Perades Gagal Blora Akan Susulkan Bukti Kecurangan ke BSSN

“Dengan melampirkan data ratusan yang sudah dilantik, secara tidak langsung Bupati sudah berusaha mempengaruhi . Mengandung pesan, andai digugat pun nantinya akan ada kesulitan,” ujar Budi Ismail, Ketua Forum gagal Blora.


Bupati Blora Arief Rohman menyerahkan sepenuhnya rekomendasi uji forensik Computer Assisted Test () perangkat desa (Perades) Blora ke Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

“Hari ini surat sudah dikirim ke BSSN, yang berangkat mengirim Bu Yayuk (Kepala Blora),” ujarnya, Selasa (05/04/22).

Ditambahkan oleh Arief, dengan demikian keinginan para peserta perades yang gagal sudah dipenuhi.

“Sekarang sepenuhnya kewenangan ada di BSSN. Hal ini juga untuk menjawab prasangka-prasangka (kecurangan Perades) yang selama ini dituduhkan. Monggo lah, surat sudah kita kirim,” kata Arief.

Baca Juga:  Dikira Perjanjian Hutang, yang Ditandatangani Kasri Ternyata Akte Jual Beli

Sementara itu menurut Budi Ismail selaku Ketua Forum Perades gagal, surat bupati yang diserahkan ke BSSN itu lucu dan banyak kejanggalannya.

Lucu karena menurut Budi, pada alinea pertama surat bupati meminta kepada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk melakukan Forensik terkait penyelenggaraan Computer Assisted Test (CAT) sebagaimana permintaan Forum Perades Gagal Blora.

“Tapi kalimat pada alinea kedua seolah-olah bupati minta BSSN untuk mempertimbangkan, bahwa ratusan perades hasil CAT sudah terlanjur dilantik pada awal Januari 2022 lalu,” ucap Budi.

Janggalnya lanjut Budi, surat bupati Blora nomor 141/1295 yang ditujukan pada BSSN itu ditandatangani oleh H. Arief Rohman, tetapi lampirannya ditandatangani oleh Yayuk Windarti yang tidak lain adalah kepala Dinas Blora.

Baca Juga:  Pengisian Perangkat Desa di Kecamatan Tambakromo Memasuki Tahapan Uji Publik

“Bisa jadi bendel itu sengaja dilampirkan oleh Yayuk tanpa sepengetahuan Bupati,” tambah Budi.

Mensikapi surat bupati Blora, Forum Perades Gagal Blora akan segera menyusulkan surat ke BSSN yang berisi bukti-bukti pelanggaran serta kecurangan dalam penyelenggaraan CAT di Udinus .

“Mulai dari test yang harus diulang karena server di error, terjadinya manipulasi nilai, ada peserta yang sampai 30 menit nilainya gak naik-naik padahal live streaming, ada juga peserta yang dalam 6 menit bisa jawab 9 soal,” paparnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *