Halalbihalal IPPK Blora Dihadiri Kepala Dinas Pendidikan

.-

Acara halalbihal keluarga besar Insan Purnakaryawan dan Kebudayaan () , Rabu (17/5/2023) berlangsung dalam suasana kekeluargaan, guyuban, dan ceria penuh kebahagian.
Acara yang dihelat di salah satu tempat Taman Sarbini Blora itu dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora (mewakili bupati), ketua Kabupaten Blora, para penasihat IPPK, pengurus IPPK kabupaten dan seluruh ketua IPPK kecamatan.
Menurut ketua panitia halalbihalal Hj. Dwi Puji Rahayu yang merupakan mantan anggota Blora mengatakan, bahwa penyelenggaraan kegiatan halalbihalal didasarkan pada kerja IPPK 2023 dan hasil rapat pleno pengurus yang bertujuan untuk meningkatkan tali silaturahmi dan menciptakan kerukunan serta kebersamaan.
Kemudian ketua IPPK H. Suparjan dalam sambutannya mengukapkan para pengurus IPPK Kabupaten dalam upaya membentuk kepengurusan yang baru ditingkat kecamatan dan mempromosikan keberadaan serta manfaat mengikuti IPPK kepada calon anggota.
Walapun dengan keterbatasan dana namun dengan spirit yang tinggi ternyata mampu membuahkan hasil.
Terbukti pada awal 2023 jumlah anggota 1.524 orang saat ini anggota IPPK di seluruh kabupaten Blora sudah mencapai 1.879 orang. Ia siap mensukseskan program pendidikan di Kabupaten Blora.
Pihaknya juga mohon pentujuk dan kebijakan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora terhadap dukungan pendanaan untuk IPPK.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora H. Aunur Rofiq, mengawali sambutan menyampaikan permohonan maaf atas ketidak hadiran Bupati karena adanya kesibukan kedinasan sehingga ia diminta untuk mewakilinya.
Ia merespon positif atas usulan untuk mendapatkan dukungan dana operasional bagi kegiatan IPPK. Selanjutnya ia menyampaikan persoalan ATS (Anak Tidak Sekolah) yang perlu mendapat perhatian dan dukungan semua pihak termasuk IPPK melalui program gerakan kembali sekolah.
“Untuk itu Pemerintah Daerah telah mengeluarkan pintar dan menjalin kerja sama dengan untuk mendukung program tersebut,” ucapnya.
(mantan Sekda Blora) selaku sesepuh dan Ketua diminta untuk memberikan wawasan dan motivasi agar para pengurus IPPK memiliki semangat juang dalam pengabdian di masyarakat. Apalagi sebagian pengurus dan anggota IPPK juga ikut di PWRI.
“Karena nuansa para pengurus IPPK mayoritas berasal dari Dinas Pendidikan maka saya sampaikan sebuah akronim S3 kalau di dunia pendidikan jenjang doktor namun disini akronim tersebut merupkan sikap mental positif yang sangat bermanfaat untuk mendukung karya pengabdian di masyarakat,” tuturnya.
S1: Semangat untuk selalu mereformasi diri agar dapat mengikuti perkembangan zaman yang saat ini sudah memasuki era digital.
Saat ini sedang marak Flexing, yaitu budaya pamer yang bisa menimbulkan kecemburan di masyarakat. Mengingat yang dipamerkan kemewahan dan semangat hendonisme.
“Namun saya mengajurkan kepada para untuk pamer 6A: Awak , Akeh kancane, Atine seneng, Awet uripe, Ana gunane dan Ajek ibadahe agar aura positif tersebut menjadi motivasi diri dalam mengh adapi kehidupan,” ujarnya.
Disamping itu, Bambang Sulistya mengajak untuk memupuk dan memelihara semangat silaturahmi agar membuahkan manfaat bagi kehidupan kita utamanya hidup akan berkah, rejeki melimpah dan umur akan bertambah panjang.
Apalagi saat ini memasuki orang suka bersilaturahmi pasti memiliki peluang besar kalau yang bersangkutan mengikuti menjadi wakil rakyat pasti akan jadi.
S2: Sumeleh secara sederhana adalah sikap untuk menerima realita kehidupan tanpa tedensi dan menerima tanpa pretensi, sering sumeleh dimaknai dengan istilah nrimo ing pandum yang merupakan sikap menerima semua pemberian apa adanya dari Tuhan Yang Maha Pemurah dengan penuh rasa syukur dan menghindari sikap suka ngeluh/sambat dan tidak puas.
Konsep nrimo ing pandum dalam agama Islam berarti tawakal adalah sikap mental menerima atas apa yang ditakdirkan oleh Allah.
Kalau sumeleh dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari hari kita bisa menyembuhkan penyakit hati yang sedang di masyarakat,yaitu Melihat orang senang jadi sedih dan melihat orang sedih jadi seneng.
S3 : Sedekah/berbagi/kepyur jadikan kebutuhan hidup sehari hari. Mulai dari hal kecil, dari dirinya sendiri dan mulai saat ini budayakan senyum kepada siapapun, kapanpun dan dimanapun kita berada.
Karena senyum merupakan sedekah yang paling mudah dan akan menghadirkan hormon kebahagian dan meningkatkan diri alias menambah sehat walafiat. Disisi lain ada ungkapan siapa yang suka sedekah/berbagi/kepyur bakal mujur dan makmur.
Sementara kegiatan disampaikan oleh KH Nurkholis. Ia mengawali tausiahnya dengan ungkapan syair lagu jawa Suwe ora jamu, jamu pisan godong telo suwe ora ketemu ketemu pisan ojo gelo.
Ungkapan tersebut sebagai wujud kerinduan para peserta setelah hampir tiga tahun fakum tidak melaksanakan kegiatan halalbihal karena adanya Covid-19.
Ia menjelaskan pentingnya menyelenggarakan kegiatan halabihalal dan hikmah yang diperoleh ketika menyelenggarakan kegiatan halalbihal bagi umat yang beriman.
Selain untuk membangkitkan semangat untuk bersilaturahmi,kegiatan halalbihal juga menjadi perekat kerukunan,kekeluargaan dan kebersamaan serta untuk memperoleh siraman spiritual.
Disamping itu juga dapat dijadikan ajang untuk menumbuhkan semangat toleransi dan solusi permasalahan yang sedang dialami oleh masyarakat.
Ia memberikan saran kepada para peserta halalbihalal agar dalam pergaulan hidup dimasyarakat untuk bisa belajar ilmunya padi makin tua makin merunduk dan makin berisi.
Diingatkan ada ungkapan bijaksana, Hidup dengan ilmu menjadi mudah,hidup dengan seni menjadi indah,hidup dengan agama menjadi terarah dan hidup dengan olah raga menjadi gagah. (*).

Baca Juga:  Desa Pengkoljagong - Jati Dicanangkan Menjadi Kampung Pancasila