Korandiva-BLORA.- Sore hari di Ngawen, Blora, halaman Polsek tampak berbeda dari kantor polisi pada umumnya. Di sudut lapangan, puluhan anak berlarian mengejar bola voli, sementara suara tawa dan semangat mereka memecah suasana. Di antara mereka, Kapolsek Ngawen, AKP Lilik Eko Sukaryono, berdiri memberi arahan. Seragamnya berganti kaos olahraga, tetapi perannya tetap sama: menjaga masa depan wilayahnya.
Bagi perwira kelahiran 24 Juni 1976 itu, menjaga Kamtibmas bukan hanya soal patroli dan penegakan hukum. Keamanan, kata Lilik, tumbuh dari pola pikir, kebiasaan, dan lingkungan sosial, terutama generasi muda. Karena itu, ia menjadikan Polsek Ngawen bukan semata kantor pelayanan, tetapi juga ruang pembinaan karakter.
Secara umum, Ngawen berada dalam kondisi aman dan tertib. Aktivitas warga berjalan tanpa gangguan berarti. Namun Lilik tidak ingin lengah. Ia mencatat dua kerawanan utama yang perlu terus diantisipasi: kebakaran dan curanmor. Dengan mayoritas rumah warga masih terbuat dari kayu, sosialisasi bahaya kebakaran menjadi agenda rutin Bhabinkamtibmas. Sementara untuk mencegah curanmor, patroli diperbanyak pada jam rawan dan warga diimbau lebih disiplin menjaga kendaraan.
Prinsip yang terus ia tekankan kepada anggotanya sederhana: polisi harus hadir. Bukan hanya di kecamatan, tetapi juga di desa-desa terpencil. Sambang rutin dijalankan agar potensi gangguan dapat terdeteksi sejak awal. Dari kunjungan intens itu, muncul kedekatan dengan warga, dan kedekatan itulah yang menurut Lilik menjadi fondasi stabilitas wilayah.

Generasi muda mendapat perhatian tersendiri. Polsek Ngawen aktif masuk ke sekolah-sekolah untuk memberi penyuluhan tentang bahaya narkoba, kenakalan remaja, hingga konsekuensi hukum. Di hadapan siswa, Lilik kerap tampil tidak sebagai penegak hukum yang menakutkan, tetapi sebagai pengingat yang ingin mencegah kesalahan terjadi lebih dulu.
Dari pemikiran itulah lahir gagasan pendirian sekolah bola voli putra–putri. Kini lebih dari seratus anak bergabung sebagai peserta. Sekolah voli ini bekerja sama dengan PBVSI Blora. Setiap latihan, anak-anak tidak hanya dibekali teknik bermain dan strategi, tetapi juga pesan Kamtibmas dan edukasi hukum. Tujuannya bukan semata mencetak Atlet, tetapi membangun disiplin, sportivitas, dan karakter agen Kamtibmas muda di desa masing-masing.
Lilik meyakini lapangan-lapangan kecil di pelosok desa itu suatu hari akan melahirkan atlet yang membanggakan Ngawen dan Blora. Namun lebih dari itu, ia ingin anak-anak memiliki kegiatan positif agar tidak mudah terjerumus dalam perilaku destruktif. Di tengah maraknya penggunaan media sosial, ia berkali-kali mengingatkan bahwa kesalahan di dunia maya jauh lebih sulit diperbaiki daripada di dunia nyata.
Di mata warga, AKP Lilik Sukaryono bukan sekadar Kapolsek. Ia pembina olahraga, pendengar keluhan, penggerak kegiatan sosial, dan penjaga masa depan anak-anak Ngawen. Melalui patroli, penyuluhan, sambang desa hingga sekolah voli, ia menghadirkan polisi dalam wujud yang lebih humanis.
Dari deretan rumah kayu yang rentan api hingga lapangan voli yang penuh sorak semangat, Lilik menunjukkan bahwa keamanan yang kuat bersumber dari kesadaran dan kedisiplinan masyarakat—yang tumbuh perlahan, tetapi pasti, lewat tangan-tangan kecil yang sedang belajar memantulkan bola di Ngawen. (*)



