Bojonegoro
Sejak diturunkannya berita di Media soal mangkraknya Proyek Hippam di desa Payaman Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro sampai detik ini belum ada pihak yang bertanggung jawab.
Sebelumnya Tim Media telah melakukan konfirmasi ke beberapa pihak diantaranya Kepala Desa Payaman, DPKP Cipta Karya Kabupaten Bojonegoro (Iwan maulana) dan wakil ketua DPRD Kabupaten Bojonegoro (Mitroatin) melalui telpon seluler, akan tetapi sampai berita ini diturunkan kembali mereka belum ada jawaban atau konfirmasi tentang jumlah anggaran dan siapa pihak yang bertanggung jawab atas tidak berfungsinya proyek tersebut.
Jumat (17/6/2022) Tim Media kembali melakukan penelusuran ke Desa Gamongan kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam. Dan Tim berhasil menemui Kepala Desa Gamongan (Kurlan) dan Ketua HIPPAM desa Gamongan (Safuan). Menurut Kepala Desa Gamongan (Kurlan), bahwa sejak dibangun HIPPAM di Desa Payaman tahun 2020 lalu belum pernah difungsikan sama sekali. Padahal pembangunan tersebut menelan biaya yang sangat besar, “khusus untuk desa saya saja yang hanya jaringan masuk, bukan jaringan utama hippam mendapat anggaran sebesar Rp. 651.453.244,00,-“(ujar Kades Gamongan). “Bahkan kami dan Kepala Desa Gamongan sudah berupaya untuk memperbaiki jaringan Hippam agar dapat berfungsi. Dan tidak hanya itu, saya dan Pak Kades juga sudah bolak balik menyampaikan ke Cipta Karya untuk diperbaiki, tapi ya tetap tidak ditanggapi” (sahut Safuan).
Kalau yang Bapak dengar, anggaran pembangunan Hippam untuk 9 desa itu kira kira berapa ya Pak? (Tanya Tim Media). Kalau soal anggaran, saya tidak tahu pasti Mas. Tapi dengar dengar antara Rp. 9 Milyar sampai Rp. 10 milyar“ujar Kades”.
Apa aliran air yang berjalan ini tidak termasuk proyek HIPPAM itu Mas..? (Tanya Media). “Tidak Mas, itu proyek Pamsimas. Dan safuan menjelaskan, “ Karena HIPPAM tidak dapat difungsikan dan kami juga sudah mengeluarkan banyak biaya untuk memperbaiki akan tetapi tetap tidak dapat digunakan, bahkan pipa HIPPAM juga sudah terputus di desa Gading karena pembagunan Jembatan dan tidak disambung kembali.
Kok bisa Kepala Desa membiayai perbaikan, memang ketua Hippam desa lain bagaimana…? (Tanya media)“ saya juga tidak pernah tahu ketua HIPPAM desa lain, maka Kami perbaiki dengan biaya sendiri. Pokoknya tidak jelas lah pengurusnya siapa (ungkap Safuan).
Sampai berita ini diturunkan kembali belum ada pihak yang bertanggungjawab, bahkan Tim Media Selasa (21/6/2022) sempat menemui lagi pihak Cipta Karya (Iwan Maulana) di kantornya, tapi malah disarankan menemui Tim Pelaksana terdahulu (Joko) yang sekarang ada di Pemkab.