BLORA. – Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Japah, bekerjasama dengan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan Kelompok Tani “Sido Asih 10” Desa Pengkolrejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora, Selasa (30/03/21), melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama ulat grayak yang menyerang tanaman jagung di Desa Pengkolrejo.
Gerakan tersebut dilakukan oleh PPL dan POPT sebagai serangan balik guna mengendalikan hama ulat grayak yang menyerang tanaman jagung di desa tersebut.
Hasil pengamatan PPL pada tanaman jagung yang dilakukan sejak Februari lalu mendeteksi adanya serangan hama ulat grayak pada tanaman jagung di Desa Pengkolrejo dengan hamparan yang luas.
Ketika mendapat serangan ulat grayak, mur tanaman jagung berkisar 15- 30 HST (Hari Setelah Tanam), sehingga masih mampu diselamatkan.
Koordinator BPP Kecamatan Japah, Masrikan, S.P. mengatakan, dilakukannya pencegahan dan pengendalian hama ulat grayak pada tanaman jagung semata-mata agar petani tidak mengalami kerugian akibat gagal panen.
“Kami berharap produksi jagung di Kecamatan Japah aman dan produktivitas meningkatkan,” ujarnya.
Petugas POPT Kecamatan Japah Tri Puji Budi Isnawati, S.P. menjelaskan, bahwa pengendalian segera dilakukan agar serangan hama ulat grayak ini tidak semakin meluas.
“Gerdal hama ulat grayak menggunakan insektisida kimia dengan bahan aktif fenvalerat 10 %,” kata perempuan yang akrab dipanggil Bu Isna itu.
Sementara itu Ketua Gapoktan Kecamatan Japah Yusuf Nurbaidi yang juga ikut serta dalam kegiatan Gerdal sangat mengapresiasi BPP dan petugas POPT Kecamatan Japah yang telah melaksanakan gerdal hama tanaman jagung di Poktan “Sido Asih 10 “.
“Saya berharap kegiatan Gerdal hama seperti ini bisa dilaksanakan di semua wilayah Kecamatan Japah yang terserang hama ulat grayak pada tanaman jagung. Agar petani di Kecamatan Japah bisa mendapatkan hasil panen yang maksimal,” ujar pria yang biasa dipanggil Mbah Yus itu.
Ulat grayak merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman jagung, ulat ini tidak berbulu dan biasa disebut petani sebagai ulat tentara karena menyerang dengan populasi tinggi.
Siklus hidup ulat grayak dapat berlangsung dari 32 – 46 hari dari fase telur sampai fase imago (dewasa). Ulat grayak biasa menyerang pada malam hari, sedangkan pada siang hari ulat bersembunyi di dalam tanaman atau dalam tanah.
Gejala serangan hama ini antara lain daun tanaman jagung rusak, berlubang tidak beraturan dan daun menjadi gundul pada serangan hama yang sudah parah, serangan hama ulat grayak pada permukaan atas daun atau pucuk tanaman jagung ditemukan kotoran seperti serbuk gergaji,daun menjadi gundul pada serangan hama yang sudah parah.
Bahkan pada kerusakan berat sering kali menyebabkan daun tanaman tersisa tulang daun dan batang tanaman jagung, daun yang tidak tersisa menjadikan jagung tidak berbuah. (*)