Haji Keikhlasan, Berangkatkan Wong Cilik secara Gratis ke Tanah Suci

.-

Menjelang keberangkatan jamaah haji Blora pada 30 Juni 2022, mantan Sekda Blora yang sekarang menjabat Ketua , H. sibuk bersilaturahmi ke beberapa teman haji yang memiliki predikat “Haji Keikhlasan”.

Haji keikhlasan itu hanya sebutan yang mengingatkannya kepada orang-orang yang telah berangkat haji dengan dibIayai dari dana keikhlasan para pegawai Setda . Ditambah dana dari hamba Allah yang peduli untuk memberangkatkan calon haji wong cilik ke tanah suci secara gratis.

“Pengumpulan dana dilakukan setiap awal bulan dalam kegiatan apel pagi,” ujar Bambang Sulistya, Kamis (23/6/2022).

Sebelum mengikuti apel, tambah Bambang, seluruh karyawan diberikan amplop yang masih kosong dan selesai apel semua peserta apel memasukan amplop yang telah diisi uang secara ikhlas ke Kotak Amal Akherat Setda (KAAS).

Didorong juga dengan kata-kata motivasi, siapapun yang telah memasukan amplop ke KAAS nantinya diharapkan masuk surga.

“Pelaksanakan kegiatan untuk mewujudkan Haji Keikhlasan itu berlangsung dari Tahun 2008 sampai dengan 2012, dan telah memberangkatkan calon Haji Keikhlasan sebanyak 13 orang,” jelasnya.

Kegiatan yang bersifat kelangitan oleh para pegawai Setda baik dari para petugas honorer, para , staf maupun akhirnya mendapat dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang dipimpin oleh Jaya Suprana, Bos Jamu Jago.

Adapun yang berhak berangkat menjadi calon Haji Keikhlasan diantaranya karyawan Setda Blora yang beragama Islam yang rajin memakmurkan masjid dari kelompok honorer serta para ASN golongan satu.

“Yaitu para petugas kebersihan, penjaga kantor dan sopir Setda Blora,” tandas Bambang.

Semangat untuk mewujudkan Haji Keikhlasan diilhami oleh sebuah ungkapan syarat paling utama untuk naik haji adalah atas ijin dari Allah SWT. Dengan izin-Nya orang yang tidak mampu bisa dimampukan dengan berbagai cara. Ada yang menabung, ada mendapat bantuan dari para dermawan dan ada yang mendapat dukungan dana dari Pemerintah.

Baca Juga:  Panas... dingin

Sehingga di kalangan masyarakat ada berbagai istilah atau anekdot tentang nama haji sekedar untuk membuat senyum dan menghibur diri. Seperti halnya; Haji Abidin ( biaya dinas), Haji Sokeh (Sokongan wong akeh), Haji Abu Bakar (Atas budi baik saudagar), Haji Gamal (Gantian orang ), Haji Dadang (dananya dari utang), dan Haji Najuwar( Dananya jual ).

“Berdasarkan hasil silaturahmi kepada beberapa haji keiklhasan di Kabupaten Blora saya memperoleh pelajaran yang sangat berharga bagi kehidupan saat ini,” jelasnya.

Karena dari berbagai ungkapan yang disampaikan ada berbagai perubahan sikap mental positif setelah mereka naik haji yang dapat dirumuskan kedalam sebuah Akronim SPDI, bukan kepanjangan dari Sarjana Islam.

“Namun maknanya sebagai berikut, (S) – Syukur menjadi kebiasaan hidup yang saat ini selalu dilakukan oleh para haji keikhlasan dalam menikmati dan menghadapi kehidupan yang semakin sulit,” kata Bambang Sulistya.

Mengapa saat ini mereka terus belajar bersyukur karena ternyata dalam hidup itu misteri, manusia hanya punya wilayah berikhtiar dan hasilnya adalah Allah yang menentukan.

“Dulu sebagai wong cilik tak terbayangkan kalau bisa naik haji secara gratis. Atas dasar pengalaman hidup itulah sekarang hidup tidak lagi kemrungsung,grusa grusu dan bingung tapi makin tenang dan pasrah kepada Allah,” tambahnya.

Paling penting hidup prasojo ora neko-neko (hidup sederhana tidak aneh aneh) pasti bakal mulya. “Karena hidup itu sudah ada yang mengatur yaitu Allah Yang Maha bijaksana,” ucapnya.

(P)-Pengendalian diri dalam kehidupan sehari hari makin teruji dan terkendali serta menjadi semangat untuk menggapai kehidupan yang lebih baik, terarah dan makin sejahtera.

Karena hidup penuh amarah akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebagai predikat penyadang haji ternyata juga makin hati hati baik dalam bersikap, berucap dan bertindak.

Baca Juga:  Rayakan HUT ke-2, KORMI Blora Gelar Gowes dan Senam Bersama Bupati

Stop untuk menyebarkan berita hoaks, apalagi berita yang mengandung unsur fitnah dan ujaran kebencian dan intoleransi.

Dalam memberikan pelayanan kepada siapapun samakin santun dan penuh dengan perhatian.

Huruf (D)-Disiplin dalam melaksanakan tugas dan disiplin dalam beribadah menjadi motto dalam kehidupan saat ini.

“Hindari sikap yang selalu ingkar janji dan melanggar komitmen. Bahkan saat ini mereka makin memiliki kepekaan yang tinggi kepada saudara saudara kita yang belum beruntung,” ungkapnya.

Karena selalu diingatkan oleh sebuah petuah, sopo sing seneng nulung bakal ditulung (Siapa yang suka menolong pasti akan ditolong).

Berikutnya, huruf terakhir (I)-Iman mereka makin meningkat dan mantab, salat lima waktu tidak pernah bolong tepat waktu dan berjamaah bahkan saat ini makin rajin salat sunah tahajud dan dhuha. Demikian pula juga melakasanakan Senin-Kamis.

Semangat dalam hidup mereka saat ini dimana saja dan kapan saja segala tindakannya selalu dimaknahi sebagai niat untuk beribadah.

Melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi Larangan-Nya.Demikian buah dari silaturahmi kepada para Haji Keikhlasan semoga mampu memberi spirit dan teladan kepada kita semua.

Untuk diketahui, menjadi sebuah catatan bersejarah berkenaan dengan musim haji tahun 2022.

Karena sudah dua kali penyelenggaraan haji tahun 2020 dan 2021 mengalami kefakuman gara-gara adanya COVID-19.

Sebagai umat Islam kita mestinya patut bersyukur sebab tahun 2022 Pemerintah Indonesia kembali bisa memberangkatkan lagi calon jemaah haji ke tanah suci.

Bahkan ada kabar terbaru dari Arab Saudi akan beri tambahan kouta haji 2022 sebanyak 10 ribu untuk Indonesia.

Disamping itu ada kabar gembira puncak haji tahun ini diprediksi pada hari Jumat yang merupakan Haji Akbar. (*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *