Gubernur Minta Masyarakat Saling Eling lan Ngelingke, Bambang Sulistya: Gerakan 5M untuk Saling Mengingatkan

. – Ketua Persatuan Republik Indonesia () , mengungkapkan, gerakan “Eling lan Ngelingke” atau ingat dan mengingatkan yang disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo harus disikapi bersama untuk pengendalian COVID-19.

Menurut Bambang, gerakan Eling lan Ngelingke yang disampaikan Ganjar yang juga Ketua Umum Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) pada saat ke Kabupaten Blora, Kamis (24/6) lalu itu sangat menginspirasi dan memotivasi dirinya.

“Pak Ganjar memberi motivasi dalam rangka mensikapi pengendalian COVID-19 yang semakin tidak jelas kapan akan berakhir,” katanya, Senin (28/6/2021).

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Blora sekarang ini merupakan salah satu dari 13 Kabupaten di Jawa Tengah yang masuk zona merah (berisiko tinggi). Dan, gubernur mengajak masyarakat agar segera melaksanakan ‘Gerakan Eling Lan Ngelingke' atau ingat dan mengingatkan.

“Eling atau ingat pada diri sendiri dan Ngelengke atau mengingatkan kepada sesama warga masyarakat dalam melaksanakan Protokol 5 M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjahui Kerumunan dan Membatasi mobilitas),” kata mantan Sekda Blora ini.

Hal itu kata Bambang, sederhana namun sangat bermakna sehingga mampu menyentuh nurani dan membangkitkan inspirasi.

“Serta memotivasi pada diri saya untuk melakukan introspeksi apakah selama ini saya sudah melaksanakan secara disiplin,” ungkapnya.

Demikian pula apakah juga sudah mengingatkan kepada orang lain baik kepada keluarga, saudara-saudara sendiri maupun teman atau masyarakat lainnya tentang pentingnya melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.

Baca Juga:  Polsek Kradenan Larang Masyarakat Gunakan Jebakan Tikus Beraliran Listrik

“Jawaban singkat dan jujur, belum,” ucapnya.

Memang harus diakui lanjut Bambang, gerakan Eling Lan Ngelengke membutuhkan pengorbanan dan keiklasan dari semua elemen masyarakat serta didukung oleh kemampuan berkomunikasi yang baik.

Untuk itu dalam mendukung gerakan “ingat dan mengingatkan” ada baiknya kita mengingat kembali pitutur luhur yang barangkali dapat memotivasi diri dalam membangun komunikasi yang ramah lingkungan disaat situasi sulit seperti saat ini.

“Ada sebuah petuah kalimat bijak “Ojo rumongso bisa nanging kudu biso Rumongso (Jangan merasa bisa tetapi bisa merasa),” kata dia.

Artinya kita jangan pernah merasa bisa melakukan sesuatu yang hebat dan merendahkan orang lain, sebaliknya kita harus bisa merasakan orang lain.

Atau intinya kita tetap rendah hati di hadapan semua orang tanpa harus menonjolkan diri sendiri.

Dikatakan Bambang Sulistya, ungkapan tersebut bisa mengingatkan kepada kita semua dalam pergaulan, berkomunikasi dan berinteraksi di masyarakat sehingga petuah itu mudah-mudahan mampu memberi peringatan diri untuk menjauhkan dari sikap kesombongan, keangkuhan kebohongan bagi siapapun yang akan melaksanakan “Gerakan Eling Lan Elingke”.

“Menurut saya itu merupakan laku lahir dalam mengamalkan 5M,” ucapnya.

Namun 5M juga dapat dimaknai sebagai laku batin yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat di masa pandemi COVID-19.

Memakai masker secara fakta selain menutup hidung juga menutup mulut artinya mengingat kepada kita semua agar kita tidak mudah mengumbar suara atau ucapan yang menimbulkan kegaduhan dan ketentraman di masyarakat apalagi ucapan bersifat provokator, adu domba dan fitnah.

Baca Juga:  Upacara Bendera di Kunduran Dihadiri Tiga Anggota Dewan

Ada ungkapan Jawa “Lamun siro iso ngomong nanging ojo brebeki Kuping” (kalau kita bisa berbicara jangan merusak telinga).

Kemudian mencuci tangan mengandung pesan agar kita selalu membersihkan diri dari tindakan untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya yang akan memperkaya diri maupun memperkaya orang lain.

“Termasuk kegiatan menebarkan berita bohong/hoaks yang akan menimbulkan keresahan dan kegaduhan di masyarakat

Ada ungkapan saat ini, Jarimu Harimaumu,” tuturnya.

Selanjutnya, menjaga jarak maknanya bahwa kita harus tetap konsisten menjaga jarak, yaitu untuk melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan.

Konkritnya dalam kehidupan sehari hari kita tetap menjaga jarak dari pergaulan orang-orang yang selalu berbuat dusta dan kelompok waton suloyo atau orang yang selalu menjelek-jelekkan orang lain atau pemerintah.

Berikutnya, menjahui kerumunan, artinya kita saat sulit seperti saat harus mampu mengendalikan diri untuk membatasi diri dari kegiatan kumpul-kumpul yang tidak ada manfaatnya dan menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan.

Yang terakhir, membatasi mobilitas, artinya jangan melakukan aktifitas yang tidak punya tujuan yang jelas dan menguras tenaga, dana dan pikiran yang akhirnya menimbulkan stres.

“Demikian semoga Gerakan Eling lan Elingke dari Pak Ganjar dan memaknai 5M sebagai upaya batin mampu memompa semangat hidup dan kita tetap optimis bahwa badai pandemi Covid-19 pasti akan berlalu di Bumi Nusantara khususnya di Bumi Blora,” tutupnya. (*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *