“Saya menanam durian di atas lantaipun bisa,” tegasnya dengan penuh percaya diri. Hal ini tidak berlebihan karena dia sebagai pelaku yang lama melakukan penelitian dan proses panjang, sampai berhasil membuktikan hasilnya.
Dia adalah Heriyanto, yang te-lah berhasil membuktikan budidaya durian di Desa Karanggeneng, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora.
Tidak jauh dari Karanggeneng, yaitu di Desa Karangjong, kebun duriannya yang berusia 7 tahun, sudah menghasilkan. Dengan luas tanah sekitar 2 hektar, ada sekitar 250 pohon durian dari berbagai jenis. Dari varian musang king, montong, bawor, sampai yang lokal. Bahkan kebun duriannya dalam 3 tahun terakhir ini sudah menjadi incaran para maniak durian.
“Durian saya ini dikenal dengan durian mahal, tapi tetap diburu dan selalu sold out, tidak tersisa. Bahkan saat ini saya sering menolak pengunjung karena ketersediaan buah,” jelasnya dengan senyum bangga sambil melayani pengunjung menikmati durian.
Hari itu, Minggu 23/1/22 kebetulan ada rombongan pengunjung dari Blora, Cepu, Jawa Timur serta 4-5 pengunjung bermotor, yang memang berniat berkunjung ke kebun PSA Farm ini karena penasaran. Dan hasilnya, memuaskan. Sebanding dengan perjalanan yang masih cukup sulit dijangkau.
Sosok Heriyanto adalah asset bagi daerah. Dia menyediakan diri, siap untuk mengedukasi masyara-kat tentang pertanian, khususnya durian. Tinggal bagaimana sikap Dinas Pertanian dan Pemda.
“Blora bukan habitat durian. Tapi durian bisa hidup di Blora. Kuncinya, treatment dan media ta-nam. Dan prospek ke depan, masih sangat menjanjikan,” tambahnya optimis.
Melihat sepak terjang Heriyanto yang latarbelakangnya justru teknik mesin UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) ini, patut di-jadikan inspirasi. Meski orang lebih banyak melihat hasil buah duriannya saat ini, tanpa melihat proses jatuh bangunnya yang panjang dan menantang. (*)