BLORA.-
Ada yang berbeda dalam penyelenggaraan halalbihalal Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora, Jateng yang diselenggarakan pada Rabu (10/5/2023). Kegiatan halalbihalal yang dilaksanakan di rumah pribadi ketua PWRI Kecamatan Bogorejo H. Suliman, itu juga diikuti pengurus dan anggota Ikatan Purnakaryawan Pendidikan dan Kebudayaan (IPPK).
Peristiwa langka ini bisa terlaksana karena H. Suliman selain ketua PWRI juga merangkap jabatan sebagai ketua IPPK Kecamatan Bogorejo.
“Pada saat IPPK lahir 1973 namanya Ikatan Purnakaryawan Pendidikan dan Kebudayaan, namun sejak 2020 berubah menjadi Perkumpulan Insan Purnakaryawan Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Suliman.
Suasana kegiatan halalbihalal gayeng, guyub rukun, suka cita dan penuh rasa kekeluargaan.
Dalam sambutannya H. Suliman menyampaikan bahwa kegiatan halalbihalal sengaja dihadirkan peserta dari PWRI dan IPPK sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat kebersamaan, kerukunan dan persaudaraan di antara para peserta yang sama sama sudah purna tugas.
Karena PWRI adalah wadah organisasi dari seluruh para pensiunan ASN/Pegawai Negeri, tetapi kalau IPPK anggotanya hanya berasal dari para pensiunan Dinas Pendidikan. Sehingga sangat logis kalau dari segi pengembangan anggota PWRI bisa berkembang pesat.
Pada saat H. Suliman diberi amanah tahun 2021 anggota PWRI Kecamatan Bogorejo hanya 30 orang kini sudah mencapai 84 orang anggota PWRI.
Berbagai aktivitas yang telah dilakukan oleh pengurus PWRI selama ini selain pertemuan rutin dalam memberikan semangat kepada anggota agar tetap berkarya nyata untuk menjadi manusia yang bermanfaat melaluhi kegiatan pengabdian di masyarakat, juga dilaksanakan kegiatan senam kesegaran jasmani bersama forkompicam bertempat di halaman kantor kecamatan.
Bahkan untuk mewujudkan anjuran Gubernur Jateng agar para wredatama dapat melaksanakan Program BS (Bahagia Sehat), maka setiap tiga bulan sekali secara gotong royong diselenggarakan kegiatan wisata mandiri ke objek wisata baik didalam daerah maupun diluar Kabupaten Blora.
Satu jurus yang diterapkan oleh H.Suliman dalam mengembangkan anggota PWRI, yaitu dengan rajin bersilaturahmi dan memberi seragam gratis bagi angota yang baru masuk.
Ketua PWRI Kabupaten Blora H. Bambang Sulistya memberi apresiasi positif atas terselenggara kegiatan halalbihalal dengan model kolaborasi antara PWRI dengan IPPK secara harmonis dan penuh nuansa kebahagiaan.
Bahkan kalau dikaitkan dengan tahun politik halalbihal kali ini termasuk bentuk Koalisi Wreda Mustika yang bisa menjadi perekat kerukunan para Purna Tugas di Bumi Samin Blora.
“Saya juga memberikan semangat kepada para peserta yang hadir agar para pensiunan tidak lagi terjebak oleh berita-berita yang membuat suasana kurang kondusif dan menakutkan,” tutur Mantan Sekda Blora itu.
Tentang cuaca panas yang akhir-akhir ini dirasakan oleh seluruh warga masyarakat Indonesia. Bahkan ada berita hoaks yang sudah beredar bahwa Indonesia akan dilanda gelombang panas (Heatwave) seperti yang tengah tejadi di Negara Asian lainnya Thailand, India, Bangladesh, Myanmar, Tiongkok dan Laos.
Namun menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan suhu panas yang terjadi saat ini di wilayah Indonesia merupakan fenomena alam dari gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.
Sehingga potensi suhu panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama tiap tahunnya.
Ia memastikan bahwa Indonesia tidak sedang dilanda gelombang panas.Ada beberapa tip atau iktiar yang disarankan oleh Kementrian Kesehatan RI kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap paparan cuaca panas dengan upaya sebagai berikut.
Pertama, minum air putih yang banyak tak menunggu haus dan jangan minum air dingin. Kedua hindari minuman berkafein, berinergi, alkhohol dan minuman terlalu manis. ,
Ketiga, hindari kontak matahari secara langsung dan lebih baik menggunakan topi atau payung Keempat, pakailah baju yang berbahan ringan dan longgar, hindari memakai baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas.
“Teladan memakai baju putih ala bapak Joko Widodo bisa ditiru,” kata Bambang Sulistya.
Kelima, hindari keluar ruang antara jam 11.00 hingga 15.00. Keenam jangan meninggalkan siapapun di dalam kendaraan kondisi parkir baik dengan cendela terbuka maupun tertutup. Ketujuh, gunakan sunscreen 30 SPF pada kulit yang tidak tertutup baju.
