BLORA. – Dua orang mantan anggota DPRD Blora yang tinggal di Cepu, H. Muhammad Solichin dan H. Mahmudi Ibrahim wafat, pekan lalu.
Menurut Alimochsan Gafar, adik kandung Solichin, kakaknya yang tinggal di Jl. Diponegoro Lr 7 itu meninggal di RSUD Cepu pada hari Minggu, 13 Juni pkl. 23.44 Wib, dan dimakamkan di TPU Nglajo pada hari Senin.
Pria yang pernah menjadi anggota DPRD Blora perio-de 2004-2009 itu meninggal pada usia 67 tahun. “Almarhum pernah menjabat ketua DPC PPP (Partai Persatuan Pembangunan) Kabupaten Blora,” ujar Ali, Jumat (25/6) lalu.
Sementara itu H. Mahmudi Ibrahim wafat pkl. 01.oo Wib Minggu (20/6) dinihari lalu di RS Aisyiah Bojonegoro, Jawa Timur. Mahmudi adalah mantan wakil ketua DPRD Blora periode 2004-2009.
Adik kandung almarhum, KH. Affandi Ibrahim meng-informasikan melalui Group WA, bahwa sebelum meninggal, almarhum sempat dirawat sejak tanggal 16 Juni.
Kabar meninggalnya Mahmudi Ibrahim ini meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat Cepu, khususnya warga Nahdiyin.
Menurut mantan ketua MWC NU Cepu, K. Achmad Kholid, almarhum merupakan pejuang di berbagai lembaga antara lain di Oric, Yayasan Yastamas, dan Nahdlatul Ulama.
“Perjuangan beliau di Oric, di masyarakat, di Yastamas, terutama di NU menjadi jariyah beliau. Saya bersaksi bahwa beliau orang baik yang selalu berjuang untuk agama, negara dan keluarga. Selamat jalan menuju jalan kebahagiaan yang hakiki saudaraku,” tuturnya.
Sementara itu Tri Juwanto, mantan aktivis PMII Blora mempunyai kenangan yang mendalam dengan almarhum Mahmudi Ibrahim, menurutnya almarhum sangat dekat dengan para aktivis pergerakan. Dikisahkan, semasa menjadi Ketua Komisi di DPRD Blora (periode 1999-2004) Mahmudi Ibrahim pernah memfasilitasi PMII saat melakukan aksi demonstrasi.
“Almarhum memang dekat dan ngopeni kaum muda, terlebih para aktivis. Dulu pernah, saat saya dan teman-teman PMII demo ke DPRD kendaraannya difasilitasi oleh beliau. Padahal yang kita demo itu kantor DPRD, dan yang menerima teman-teman juga beliau,” kenang Wakil Ketua PMII Blora ini.
Selain Pejuang NU, yang bersangkutan dikenal sebagai mantan wakil ketua DPRD dari Partai Kebangkitan Bang-sa (PKB) di era Gus Dur. Selain itu, KH Mahmudi Ibrahim dikenang sebagai tokoh yang membidani berdirinya Rumah Sakit NU Cepu.
Jenazah almarhum dimakamkan pada hari itu di Pemakaman Umum Sorogo, Kelurahan Ngelo Kecamatan Cepu, sekitar jam 09.00 pagi.
Status kedua almarhum yang pernah menjabat sebagai wakil rakyat dibenarkan oleh Ketua DPRD Blora, HM. Dasum. Seingatnya, ia pernah bersama kedua tokoh tersebut, Solichin dan Mahmudi, ketika menjadi anggota dewan pada periode 2004-2009. “Semoga Pak Solichin dan Pak Mahmudi khusnul khotimah,” ucap Dasum. (*)