Korandiva – PATI.– Suasana panas menyelimuti pertemuan antara perwakilan warga Desa Dengkek dengan Kepala Desa Mohamad Kamjawi di Kantor Desa Dengkek, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Kamis (27/2/2025).
Lima orang perwakilan masyarakat, didampingi Babinsa dan Bhabinkamtibmas, datang untuk meminta kejelasan terkait Memorandum of Understanding (MoU) pendirian tiang jaringan XL di desa mereka.
Mohamad Kamjawi mengklaim bahwa pemasangan tiang-tiang tersebut telah mendapatkan persetujuan dari ketua RT dan RW setempat. Namun, bukannya fokus pada inti permasalahan, Kades justru mengalihkan pembicaraan ke pengadaan mobil ambulans pada pemerintahan desa sebelumnya, yang ternyata malah menyulut kemarahan warga.
“Baru masalah begini sudah kisruh. Waktu mobil ambulans tidak dibelikan, kenapa kalian diam saja? Ambulans seharga Rp190 juta, kok pada diam? Jangan iri, jangan benci sama saya. Kalau memang tidak benci, kenapa kepala desa sebelumnya tidak didemo juga?” ujar Kamjawi dengan nada yang memancing emosi warga.
Pernyataan itu langsung memicu reaksi keras dari salah satu warga, Sk, yang spontan berdiri dan membalas dengan suara lantang.
“Ini bukan soal benci atau tidak, Pak! Tapi kalau dianggap benci, ya terserah. Masalahnya, bagaimana orang yang sudah meninggal bisa diproses kalau ambulans tidak ada? Itu yang jadi pertanyaan!” tegas Sk.
Situasi memanas, namun ketegangan berhasil diredam oleh Babinsa Joko Budi Prasetyo dan Bhabinkamtibmas Kartono, yang segera menenangkan kedua belah pihak. Setelah suasana lebih kondusif, diskusi kembali dilanjutkan hingga akhirnya mencapai titik kesepahaman.
Masyarakat berharap Kepala Desa Dengkek bersikap lebih transparan dan akuntabel dalam menjalankan kebijakan, termasuk terkait pendirian tiang jaringan XL. Mereka juga menuntut agar MoU yang dimaksud segera diserahkan sebagai bentuk keterbukaan informasi. (*)