Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Blora, Kamis (28/10/2021) menyelenggarakan Diklat Petani milenial berbasis Information Tecknology (IT).
Acara yang berlangsung di ruang pertemuan dinas setempat diselenggarakan bertepatan dengan peringatan ke-93 Hari Sumpah Pemuda.
Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah mantan Kepala Dinas Pertanian yang juga mantan Sekda Blora, Bambang Sulistya.
Mengawali pertemuan, Bambang Sulistya, menyampaikan sebuah ungkapan dalam situasi sulit seperti saat ini.
“Kalau kita akan ingin tetap eksis sebagai petani milenial yang man-diri dan sukses harus memiliki tekad untuk menjadi petani tangguh dan tahan uji yang tidak lekang karena panas dan rapuh karena hujan,” ungkap-nya.
Untuk mewujudkannya perlu ditumbuhkan sikap mental positif berwirausaha dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkup rumah tangga maupun di masyarakat.
Dikatakannya, ada tujuh suku kata yang terangkum dalam Akronim SIPS ATM yang harus diamalkan.
Dimulai dari huruf (S) Semangat, artinya dalam kehidupan saat ini kita semua harus memiliki semangat yang membara jangan larut dengan keadaan yang ada.
Karena sesungguhnya hasil karya seseorang sangat ditentukan oleh semangat yang dimilikinya.
Kemudian (I) Ide, sebagai petani milenial mestinya memiliki idealisme dan ide-ide cerdas serta kreatif dalam pengelolaan usaha tani mereka agar memberikan peningkatan kesejahteraan.
Mulai dibiasakan dalam setiap pengembangan usaha tani sudah dijalin kemitraan dengan pihak lain yang mampu menampung hasil panen.
“Mulai juga dirintis penguasaan informasi dan pemasaran secara online,” ucapnya.
(P) Peluang, artinya dalam berusaha tani harus selalu berikhtiar un-tuk mencoba menangkap berbagai peluang-peluang yang mampu meningkatkan pendapatan usaha tani, baik dalam mengadopsi teknologi penggunaan benih, pupuk maupun dalam pengendalian hama dan penyakit.
Berikutnya, (S) Siap, dimasudkan dalam ber-usaha tani, petani harus siap berani menerima dan mengambil risiko kegagalan usaha baik karena faktor human error, bencana alam, harga panen jatuh maupun karena serangan hama penyakit.
(A) Amati artinya untuk mewujudkan pengembangan usaha tani yang baru dan prospektif, diharapkan para petani milenial dapat melakukan upaya pengamatan di tempat pengembangan usaha tani yang berhasil.
Langkahnya bisa melakukan studi literatur, anjang sana, uji demplot, studi banding maupun dengan cara magang di tempat usaha tani andalan yang sudah sukses.
(T) Tiru, merupakan langkah lanjutan setelah meyakini bahwa hasil pengamatan yang telah dilakukan akan memberikan jaminan keberhasilan.
Sedangkan (M) Modifikasi, artinya upaya untuk mengadopsi dari suatu usaha tani, contoh untuk dilakukan perubahan dan penyempurnaan guna meningkatkan kwantitas dan kwalitas produk yang akan dihasilkan sehingga bisa menjadi identitas baru dalam berusaha tani.
Terkait dengan sumpah pemuda dirinya mengingatkan pesan Presiden Soekarno, “Beri aku 1000 orang tua akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia.” (*)