BOJONEGORO.-
Bagi warga, geliat pasar tradisional di sebuah desa merupakan pemandangan biasa, tetapi sedikit sentuhan di Pasar Pahing ternyata mampu memunculkan pembeda, setelah ada taman di bagian tengahnya.
Lokasinya tidak terlalu luas, tapi cukup menarik perhatian warga yang lalu lalang di desa tersebut. Maka keberadaan Taman Pasar Pahing yang berlokasi di Desa Kedungrejo Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro, semakin dikenal warga khususnya yang ada di Kecamatan Malo.
Seorang warga yang ditemui korandiva.co, Jumat pagi (25/03/22) mengaku sengaja datang ke Taman Pasar Pahing sekedar untuk ber-swafoto.
“Cuman mau selpi, Mas sama teman-teman, karena saya lihat di media sosial kok kelihatanya unik, ada taman di tengah pasar tradisional,” ujar Warti, warga Desa Persepsi Kecamatan Trucuk, sambil makan lontong sayur yang dijual di pasar tersebut.
Warga setempat menyebutnya dengan pasar krempyeng karena keramaian pasar hanya terjadi pagi hari, tapi hal itu cuma sebentar.
Di Malo banyak lokasi yang bisa dikunjungi sebagai sarana wisata, ada wisata religi, kuliner juga fauna. Jadi cukup memberikan kenyamanan bagi warga luar desa yang datang.
Letaknya yang di sepanjang aliran Bengawan Solo menjadi nilai tambah. Jembatan penghubung yang dibuat 15 tahun silam menjadi penunjang kegiatan masyarakat dan juga mampu menumbuhkan kesejahteraan warga Malo.
Hudi, salah satu pemuda dari Desa Ketileng yang sehari-hari berprofesi sebagai pengepul barang bekas menambahkan, sejak adanya jembatan Malo yang menghubungkan dengan Kalitidu, usahanya semakin lancar dan omset nya meningkat pesat.
Dulu lanjut Hudi, orang harus menggunakan perahu saat mau ke Kalitidu atau kota Bojonegoro, sekarang sudah tidak lagi. Apalagi jembatan penyeberangan Malo Kalitidu dikenal sebagai salah satu jembatan yang indah. Banyak orang berkunjung hanya untuk swa foto.
“Saya bangga menjadi warga Malo, Mas,” begitu pemuda 27 tahun itu menutup wawancaranya dengan korandiva.co. (*)