Wredatama Blora Antusias Praktik Pembuatan Eco Enzym

.-

Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia bagi pengurus tingkat kecamatan, kelurahan dan kabupaten, Persatuan Wredatama Republik Indonesia () , Kamis (5/1/2023) menggelar praktik pembuatan Eco Enzym di ruang pertemuan kantor .
Antusias dan semangat para wredatama dalam mengikuti kegiatan, tak lepas dari motivasi yang disampaikan oleh Ketua PWRI Kabupaten Blora yang pada kesempatan itu menyampaikan ungkapan bijak dari almarhum Prof Dr.Fuad Hassan, tokoh Indonesia yang pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Era Presiden Soeharto, yaitu, “Karya Lebih Unggul dari pada Gaya dan Lebih Unggul dari pada Gengsi”.
Tidak hanya itu, Bambang Sulistya juga memberikan contoh spirit dari orang bijak yang bernama Confusius, bahwa orang yang lebih tinggi bertindak sebelum dia berbicara dan setelah itu berbicara sesuai tindakannya.
“Berbagai ungkapan tersebut kiranya sangat pantas apabila kita sosialisasikan saat ini ketika orang orang cenderung suka mengobral kata-kata dan mudah menebar janji,” ujarnya.
Sehingga, sebagai upaya untuk mengadakan peningkatan sumber daya manusia Wredatama dari para pengurus PWRI Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten melalui kegiatan praktik pembuatan Eco Enzym(EE) di ruang pertemuan kantor PWRI Kabupaten Blora.
Kegiatan praktik Pembuatan Eco Enzym tersebut sekaligus sebagai jawaban atau tindak lanjut atas arahan Gubernur Jawa Tengah saat pelaksanaan PWRI Provinsi Jateng beberapa waktu yang lalu, beliau menekankan agar para atau para PNS/ bisa diarahkan dalam berbagai kegiatan yang mampu menciptakan BS ( dan ).
“Ternyata, ketika berlangsung kegiatan pembuatan Eco Enzym telah menciptakan suasana gelak tawa,canda ria,guyub rukun dan penuh dengan antusias untuk bertanya, memahami serta mempraktikan materi yang disajikan oleh nara sumber,” kata Bambang Sulistya.
Bahkan waktu yang dialokasikan semula satu jam membengkak menjadi dua jam. “Saya kaget dan baru pertama kali ini menyelenggarakan kegiatan praktik pembuatan EE bisa menghibur dan gayeng bin ,” ungkapnya.
Adapun yang dihadirkan adalah Pipit Windri Aryati Samgautama Karnajaya selaku Ketua Eco Enzym (EE) Nusantara Blora yang sehari-hari sebagai Ketua DPW atau istri Kepala Dinas PUPR Kabupaten Blora.
Turut hadir pada kesempatan itu para ibu relawan pengembangan Eco Enzym sebanyak enam orang, yakni Puji Suharjo, Damiri, Mukibi, Soberi, Erik Subiyanto dan Edi Jasman, yang berasal dari Perumnas RW V RT 06 dan 09 Kecamatan Blora Kabupaten Blora.
Dalam penyajian materi mengenai pengertian EE manfaat EE, bahan yang diperlukan dan proses pembuatan EE di sampaikan oleh Pipit dengan cara berkomunikasi yang menarik, diselingi joke segar, runtut, jelas dan tuntas sehingga membuat peserta pelatihan terkesima , semangat, penuh perhatian dan merasa terhibur.
Mengawali kegiatan, ia mengenalkan apa itu Eco Enzym. Setelah ditanyakan ke para peserta pelatihan semua yang hadir belum tahu dan baru pertama kali mendengar nama Eco Enzym.
“Pengertian Eco Enzym adalah merupakan larutan zat komplek yang di produksi dari proses fermentasi campuran sisa limbah organik dapur, /molase,dan air dengan perbandingan 3:1:10,” terangnya.
Disampaikannya, Eco Enzym pertama kali ditemukan dan dikembangkan di Negara Thailand oleh Rosukon Poompanvong.
Ia telah melakukan penelitihan lebih dari 30 tahun.Hasil penilitian hanya di peruntukan untuk karya kemanusian dan penyelamatan lingkungan hidup.
