BOJONEGORO.-
Setiap tanggal 21 April bangsa Indonesia selalu diingatkan sebuah kalimat yang menjadikan pelecut para wanita Indonesia, yaitu “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Kalimat sederhana itu ternyata mampu mengobarkan semangat juang para kaum hawa di nusantara.
Hari itu dikenal sebagai Hari Kartini, hari lahirnya sosok pahlawan wanita nasional yang diperingati oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai hari dimana emansipasi wanita dipekikkan.
Pada tanggal 21 April 2022, seluruh karyawati BRI Unit Kalitidu mengenakan kebaya dengan berparas adat ketika melayani nasabah yang butuh bertransaksi di bank milik pemerintah itu.
Kepada korandiva.co, Kepala BRI Unit Kalitidu H. Denny Agung Sriutomo SE, Msi mengatakan, ini bagian dari peran BRI menjaga budaya dan sejarah bangsa. “Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi!” ujarnya tegas.
“Kebaya adalah pengejawantahan keluhuran budi, ada aksentuasi istimewa pada kebaya,” tambah pria berambut kuncir yang selalu berpenampilan nyentrik.
Menurut Denny, sudah menjadi kewajiban seluruh warga untuk menjaga akar budaya bangsa, termasuk pelaku usaha.
“Hari ini hari istimewa bagi kami keluarga besar BRI Unit Kalitidu Bojonegoro, Kartini-kartini kita hari ini semuanya berkebaya saat melayani nasabah,” ucapnya bangga.
Pria tambun yang sudah 2 tahun menjadi nahkoda BRI Unit Kalitidu itu memang istimewa, dibawah kepemimpinannya, BRI Unit Kalitidu berhasil memperoleh capaian Kelas 1 di kelasnya. “Saya tidak akan mampu melakukanya tanpa didukung tim yang hebat ini. Semua bersinergi, bahu membahu dalam mewujudkan BRI Unit Kalitidu sebagai bank dengan capaian tertinggi,” paparnya.
Pria murah senyum yang menyelesaikan S-2 nya di bidang Manajemen UGM (Universitas Gajah Mada) Jogjakarta itu memang dikenal dekat sekali dengan karyawan dan karyawatinya. Lugas dan Tegas yang menjadi prinsipnya.
“Membangun usaha yang sehat harus dilandasi kebersamaan dan kekeluargaan. Saya tidak lantas selalu menjadi pimpinan mereka, tapi saya bisa juga menjadi kawan yang berusaha memberikan jalan keluar ketika ada kesulitan, dan menjadi saudara ketika mereka butuh didengarkan curhatannya,” tambah pria penyuka batu akik itu.
Dengan jumlah karyawanya 21 orang, Dennya berusaha memaksimalkan pelayanan terhadap nasabah, tingkat penyaluran kredit untuk UMKM pun terus dipacu agar lebih banyak menggerakkan ekonomi warga.
Kata Denny, sudah menjadi komitmen bersama, mengutamakan tumbuh kembangnya UMKM berarti BRI turut mendorong kesejahteraan warga.
“Dengan tumbuhnya ekonomi warga, berkorelasi dengan meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat. Jika pendapatan meningkat, otomatis daya belinya juga tinggi,” begitu kata ayah 3 orang anak yang juga penghobi touring tersebut.
Di Hari Kartini kali ini Denny berpesan kepada kaum hawa, jadilah Wanita Mandiri, Jadilah Wanita Kuat, Jadilah Wanita Super. Karena dari seorang wanitalah masa depan bangsa ini dipertaruhkan.
“Ada kebanggaan tersendiri lho, Mas. Pencapaian terbaik di BRI Cabang Bojonegoro, bahwa BRI Unit Kalitidu Juara 1 di kelas 1,” ujar pria penyuka batik itu dengan bangganya.
Menurutnya, dalam mencapai target yang telah ditetapkan pimpinan dan seluruh karyawan BRI Unit Kalitidu harus kerja keras, kerja jujur, kerja ikhlas, dan kerja disiplin.
“Itu saja yang perlu menjadi pegangan bersama. Sebesar apapun kendala yang ada tidak akan ada artinya di hadapan tim yang solid. Itu yang selalu saya ingatkan terus,” katanya.
Harus Bisa, Pasti Bisa, Wajib Bisa, itu yang selalu diingatkan Denny kepada seluruh karyawan dan karyawati BRI Unit Kalitidu. “Tidak ada yang merasa lebih hebat, karena disini kita semua adalah kumpulan serpihan yang menjadi utuh, jika semua komponen di dalamnya bersatu,” tandas suami dari seorang wanita beruntung yang bernama Sari Fatmawati tersebut.
Pria asli Jawa Timur yang tinggal bersama keluarga tercintanya di Perumahan Parikesit 1 Desa Ngampel Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro itu memang sangat dekat semua anak buahnya.
Dilahirkan di Tulungagung, tepatnya 18 Juli 1975 itu memang dididik dengan kedisiplinan tinggi, masa kecilnya dihabiskan di kampung halaman yang penuh kesahajaan. Anak dari pasangan Soewardi (Alm) dan Djuwariah (Alm) itu memang sudah memperlihatkan kesukaanya pada dunia perbankan sejak remaja. “Bapak saya orang yang disiplin, Mas,” katanya sambil menunjukan album foto keluarga.
“Setiap Hari Kartini, saya selalu ingat dengan almarhumah Ibu, beliau menjadi kebanggaan saya bersama 2 saudara yang lain. Beliau adalah Kartini yang sebenarnya, di tangan dingin beliau kami ditempa menjadi pribadi yang tangguh dengan pantang mengeluh,” imbuhnya sambil berkaca-kaca mengingat sosok ibu yang begitu dikaguminya.
Denny adalah anak laki-laki satu-satunya, kedua kakaknya perempuan. Sejak kecil Ibunya sudah menanamkan pada Denny tentang bagaimana mengayomi dan menjaga. Itu yang selalu diingat pria juga gemar melukis itu.
“Di hari yang istimewa ini saya ingin mengingatkan satu hal, jadilah KARTINI yang sebenarnya, di tengah keterbatasan, jangan gampang mengeluh, teruslah berusaha, karena Habis Gelap Terbitlah Terang,” pungkasnya. (*)