Tutupi Kasus Ledok, Dirut BPE Mengaku Diperas Wartawan

“Kemarin kedatangan perwakilan , dipimpin oleh Habibie Nasution. Memaksakan minta atensi 50 juta untuk sarana, prasarana kantor sekretariatnya (total proposal 300 jt-an), jika tidak dikabulkan akan memberitakan ke media. Kami lanjut melakukan rapat dengan PPMSTL membahas hal ini… dengan pertimbangan banyak hal maka disepakati direalisasikan.” Itu kalimat dalam WA yang disampaikan Tri Harjianto kepada atasannya ketika masih menjabat Dirut .

***

Aroma busuk pengelolaan di kawasan Ledok Kecamatan , tiba-tiba menyebar keluar. Hal itu setelah screenshott WA Direktur Utama PT. Patra (BPE), Tri Harjiyanto kepada direksi tersiar melalui Cerita Dari Blora (CDB), akhir April lalu. Dalam WA tersebut Tri mengaku telah didatangi sekelompok wartawan yang minta uang Rp 50 juta. Dan jika tidak dikabulkan, mereka mengancam akan mengungkap kasus Ledok.
Kepada awak media Tri mengakui bahwa WA itu memang dirinya yang membuat. “Ya, itu sebagai laporan internal direktur kepada komisaris,” ujarnya.
Tri juga mengaku, bahwa pemberian sejumlah uang tersebut memang soal kasus yang jadi tambang di . “Ya, soal sumur minyak di Ledok,” tambahnya.
Namun ketika ditanya kasus apa yang terjadi di Desa Ledok, Tri enggan menjelaskan kepada wartawan.
Komisaris PT. BPE Blora Lilik Sugianto ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan, sebenarnya tidak ada kasus yang krusial di dalam tubuh BPE. Terkait kiriman screenshot potongan WA di Grup CDB Lilik menegaskan, bahwa itu semua itu sebagai pembelajaran bersama.
“Kalau ada yang menyalahi aturan pasti kita sudah ditangkapi, Mas. BPE mampu berkontribusi Rp 1,2 M pada Tahun 2022, BPE jangan diintimidasi biar ada investor yang masuk ke sini,” ujar Lilik, Senin (1/5/2023).
Kepada wartawan, Bupati Blora Arief Rohman menyampaikan, bahwa buntut kisruh BPE selama kepemimpinan Tri Harjianto, pada Kamis, 4 Mei lalu telah digelar RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) PT. BPE. “Point ketiga hari ini yakni membahas tentang pengunduran diri Pak Tri,” ujarnya kepada awak media. (*)

Baca Juga:  Dibangun dengan Anggaran Rp 4,8 Miliar, SRG di Kedungtuban Mangkrak