kegiatan Pembukaan Rembug Nasional KTNA secara virtual yang dilanjutkan Rembug Madya KTNA Kabupaten Blora.
Kegiatan dilaksanakan di Gedung Pertemuan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Blora, Kamis (23/09/2021), dikuti oleh seluruh pengurus KTNA Kabupaten Blora, dan dihadiri para staf Bidang Penyuluhan, Kabid Penyuluhan serta Kepala DPKP Kabupaten Blora.
Ketua KTNA Blora, Sudarwanto dalam sambutannya menginformasikan bahwa sebenarnya kegiatan Rembug Madya sudah diagendakan beberapa bulan lalu karena untuk mendukung suksesnya pelaksanaan kebijakan Pemerintah PPKM Darurat.
Maka baru kali ini setelah Blora berada pada level dua dalam PPKM Darurat, maka Rembug Madya KTNA dapat dilaksanakan sekaligus dibarengkan dengan memperingati Hari Ulang Tahun ke-50 dan mengikuti Pembukaan Rembug Nasional KTNA secara virtual.
Sudarwanto merencanakan bulan depan agenda reorganisasi kepengurusan KTNA tingkat Kecamatan karena sudah habis masa kerja kepengurusan.
Disamping itu juga memotivasi agar para pengurus Koperasi Mustika Tani Sejahtera segera berkiprah agar dapat memberi kontribusi positif bagi eksistensi KTNA dalam membantu petani.
“Penyusunan Program Kerja di masa yang akan datang tidak perlu terlalu idealis yang penting sederhana, praktis dan dapat dilaksanakan bermanfaat bagi para petani,” ucapnya.
Ia menekankan pentingnya validitas data di tingkat lapangan terutama dalam menyusun RDKK, sehingga kebutuhan pupuk bersubsidi dapat tercover sesuai dengan kebutuhan para petani.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Blora, Reni Miharti menyampaikan, mengingat KTNA merupakan mitra kerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
Maka dalam pelaksanaan kegiatan agar KTNA dapat bekerja sama dan bersinergi baik di tingkat kabupaten, kecamatan maupun di tingkat lapangan terutama dalam kegiatan penyuluhan, pengendalian hama penyakit maupun dalam penyusunan RDKK.
“Apabila ada persoalan di tingkat petani tolong agar ikut juga memberi pencerahan dan solusi. Kemudian dalam pengembangan tehnologi tepat guna KTNA diharapkan ikut berperan serta dalam mentranfer kepada para Petani,” terangnya.
Mengingat keterbatasan jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan hanya 110 orang, sementara jumlah desa dan kelurahan di Kabupaten ada 295.
Sementara itu mantan Sekda Blora, Bambang Sulistya, selaku dewan Penasehat KTNA memotivasi dan mendorong supaya KTNA bisa eksis di masyarakat petani.
“Maka segala langkah dan kiprah para pengurus baik di tingkat Kabupaten, maupun tingkat kecamatan hendaknya harus dapat melaksanakan KKN,” kata Bambang.
Yang dimaksudkan bukan Korupsi, Kolosi dan Nepotisme,tapi sebuah akronim yang memiliki nilai positif, yaitu, (K) Konsolidasi artinya pengurus harus mampu membangun kekompakan, soliditas, keguyuban dan rasa persaudaraan.
Serta kekeluargaan di internal organisasi baik di tingkat kabupaten, maupun di tingkat kecamatan terutama mentalitas dan kiprahnya para pengurus harus bisa jadi teladan atau panutan bagi para anggotanya.
Kemudian, (K) Kemitraan,artinya supaya mampu membangun peran secara maksimal dalam membatu petani, para pengurus harus dapat menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan dapat menviptakan hubungan kerja yang harmonis.
Untuk mendukung kemajuan tehnologi, pemasaran dan penyedian sarana produksi kepada para petani dan sekaligus membatu dalam memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi oleh para petani.
“Sedangkan (N) Nekat. Dahulu ada ungkapan jawa sing waras kudu ngalah (Orang yang sehat lahir batin harus mengalah) tapi di era New Normal ungkapan tersebut berubah” sing waras kudu ora ngalah (orang sehat lahir batin harus tidak boleh mengalah),” terangnya.
Sehingga memaknai nekat saat ini adalah segala upaya untuk niat yang baik harus ditempuh agar kehidupan semakin menggembirakan apalagi disaat masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Dalam kesempatan yang sama, Bambang Suharto, penasehat KTNA yang sehari-hari berprofesi sebagai pengusaha besar agung di KabupatenBlora, mendukung pernyataan Bambang Sulistya.
Ia menambahkan pernyataan yang lebih konkrit untuk menyelesaikan persoalan para petani di tingkat lapangan supaya bisa terselesaikan secara sejuk dan damai hendaknya pihak terkait bisa duduk bersama untuk saling berembuk mencari solusi terbaik.
“Bukan saling menyalahkan apalagi saling mencari kebenaran sendiri seperti yang saat ini terjadi adanya polemik harga jagung dan nasib para peternak ayam,” ucapnya.
Ia juga menyoroti selama ini para petani mengeluhkan tentang kwalitas benih jagung yang kurang bagus dan serangan hama tikus yang merajalela di lahan tanaman jagung.
Pertemuan diakhiri dengan penyerapan dan masukan dari para peserta yang hadir sebagai upaya untuk memberikan bahan untuk penyusunan program Kerja KTNA.
Di antaranya, dalam rangka meningkatkan peran Koperasi agar berkontribusi positif bagi kesejahteraan para anggota, perlu adanya penambahan modal kerja bagi koperasi Mustika Tani Sejahtera.
Upaya penumbuhan BUMP yang bisa dikaitkan dengan dengan Kemandirian Koperasi dan partisipasi aktif dari para pengurus untuk mencari solusi terobosan tatkala para petani sedang mengalami musibah seperti jatuhnya harga cabai saat musim panen kemarin.
Para pengurus KTNA ditantang untuk berani mengamalkan sebuah sesanti “wani rekoso amrih mulyo dan wani mlrarat amrih sugih” (*).