BLORA. – Persatuan Wredatama Rapublik Indonesia (PWRI) Kabupaten Blora menyampaikan apresiasi kepada Bupati Blora Djoko Nugroho yang telah mengakhiri masa jabatannya, Rabu (17/2) lalu.
Djoko Nugroho menja-bat bupati Blora dua periode yakni 2010-2015 dan 2016-2021 bersama wakilnya H. Abunafi (2010-2015) dan H. Arief Rohman (2016-2021).
“Kami mengucapkan selamat dan memberi apresiasi positif kepada Bupati Blora, karena ha-ri ini, Rabu wage 17 Fe-bruari 2021 merupakan hari yang bersejarah dan monumental, hari terakir menjabat Bupati Blora,” kata Ketua PWRI Blora Bambang Sulistya, di Blora, Rabu (17/2) lalu.
Menurut Bambang Su-listya, Djoko Nugroho telah dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude karena banyak karya-karya yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Bumi Samin, Blora. Bahkan dinilai juga telah mewariskan ide cerdas untuk mewujudkan New Blora (Blora Baru)
“Mudah-mudahan ide itu ke depan akan terwujud. Pak Kokok (sapaan Djoko Nugroho) juga dikenal sebagai budayawan yang sangat peduli dengan kaum seniman dan selalu membangkitkan semangat juang agar tetap optimis di saat pandemi COVID-19,” kata Bambang Sulistya.
Bahkan mewajibkan setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) memakai baju samin pada hari dan minggu tertentu serta memberikan salah satu nama gedung yakni Samin Surosentiko.
“Dalam meningkatkan keimanan telah merehab secara totalitas Masjid Agung Baitunur yang makin berwibawa walau-pun belum tuntas. Beliau juga dekat dengan masyarakat terutama wong cilik karena budaya kepyur (berbagi) yang sering dilakukan ketika terjun di masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu untuk menarik wisata dan investasi, Ketua PWRI Blora yang juga mantan Sek-da Blora, menilai Djoko Nugroho telah memproklamasikan tagline “Dolan Blora” karena di Blora ada potensi yang bisa ditawarkan dan di-promosikan kepada masyarakat di dalam dan di luar kabupaten Blora.
“Potensi itu terkan-dung dalam akronim PARIS VAN BLORA,” ucapnya.
PWRI Blora juga menilai Djoko Nugroho menjadi teladan dalam mengendalikan Virus Corona di Kabupaten Blora.
“Telah ditunjukan sebagai contoh nyata pada hari Senin, 25 Januari 2021 saat vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Blora menjadi orang pertama kali yang mau divaksin,” ungkapnya.
Padahal, lanjut Bam-bang Sulistya, pada saat yang sama kakak kandung bupati sendiri ya-itu Djati Walujastono, meninggal dunia akibat virus COVID-19. “Demikian rekaman catatan saya tentang kiprah Bupati Blora,” tutup Bam-bang Sulistya. (*)