Tahun-tahun terakhir menjabat kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Blora, H. Subekti mengaku ingin segera menikmati masa pensiunnya.
Pasalnya, pria kelahiran Pati tahun 1951 ini sudah kemecer ingin membangun usaha relief dan gembol jati. “Pertama bikin relief untuk dipa-sang di rumah sendiri, setelah itu saya ingin membuat lagi untuk dijual,” ujar bapak dua anak yang memasuki pensiun pada tahun 2006 itu.
Sebelum menjabat di Dinas Kehutanan, Subekti pernah di Dinas Pekerjaan Umum dan Lingkungan Hidup, serta di Dinas Pertanian sebagai PPL. “Saya jadi PPL Per-tanian sejak tahun 70,” katanya.
Di Jl. Cempaka, kawasan Mlangsen, Blora, terpampang relief jati ber-ukuran besar melekat pada dinding ruang tamu rumah Subekti, sementara patung gembol Kaisar Cheng Hoo berukuran tinggi kurang lebih 1 meter berdiri tegak di atas meja sudutnya.
Setelah pensiun, kesukaan Bekti terhadap relief dan gembol jati ternyata berkembang menjadi pe-luang usaha yang bisa mendatangkan rupiah. Hingga ia membangun sebuah work shop di Jl. Manggis, yang tidak jauh dari rumahnya.
“Kayu dan gembolnya saya dapatkan dari Blora, tukangnya juga orang-orang Blora,” ujar pria yang masih aktif sebagai pengurus PWRI Kelurahan Mlangsen dan PWRI Kabupaten Blora itu.
Di dalam work shop berukuran 400 meter persegi itu terlihat banyak pa-tung-patung, dan beberapa relief besar yang salah satunya bertemakan Joko Tarup.
“Yang pesan orang dari Semarang dan Jakarta,” tandas pendukung berat paslon bupati dan wakil bupati Arief-Etik itu ketika ditemui Kamis (18/20 lalu.
Harga relief dan patung gembol di tempat ini berkisar antara 75 juta sam-pai dengan 100 juta. “Tapi kalau yang kecil ada mulai harga 40 sampai 50 juta,” ujar pria yang gelar S2-nya didapat dari UPN jurusan Managemen Agribisnis dengan predikat cum laude itu.
Untuk pembuatan relief berkuran lebar 2 meter dan tinggi 1 meter sehar-ga 100 juta, menurut Bekti diperlukan waktu pengerjaan hingga 6 bulan lamanya.
“Kalau modal bahan dan ongkosnya sekitar 15 juta,” katanya.
Melihat ukuran dan harga barang yang diperdagangkan oleh Bekti, tentu saja pembelinya berasal dari kalangan menengah ke atas.
Salah satu pejabat yang pernah memesan relief adalah Komjen Pol Agus Andrianto, Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri yang tidak lain adalah adik iparnya sendiri. (*)