Korandiva-BLORA.– Arus Sungai Lusi akhirnya menyerahkan seluruh kisah pilu yang terseret selama dua hari pencarian. Jumat (12/12/2025) sore, Tim SAR gabungan menemukan korban terakhir dari delapan santriwati Pondok Pesantren Modern (MBS) Al Ma’un yang sebelumnya dilaporkan hanyut di aliran sungai tersebut.
Harapan yang sempat menggantung di sepanjang bantaran sungai itu harus berujung duka. Dari delapan santriwati, tiga berhasil ditemukan selamat, sementara lima lainnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Tiga santriwati yang selamat ditemukan tersangkut di rumpun bambu, berpegangan pada apa saja yang mampu menahan derasnya arus. Sementara itu, lima korban lain ditemukan tak bernyawa di sejumlah titik sepanjang Sungai Lusi, sebagian berjarak cukup jauh dari lokasi awal mereka dilaporkan terseret.
Tragedi ini bermula dari aktivitas yang biasa dilakukan anak-anak bantaran sungai: mencari kerang. Delapan santriwati MBS Al Ma’un siang itu berada di sekitar aliran Sungai Lusi. Namun, kebiasaan yang tampak sederhana berubah menjadi petaka ketika salah satu santri terpeleset ke bagian sungai yang dalam.
Tujuh teman lainnya yang panik refleks berusaha menolong. Arus sungai yang mendadak deras dan kedalaman air yang tak terduga membuat mereka justru ikut terseret, satu per satu, tanpa sempat menyelamatkan diri.
Sejak kejadian itu, Sungai Lusi menjadi saksi kerja tanpa henti tim gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, serta para relawan. Penyisiran dilakukan dari hulu hingga hilir, menyusuri aliran sungai, menembus rimbunnya bambu dan derasnya arus air.

Titik terang muncul ketika seorang warga yang tengah memotong bambu menemukan sesosok jenazah santriwati, sekitar 1,5 kilometer dari lokasi awal kejadian. Penemuan itu menjadi awal terungkapnya keberadaan korban lain dan mempercepat proses evakuasi.
Seluruh korban meninggal dunia kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Blora. Kepala Pelaksana BPBD Blora, Mulyowati, menyampaikan bahwa proses visum dan identifikasi segera dilakukan sebelum jenazah diserahkan kepada pihak keluarga.
“Setelah visum selesai, kelima jasad korban kami serahkan kepada orang tua masing-masing untuk dibawa pulang dan dimakamkan,” ujarnya.
Di tengah duka yang menyelimuti keluarga korban, Mulyowati juga menyampaikan apresiasi atas kerja keras seluruh pihak yang terlibat dalam pencarian.
“Alhamdulillah, berkat kerja sama dan kerja keras tim selama dua hari, seluruh korban akhirnya berhasil ditemukan,” pungkasnya.
Sungai Lusi pun kembali mengalir tenang. Namun, bagi keluarga korban dan warga sekitar, aliran itu kini menyimpan cerita duka yang tak mudah dilupakan. (*)



