SMP Negeri 2 Blora, Libatkan 12 Guru Agama untuk Program Sekolah Sisan Ngaji

By: Gunawan Trihantoro

Korandiva-.- Sekolah Sisan Ngaji (SSN) di SMPN 2 Blora telah berjalan efektif sejak dimulai Februari lalu. Selama kurang lebih delapan bulan, program ini telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam kemampuan siswa, terutama dalam pengajaran Al-Qur'an.

Kepala SMPN 2 Blora, Tri Handayani, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan bahwa program SSN dijadwalkan pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis, selama jam pertama dan kedua, dengan alokasi waktu 80 menit.

Tri Handayani menjelaskan bahwa pengelolaan SSN di sekolahnya dibagi menjadi tiga tingkatan: terendah, tengah, dan atas, untuk menyesuaikan dengan kemampuan siswa.

“Siswa yang sebelumnya belum bisa melafalkan huruf hijaiyah atau menulisnya, kini sudah mampu melafalkannya dengan baik. Sementara untuk siswa di tingkatan tengah, yang dulunya cara membaca dan harakatnya belum benar, sekarang sudah ada perubahan yang luar biasa. Adapun untuk siswa di tingkatan atas, hafalan mereka meningkat jauh dibanding beberapa bulan yang lalu,” jelas Tri.

Baca Juga:  Pemkab Blora Fasilitasi Audit Forensik ke BSSN

Dukungan dari guru Madrasah Diniyah (Madin) di SMPN 2 Blora juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Saat ini, sekolah telah melibatkan 10 guru dari Madin, serta satu guru agama dari gereja Katolik dan satu guru pengajar agama Kristen, dengan total 12 guru yang mengajar dalam program SSN.

“Para guru sangat luar biasa, mereka datang pagi-pagi dan mengajar dengan disiplin. Peran mereka sangat krusial dalam kelancaran program ini,” tambahnya.

Terkait literatur, Tri Handayani menyatakan bahwa kebutuhan buku untuk SSN telah terpenuhi. Sekolah menggunakan buku-buku yang disarankan oleh guru agama dan guru Madin, mulai dari buku Qiroati jilid satu hingga enam, Juz Amma, hingga Al-Qur'an.

Baca Juga:  Karnaval Desa Jiken, Bikin Macet Jalan Nasional Blora-Cepu Hingga 3 Km

“Buku-buku ini sederhana namun sangat efektif. Kami bisa mencukupi kebutuhan literatur ini berkat sumbangan dari para guru dan kepala sekolah,” pungkasnya. (*)