BOJONEGORO.-
Rapat pembahasan terkait pemasangan listrik baru di Dusun Bacem, Desa Turi, Kec Tambakrejo, Bojonegoro, Selasa (5/10) lalu sempat diwarnai ketegangan.
Warga kecewa kepada pihak rekanan selaku pelaksana karena sejak Tahun 2018 telah membayar uang muka kepada pihak panitia untuk pemasangan listrik baru di dusun mereka, namun hingga saat ini listrik belum juga menyala.
Selain itu warga mengaku keberatan jika dipaksa memasang listrik dengan kapasitas voltase 1300 VA. Karena untuk kebutuhan warga dua dusun yang mayoritas keluarga miskin itu, dengan listrik kapasitas Voltase 900 VA saja sudah berlebihan.
Salah seorang warga berinisial (P) selaku perwakilan dari warga Dusun Bacem, kepada wartawan menceritakan bahwa pada sekitar Tahun 2018 pihak warga sudah membayar uang muka sebesar Rp 1.100.000 untuk cicilan pertama pembayaran pemasangan listrik tersebut.
“Dulu sekitar tahun 2018 kami sudah membayar 1.100.000 untuk pembayaran cicilan awal, yang mana kesepakatan pembayaran dilunasi sebanyak 3 kali angsuran,” ucap warga yang enggan dipublikasi namanya.
Kondisi hingga sekarang, listrik belum juga terealisasi dan warga diminta bayar 1 juta lagi untuk angsuran tahap ke 2, jika dijumlah total pembayaran yang harus dikeluarkan dan dilunasi oleh warga kepada pihak panitia adalah sebesar Rp 3.100.000.
“Kami sangat kecewa karena terlalu lama belum ada realisasi, dan saya berharap agar pihak PLN secara langsung segera merespon keluhan warga,” tegasnya.
Hadir dalam rapat tersebut diantaranya Kepala Desa Turi, Babinsa, Bhabinkamtibmas, pihak rekanan, pihak panitia, dan beberapa warga Dusun Bacem serta Dusun Sukosewu.
Riyadi, Kades Turi dalam sambutannya menyampaikan bahwa dirinya menjamin terkait voltase listrik 1300 VA bisa diturunkan dengan syarat menyala selama 6 bulan baru bisa diturunkan dengan gratis.
Dan, jika daya listrik tidak bisa diturunkan maka dirinya siap membantu dan atau memfasilitasi warga Dusun Bacem dan Sukosewu untuk penurunan daya listrik.
“Setelah listrik menyala selama 6 bulan, maka voltase 1300 VA baru bisa diturunkan secara gratis,” ucap Kades.
Begitupun M. Riyanto selaku perwakilan pihak rekanan PLN (vendor) menyatakan bahwa alasan keterlambatan pemasangan listrik di dusun ter-sebut dikarenakan dampak dari Pandemi Covid-19.
“Memang selama ini listrik di dusun ini belum dapat menyala karena dampak Pandemi Covid-19”, ucap Riyanto.
Hingga rapat ditutup, beberapa orang warga masih tampak kecewa kepada pihak rekanan, dan tidak puas atas hasil rapat terse-but. (*)