Sehingga produk EE tidak boleh diperjual belikan hanya untuk berbagai bagi yang membutuhkan. “Ada yang menyebut Eco Enzym merupakan cairan ajaib karena memiliki segudang manfaat,” terangnya.
Berdasarkan pengalaman pribadi, menurut Pipit, dengan memanfaatkan EE dalam kehidupan sehari-hari ternyata bisa membuat hidup tenang dan makin percaya diri serta semangat untuk berbagai melayani sesama umat makin tinggi.
Sementara itu informasi yang telah dari berbagai sumber menyebutkan ada 15 manfaat dari Eco Enzym di antaranya untuk bahan mengepel lantai,bmencuci piring, mencuci pakaian, membersihkan kamar mandi-mandi dan cuci pangan, mencuci rambut/kramas.
Membersihkan sayur dan buah buahan, membersihkan area dapur, pembersih udara, gosok gigi dan kumur, mengobati luka bakar, membunuh bakteri, mengobati bisul dan luka goresan, pengusir termasuk tikus dan nyamuk, serta untuk .
Bahkan berdasarkan pengalaman para peternakan sapi yang kemarin diserang (Penyakit Mulut dan Kuku) dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit tersebut.
Dalam proses pembuatan EE kemarin seluruh Peserta yang berasal dari 16 kecamatan dan 12 kelurahan dikelompokkan menjadi 15 buah kelompok.
Masing masing kelompok sudah disiapkan satu botol besar berisi air satu liter, satu botol kecil yang berisi molase 100 cc dan bahan sisa organik sebanyak 300 gram berupa kulit buah buahan,dan sisa sayuran, minimal dalam sisa bahan organik mengandung 5 jenis limbah buah buah dan sayuran.
Jenis limbah buah antara lain buah apel, jeruk, mangga, semangka, melon, nanas, alpukat dan jambu.
Sebelum digunakan sisa bahan organik harus dicuci bersih.Sementara air yang digunakan air sumur, air aqua jangan menggunakan air ledeng.
Kemudian untuk bahan molase bisa diganti dengan gula jawa atau gula aren.
Proses pembuatan larutan molase masukan ke botol yang sudah berisi air lalu dikocok agar tercampur,setelah itu baru bahan organik di masukan ke botol yang sudah berisi campuran molase dan air.
Kalau semua bahan organik sudah di masukan maka botol ditutup dengan plastik yang sudah ditusuk tusuk pakai jarum atau penusuk lain untuk keluarnya gas hasil fermentasi.
Botol yang sudah ditutup plastik langsung disimpan diruangan yang tidak terkena mata hari langsung selama satu minggu .Setelah satu minggu botol ditutup pakai tutup botol sampai selama tiga bulan.
Pada saat praktek kemarin setiap Peserta oleh Nara sumber diberi EE satu botol untuk contoh dan oleh oleh atau buah tangan serta mereka juga melakukan kegiatan proses pencampuran sampai tahap akhir sehingga suasana jadi dinamis dan gayeng.
Disamping itu antusias para peserta untuk menularkan ilmu pembuatan EE kepada anggotanya sangat tinggi.Terbukti ketika proses praktik pembuatan selesai berencana akan mengundang narasumber untuk hadir di setiap PWRI Kelurahan dan Kecamatan.
Tentunya langkah kegiatan yang berkontribusi positif dan memiliki nilai manfaat bagi kehidupan dan lingkungan hidup dapat menginspirasi dan memotivasi kepada seluruh eleman masyarakat untuk melakukan gerakan penyelamatan lingkungan hidup dengan menggunakan Eco Enzym.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada ketua Organisasi Eco Enzym Nusantara Blora dan para Relawan yang telah iklas berkorbanan untuk memberi pencerahan kepada para Wredatama mendapat balasan dari langit.
“Semoga untuk berkarya nyata tanpa pamrih kepada masyarakat terus dapat ditingkat mantabkan guna mendukung berkelanjutan,” ucap Ketua . (*).

Baca Juga:  Gandeng Perbankan dan Perusahaan Herbal, PWRI Blora Bagikan Sembako untuk Duafa