BLORA. – Dalam sepekan, Kepolisian Sektor (Polsek) Jiken menangani 2 kasus kematian dengan cara gantung diri.
Pada Selasa (8/6) lalu, Sidjiran (78), warga Desa Nglebur RT.04, RW.02, Kecamatan Jiken ditemukan tewas gantung diri di pohon jati dengan menggunakan tali plastik warna biru.
Rusdianto, anak korban, menemukan orangtuanya sudah tergantung di atas pohon jati dibelakang rumah pada pukul 06.00 WIB.
Sementara pada Kamis (10/6) lalu, Sawi (71) warga Desa Ketringan RT.03, RW.01, ditemukan mati gantung diri pada kusen pintu kamar tidur menggunakan selendang warna pink. Surip, adik korban menemukan jasad saudaranya itu pada pukul 08.00 WIB.
Petugas Kepolisian dari Polsek Jiken, Bripka Bowo mengatakan, kedua kasus kematian ini (Sidjiran dan Sawi) murni mati bunuh diri. “Tidak ditemukan bekas penganiayaan pada tubuh korban, ujarnya.
Rusdianto mengatakan, bapaknya yang bernama Sidjiran itu putus asa karena sakit mag dan lambung yang sudah lama tidak kunjung sembuh.
Sementara Surip menceritakan, bahwas saudaranya yang bernama Sawi nekat gantung diri karena sakit stroke yang tidak kunjung sembuh.
Hal menarik yang sempat menjadi perbincangan warga adalah ketika acara pemakaman Sidjiran. Hal itu dikarenakan almharmuh Sidjiran pernah berwasiat kepada keluarga, jika suatu saat dia meninggal, dia meminta untuk diberi batu nisan berwarna merah.
“Bapak (Sidjiran ) berwasiat supaya diberi nisan warna merah karena beliau senang pada partai yang lambangnya berwarna merah,” ujar Rusdianto seraya menceritakan, bahwa bapaknya dulu memang pernah menjadi ketua ranting PDI Desa Nglebur ketika partai politik di Indonesia masih tiga yaitu PDI, GOLKAR, dan PPP. (*)