Selanjutnya Bambang Sulistya mengingatkan barang kali suhu PANAS sebagai pepeling atau tanda-tanda alam dari pemilik langit agar umat manusia semakin hati-hati dan waspada dalam menghadapi realita kehidupan.
Bahkan jadikan PANAS sebagai akronim yang memberikan spirit agar manusia makin taqwa.
Dengan memaknai, P: Pengendalian diri tetap menjadi kunci utama dalam pergaulan hidup sehari hari.Baik dalam bersikap,berucap maupun bertidak jangan lepas kendali. Apalagi di tahun politik semua hal bisa digoreng menjadi kegaduan baru.
“Ingat orang yang mudah bersumbu pendek dapat dipastikan bisa menimbulkan dampak buruk baik bagi diri sendiri maupun kepada orang lain,” jelasnya.
Sehingga sudah saatnya mulai saat ini kita stop untuk menebar berita hoaks, fitnah dan provokasi yang menyebapkan perpecahan umat.
Kemudian, A: Aktif untuk melakukan kiprah yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Termasuk aktif dalam bersilaturahmi kepada kaum lemah yang saat ini sangat mengharapkan perhatian dan bantuan kita.
N: Netralitas dan niat baik tetap harus dijaga dalam membangun komunikasi dengan sesama umat. Tebarkan semangat kasih sayang, kekeluargaan dan kerukunan agar harmonisasi kehidupan di masyarakat makin damai dan kondusif.
Berikutnya, S: Sedekah/berbagi/Kepyur jadi kebutuhan hidup. Parikan atau patun ala Blora “menyang Blora numpak sepur sopo sing pingin mulyo kudu wani kepyur” (Pergi ke Blora naik kereta api siapa yang ingin sejahtera harus berani berbagi) jadikan motivasi diri dalam kehidupan sehari hari.
Jangan diplesetkan karena tahun ini tahun politik menjadi menyang Mblora numpak sepur sopo sing pingin golek bolo kudu wani kepyur (Pergi ke Blora naik kereta api siapa yang ingin mendapat suara harus berani keluar dana).
“Ingat ada ungkapan sejatinya kebahagian hidup itu akan terwujud kalau kita mampu berbagi setulus hati kepada orang orang yang belum beruntung,” jelasnya.
Sementara sambutan Ketua IPPK Kabupaten Blora H.Suparjan yang juga pengurus PWRI Kecamatan Kunduran menyampaikan ucapan terimakasih atas terwujudnya sinergitas antara Pengurus PWRI dan Pengurus IPPK.
Sehingga bisa dilaksanakan kegiatan halalbihal yang bersejarah dan mampu membangun perekat kerukanan diantara para Wredatama.
Ia menjelaskan bahwa para purna tugas yang bergabung di IPPK yang merupakan para pensiunan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan baik Guru maupun karyawan yang setiap bulan dilatih kepyur dengan menyisihkan dana sebesar Rp30 ribu per orang dan nanti kalau meninggal dunia mendapat uang kematian sebesar Rp 17.200.000 per orang.
“Itulah daya tarik manfaat ikut sebagai anggota IPPK,” jelasnya.
Disamping itu bagi yang beragama Islam kalau meninggal dunia dibacakan Al-Qur'an oleh seluruh anggota.
Karena menurut H. Suparjan, di alam kubur Al-Qur'an sebagai penghibur, di Sirot sebagai penerang dan Surga sebagai sahabat.
Ada motivasi bagi para pensiunan bahwa ternyata para Wredatama itu sekarang mudah untuk mendapatkan uang hanya dengan cara gedak-gedek, memanggut- manggut, mengerdipkan mata dan berucap dengan hurap A dana pensiun sudah bisa dicairkan.
Selanjutnya siraman rohani disampaikan oleh KH Nur Aini. Ia menjelaskan bahwa Fase kehidupan manusia ada lima fase, yaitu alam ruh, alam rahim, alam dunia, alam kubur dan alam akhirat.
Fase di dunia sangat menentukan dalan perjalanan ke fase berikutnya sehingga perlu mendapatkan perhatian yang utama.
Mumpung kita masih diberi kesempaten di fase ke tiga berbuatlah terbaik dengan melaksanakan perintahNya dan meninggalkan Larangan-Nya.
Ia juga mengingatkan bahwa manusia itu diciptakan dalam bentuk sebaik baiknya sebagaimana yang tersurat dalam Al-Qur'an Surat At Tin ayat 4, sehingga manusia memiliki potensi besar untuk memberi kemanfaatan alam semesta. Jangan menjadi manusia yang justru akan merusak dan merugikan lingkungan hidup.
Disamping itu Ia mengukapkan mumpung kita masih hidup hendaknya kita harus berbakti kepada orang tua. Karena berbakti kepada orang tua atau Birrul walidain itu hukumnya wajib sesuai yang dijelaskan dalam Al-Qur'an surat An Nisa ayat 36.
Halalbihalal diakhiri dengan bersalam salaman dan makan bersama dengan menu ala empat sehat lima sempurna. (*)