Latihan Mengendalikan Nafsu Melalui Puasa Ramadhan, Bisa Menumbuhkan Kepekaan Sosial

Korandiva – .- Berpuasa di bulan adalah perintah dari Allah agar manusia menjadi takwa (QS Al Baqarah: 183).
“Berpuasa tidak sekadar menahan diri dari makan minum dan berhubungan suami isteri di siang hari, tetapi lebih dari itu,” tutur Ir. H. , M.MA, saat menyampaikan pesan kebaikan dalam kuliah tujuh menit (kultum) kepada di , Perumnas Blora, usai salat Subuh, Jumat (14/3/2025).
harus dapat mengendalikan diri dari berbagai nafsu yang ada pada diri manusia sehingga mampu menumbuhkan kepekaan .

H. Bambang Sulistya mengungkapkan Ramadan 1446 H/2025 M bagi dirinya adalah bulan yang keren dan mulia karena menjadi bulan yang utama untuk berlomba lomba dalam kebaikan dan membangkitkan kedermawanan umat Islam.
“Sehingga saya bersyukur kepada Allah Yang Maha Pemurah, seusai salat Subuh berjamaah diberi amanah untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan atau kuliah tujuh menit (kultum) kepada jemaah di masjid Nurul Falah Blora,” jelasnya.

Ia menyebut, “Puasa Ramadan menumbuhkan kepekaan sosial” menjadi judul Kultumnya.
Disampaikan lebih lanjut, menurut pitutur orang bijak dari jawa nafsu dalam diri manusia ada empat jenis, yaitu Nafsu Lauwamah adalah nafsu biologis makan,minum dan seksual.
Nafsu Supiah adalah nafsu duniawi kecintaan terhadap kedudukan/ , kekayaan dan kecantikan.
Nafsu amarah yang dikenal emosional dan mudah bersumbu pendek.
Nafsu Mutmainah adalah nafsu bersifat positif dan selalu ingin berbuat kebaikan.

Baca Juga:  Modus Janjikan CPNS, Seorang Wanita di Blora Terancam Pidana 4 Tahun Penjara

“Ingat nafsu itu ibaratnya api, sangat bermanfaat bila dapat dikendalikan dengan baik,” tuturnya.
Oleh karena itu janganlah terlintas kesan di benak kita bahwa puasa seolah-olah hanya sebagai rutinitas tahunan yang tak memiliki pengaruh apapun kepada kebaikan diri sendiri dan masyarakat.
Puasa harus menjadi sarana untuk menjadi pribadi yang takwa dan menginspirasi hidup mereka secara lebih baik lagi sebagaimana kisah metamorfosis kupu-kupu dari telur-ulat- kepompong- kupu kupu.
Ada perubahan, ada peningkatan dan ada kemanfaatan.
Sehingga tepat kiranya ketika sedang menjalani ibadah puasa selalu memotivasi diri dengan ungkapan, “Aku tidak ingin jadi budak nafsu dalam diri kita sendiri”.

Seperti yang diungkapkan Nyai Ontosoroh dalam Buku Bumi Manusia Karya : Aku tidak ingin jadi budak di negeri sendiri. Kemudian pengertian kepekaan sosial adalah kemampuan seseorang untuk memahami, merasakan dan merespon keadaan orang lain dan lingkungannya.

Adapun yang melandasi umat untuk memacu diri menumbuhkan kepekaan sosial adalah Surat Al Maidah ayat 2.
Allah berfirman, “Dan tolong-menolong kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa,dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa”.
Hadis Riwayat Al Hakim, “Barang siapa yang tidak peduli terhadap kaum muslimin,maka ia bukan termasuk golongan mereka”.
Selanjutnya bentuk-bentuk kepekaan sosial yang dapat dilakukan dalam bulan Ramadan di antaranya:melakukan sedekah, zakat, dan infak.
Selalu menjaga secara aktif dengan melaksanakan solat wajib berjamah, tarawih dan tadarus Al Qur'an.
Berbuat baik kepada siapapun dan membantu orang yang kurang beruntung.
Menumbuhkan semangat saling memberi manfaat dan saling menghargai,saling menghormati serta menumbuhkan rasa aman.

Baca Juga:  Musrenbang di Kecamatan Randublatung Bahas RKPD Tahun 2026

Sementara kepekaan sosial juga akan memberikan nilai yang sangat bermanfaat bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Yakni meliputi, menumbuhkan empati dan solidaritas antar sesama umat.
Membangun hubungan yang harmonis, menghindari konflik dan menciptakan suasana kondusif, damai penuh dengan tenggang rasa serta membangun semangat saling asah,asuh dan asih.

Guna memantapkan kepekaan sosial dalam menjalani kehidupan kehidupan sehari hari hendaknya dapat mengupayakan sikap-sikap berpikir positif. Yaitu, amalkan pesan moral lupakan perbuatan baik yang pernah dilakukan kepada orang lain dan lupakan pula perlakukan yang kurang baik yang pernah diterima dari orang lain.
Selalu berusaha menjadi pendengar yang baik dan berikhtiar untuk selalu menempatkan diri sendiri pada posisi orang lain.

“Ada untuk para jemaah Nurul Falah. Bertamasya ke Gua Terawang , Berangkatnya naik mobil sedan,Tingkatkan amalan ibadah di bulan Ramadan, Insya Allah hidup penuh keberkahan,” pungkasnya.
Selesai kultum dibagikan “” untuk para peserta tadarus di masjid Nurul Falah. (*)