KB Al Fajr Cepu, Konsisten Wujudkan Sekolah Inklusif di Blora

By: Vivi Nurvila

Korandiva-.- Komitmen Lembaga sebagai sekolah inklusi terus ditunjukkan seti-ap dengan membuka pendaftaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sebagai bagian dari proses penerimaan baru, Al Fajr rutin mengadakan Trial Class yang juga berfungsi untuk dengan mengobservasi tumbuh kembang anak sejak awal.

Kepala Lembaga Pendidikan Al Fajr , Farida, S.E., S.Pd., mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 63 anak berkebutuhan khusus yang menempuh pendidikan di sekolah yang beralamat di Jl. Dumai I No. 59, Nglajo, Cepu tersebut.

“Untuk kelompok (KB dan TK) ada 31 anak, sementara ke-lompok Homeschooling terdiri dari 32 anak yang duduk di kelas 1 sampai 6 SD, serta kelas 1 dan 2 SMP,” ujar Farida kepada , Rabu (17/9/2025).

Farida menjelaskan, ABK pada jenjang PAUD mencakup anak-anak dengan down syndrome, ADHD, keterlambatan bicara (speech delay), autisme, disleksia, mikrosefali, tuna rungu, dan tuna wicara. Sementara itu, peserta didik pada program Homeschooling mencakup ABK dengan autisme, tuna rungu, disleksia, diskalkulia, ADHD, down syndrome, cerebral palsy, hydranencephaly, serta gangguan kecemasan.

Keberhasilan lembaga pendidikan Al Fajr Cepu dalam menerima dan mendidik ABK menunjukkan bahwa pendekatan inklusif yang diterapkan mampu memberi ruang bagi setiap anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai potensi masing-masing. Hal ini sejalan dengan moto lembaga, Education for All atau “Pendidikan untuk Semua,” yang menekankan hak setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan .

Dalam kegiatan belajar mengajar, keberadaan ABK tidak mengganggu siswa lainnya. Hal ini karena Al Fajr memiliki Standar Prosedur (SOP) yang ketat dalam pena-nganan ABK.

“Anak-anak yang sudah dalam kondisi kondusif dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) reguler. Sementara bagi yang belum siap, akan mengikuti kelas terapi terlebih dahulu hingga dinyatakan siap untuk bergabung di kelas reguler, baik dengan atau tanpa pendamping (shadow teacher), sesuai rekomendasi psikolog dan terapis,” jelas Farida.

Meskipun masih menghadapi keterbatasan alat stimulasi dan terapi, lembaga pendidikan Al fajr Cepu tetap menjalankan program inklusif dengan optimal. Saat ini, sekolah tersebut memiliki dua tenaga pengajar yang telah mengikuti khusus ABK pada tahun 2015. Selain itu, kegiatan terapi juga difasilitasi oleh satu orang psikolog dan dua orang terapis.

“Keterbatasan bukan menjadi penghalang bagi kami. Selama ada kemauan inklusi bisa dijalankan dengan baik,” pungkas Farida, yang telah memimpin lembaga ini sejak tahun 2007. (*)