“Kalau itu pasti, saya paling setuju, cocok Pak Arief yang jadi lagi. Kalau ditanya DPP pasti saya jawab, Pak Arief,” jelas Ketua DPC PKB Blora, Abdul Hakim.
*****
SETELAH dua partai besar di Kabupaten Blora, PKB dan PDI Perjuangan membuka pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati pada awal Mei lalu, bermunculan nama kandidat calon diantaranya Arief Rohman (bupati Blora), Siswanto (ketua Partai Golkar), dan Prayogo Nugroho (putra Mantan Bupati Blora, Djoko Nugroho), serta Aan Rokhayanto (pengusaha asal Cepu).
Ketua DPC PDI-P Blora, Dasum mengatakan, kemungkinan calon dari internal PDI-P sendiri juga akan menyusul belakangan. Namun untuk kandidat bakal calon masih digodok. “Dari partai PDI-P mestinya ada yang ikut mencalonkan diri. Dan, sosok yang dicalonkan siapa belum tahu,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua DPC PKB Blora, Abdul Hakim mengaku tengah mempersiapkan kader terbaik untuk bertarung di Pilkada 2024 tahun ini. “Bupati Blora Petahana Arief Rohman dinilai paling cocok untuk memimpin periode yang akan datang,” katanya.
Di tengah dinginnya dinamika politik di Bumi Samin ini, tiba-tiba tersiar kabar adanya seorang Komisaris Polisi (Kompol) Kisworini yang akan turun di kancah politik Blora. Wanita cantik yang masih aktif bertugas di Mabes Polri ini siap mewarnai Pilkada Blora dalam kapasitas sebagai calon wakil bupati.
Arief Rohman yang katanya sudah lama memiliki kedekatan, dikabarkan telah “meminang” Kisworini untuk dijadikan pasangannya sebagai cawabup pada Pilkada Blora, November mendatang.
Dikonfirmasi melalui pesan WhatsAap tentang pencalonannya dalam Pilkada Blora 2024, Arief Rohman merespon pendek. “Blm mas.. msh dlm proses2 loby politik d ats,” jawabnya.
Ketika ditanya peluangnya berpasangan dengan Kisworini, pria yang sekarang menjabat bupati Blora itu mengaku masih menunggu keputusan DPP PKB. “Krn yg keluarkn rekom dpp,” tukasnya.
Dengan 9 kursi yang dimiliki di legislatif Blora, PKB sudah memenuhi syarat untuk mengusung paslon secara mandiri. Ditambah lagi, kiprah Kisworini di Jakarta yang kabarnya ada kedekatan dengan pejabat polisi yang memiliki akses langsung dengan ketua umum PDI Perjuangan.
Maka bila pengaruh Jakarta akan dibawa ke Blora, bisa dimungkinkan PDI P akan besanan lagi dengan PKB untuk mengusung Arief-Kisworini. (*)