Bambang Sulistya: Ketakwaan Bisa Terwujud bila Umat Islam Memaknai Akronim PUASA

.-

Suasana di RW V Kecamatan Blora , Jateng mampu menebarkan aroma baru dan menciptakan spirit umat makin bergairah dalam menunaikan ibadah.
Memasuki hari pertama , mantan Sekda Blora H. mendapat amanah untuk menyampaikan kuliah tujuh menit (Kultum) pada kegiatan salat Tarawih berjamaah.
“Saya mengucapkan terima kasih karena sudah 11 tahun sejak sebagai abdi masyarakat dan abdi negara, setiap Ramadan bisa berdiri di mimbar kehormatan ini,” ucapnya sebelum menyampaikan materi kultum, di Blora, Senin (27/3/2023).
Pada malam itu, tema kultum yang disampaikan oleh Bambang adalah memaknai akronim dalam bulan Ramadan. Dijelaskan, umat Islam dimanapun berada patut bersyukur karena memiliki bulan Ramadan, yaitu bulan istimewa yang penuh keutamaan untuk menciptakan manusia yang bertakwa.
Ketakwaan itu bisa terwujud bila umat Islam mau memaknai akronim PUASA.
Yaitu, (P)-Pengendalian diri merupakan kemampuan untuk mengendalikan dirinya sendiri secara sadar agar menghasilkan perilaku selama bulan Ramadan agar tidak membatalkan ibadah puasa.
Secara lahiriah mampu mengendalikan tiga dasar kebutuhan hidup, yaitu makan, minum dan berhubungan seksual dari saat terbit matahari sampai saat matahari terbenam.
Kemudian selama berpuasa harus mampu mengendalikan atau menjaga panca indera kita terutama lisan karena ada ungkapan Mulutmu Harimaumu.
Bahkan untuk saat ini yang harus dikendalikan juga jari jemari tangan kita karena ada ungkapan baru Jarimu Harimaumu.
Sehingga sangat cerdas kalau di bulan Ramadan ada semangat untuk berhenti untuk menebarkan berita hoaks, fitnah dan berita menimbulkan perpecahan dan kebencian antar umat beragama.
“Dalam hal pengendalian di jawa ada pitutur luhur yang perlu direvitalisasi lagi, yaitu nutupi babahan howo songo artinya menutup sembilan lubang yang ada pada diri manusia agar tidak menimbulkan hawa nafsu yang bisa membatalkan puasa Ramadan,” tuturnya.
Menutup dua mata, dua lubang telinga, dua lubang hidung, mulut, lubang kemaluan dan lubang dubur.
(U)-Untuk orang beriman perintah dari Allah agar melaksanakan ibadah puasa di dalam bulan Ramadan. Sehingga selain orang beriman tidak berkewajiban untuk melaksanakan puasa Ramadan seperti orang gila dan atheis atau orang yang tidak percaya kepada Allah dan Rasulnya.
Sebagaimana tersurat dalam surat Al-Baqarah :183, “Hai orang orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Kemudian, (A)-Amalan-amalan sebagai umat muslim yang sedang berpuasa di dalam bulan Ramadan sebaiknya dapat dilaksanakan secara ikhlas dan penuh semangat.
Ada sejumlah amalan sunah dalan bulan Ramadan yang bisa dilakukan diantaranya ibadah malam (Qiyamul Lail), membaca Al-Qur'an,mendirikan salat tarawih, itikaf di masjid, mengakirkan sahur, menyegerakan berbuka puasa, memberikan makan buka puasa, bersilaturahmi ,bersedekah, mengkhatamkan Al-Qur'an, mengucapkan tasbih, takmid dan takbir, beristifar dan mencari lailatul qadar.Dengan amalan tersebut dapat membersihkan jiwa dan meningkat kepekaan spiritual.
Selanjutnya, (S)-Sambutlah bulan Ramadan dengan gembira dan semangat menggelora,karena setiap hari dalam bulan Ramadan mengandung K3 (Keberkahan, Keutamaan, Keistimewaan).
Ada ungkapan barang siapa gembira dengan masuknya bulan Ramadan ,maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.
di masyarakat dalam bulan Ramadan tumbuhnya gairah dan semangat solidaritas dan umat muslim berlomba lomba untuk berbuat kebaikan kepada kaum yang lemah.
Berikutnya, (A)-Ada Jaminan orang yang berpuasa di bulan Ramadan masuk surga. Menurut Hadist Riwayat Bukhari Muslim, “Orang yang berpuasa di bulan Ramadan tidak hanya mendapatkan berkah,rahmat dan ampunan, namun Allah juga menjajikan kepada orang yang berpuasa terbebas dari panas api neraka.
Bahkan ada pendapat dari para ulama bahwa ada empat golongan manusia yang dirindukan surga, karena kegiatanya dalam kehidupan didunia di antaranya, pertama berpuasa di bulan Ramadan. Karena berbekal puasa kelak manusia menjadi jujur,sabar,takwa, dan selulu menebar kebaikan.
Kedua,mereka yang senantiasa membaca Al-Qur'an. Ketiga, mereka yang selalu menjaga lidahnya. Empat, mereka yang memberi makan orang yang kelaparan.
“Akhirnya kultum saya tutup dengan patun Ramadan, Buah mangga manis rasanya, Enaknya dimakan saat berbuka puasa, Ikhlaskan niat dalam berpuasa, Semoga terhapus segala dosa kita,” ucapnya. (*).

Baca Juga:  Bekerjasama dengan Baznas dan KORMI, PWRI Blora Salurkan Paket Sembako untuk Duafa