Sunyi Senyap

EMPAT kali perhelatan Pilkada langsung (2005, 2010, 2015 dan 2020) di , selalu ramai, di warung- selalu ada menjadi perbincangan hangat dari para pendukung masing-masing kandidat. Satu tahun menjelang pertarungan, bahkan mulai menghiasi pemberitaan koran-koran harian.

Tapi Pilkada kali ini, kondisinya hening, sunyi dan senyap. Hiruk pikuk pesta lima tahunan di dibandingkan kabupaten tetangga seperti Bojonegoro dan .
Apalagi situasi sebelum pendaftaran 27 Agustus lalu, bakal calon yang muncul hanyalah Arief Rohman sebagai petahana didampingi Sri Setyorini (ASRI) yang menyatakan maju bertarung di Pilkada Blora 2024 dengan dukugan 13 koaliasi, dan KIM Plus.

Sementara, pasangan Abu Nafi dan Andika Adikrishna (ABDI) baru resmi dideklarasikan pada hari yang sama ketika mendaftar ke . Pasangan ini diusung oleh 2 partai, PPP dan PDI Perjuangan.
Munculnya dua pasangan calon sedikit membuat lega bagi sebagian masyarakat, daripada petahana harus berhadapan dengan lembar surat suara tanpa gambar, melawan musuh tanpa fisik dan sulit diterka untuk menaklukkannya.

Baca Juga:  Mahasiswa STAI Al Muhammad KKN di Desa Singget

Siapa yang tidak mengenal Arief Rohman yang sekarang masih menjabat Bupati Blora, dan Abu Nafi yang pernah menjabat wakil bupati Blora pada periode 2010-2015.

dikenal sebagai daerah yang telah banyak melahirkan penting dan berpengaruh di Republik ini seperti halnya Komjen Pol. Agus Andrianto yang sekarang menjabat Wakapolri, dan Irjen Pol Syahar Diantono yang saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi dan Pengamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Namun pada Pilkada Blora 2024 sepertinya telah terjadi krisis ketokohan dan pemimpin dengan munculnya hanya satu penantang yang layak menandingi calon bupati petahana.

Menilik kembali panjang perjalanan Pilkada Blora sejak tahun 2005 hingga 2020, sekedar untuk mengingat. Berikut sejarah ringkas perjalanan Pilkada Blora.

Pilkada 2005
Memunculkan pertarungan empat pasangan calon antara lain (1) Basuki Widodo-Yudhi Sancoyo, (2) Rubiyanto-Bambang Wijanarko, (3) Didik Lukardono-Mahmudi Ibrahim, dan (4) Hartomy Wibowo-Bambang Susilo. Pertarungan di-menangkan oleh pasangan Basuki Widodo-Yudhi Sancoyo.

Baca Juga:  Diperiksa di Kejaksaan, Sukisman Sampaikan Bukti Realisasi Honorarium yang Sudah Ditandatangani Sekretaris DPRD Blora

Pilkada 2010
Diikuti tiga pasangan calon yaitu (1) Yudhi Sancoyo-Hestu Bagijo Sunjoyo, (2) Warsit-Lusiana Marianingsih, dan (3) Djoko Nugroho-Abu Nafi. Pemenangnya pasangan Djoko Nugroho-Abu Nafi.

Pilkada 2015
Diikuti tiga pasangan calon. (1) Abu Nafi-Dasum, (2) Djoko Nugroho-Arief Rohman, dan (3) Kusnanto-Sutrisno. Pemenangnya pasangan Djoko Nugroho-Arief Rohman.

Pilkada 2020
Diikuti tiga pasangan calon. (1) Dwi Astutiningsih-Riza Yuda Prasetya, (2) Arief Rohman-Tri Yuli Setyowati, dan (3) Umi Kulsum-Agus Sugiyanto. Pemenangnya pasangan Arief Rohman-Tri Yuli Setyowati.
Dari sejarah itu, ada catatan menarik dalam Pilkada Blora.

Selama ini belum ada petahana yang terkalahkan posisinya hingga dua periode berturut-turut. Petahana selalu bisa mengalahkan sang penantang seperti halnya Basuki Widodo (2 periode), dan Djoko Nugroho (2 periode).

Mungkinkah prediksi ini bisa dipatahkan oleh pasangan Abu Nafi-Andika?
***